Posts

Sayap Seperti Merpati

Senin, 13 Februari 2012

Baca: Mazmur 55:5-23

Pikirku: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang.” —Mazmur 55:7

Daud mendesah, “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang” (Mzm. 55:7). Kalau saya, saya akan mendirikan sebuah pondok di Sawtooths, atau menetap saja di suatu menara pengawas kebakaran. Ketika beban hidup menimpa saya, saya pun mendambakan untuk terbang pergi dan mencari tempat yang tenang.

Daud menuliskan secara terbuka tentang keadaannya: Kekerasan, penindasan, dan pertengkaran mengepungnya dari semua sisi, akibat hasutan seorang teman dekat yang mengkhianatinya (55:9-15). Kengerian maut, rasa takut dan gentar, serta perasaan seram meliputinya (ay.5-6). Tidak mengherankan bukan, jika ia ingin terbang jauh?

Namun, mustahil baginya untuk melarikan diri. Daud tidak dapat menghindari apa yang terjadi padanya. Ia hanya dapat menyerahkan keadaannya kepada Allah: “Tetapi aku berseru kepada Allah, dan Tuhan akan menyelamatkan aku—Di waktu petang, pagi dan tengah hari aku cemas dan menagis; dan Ia mendengar suaraku” (ay.17-18).

Apa pun keadaan kita—beban pelayanan yang berat, pernikahan yang bermasalah, pengangguran, atau kesepian yang mendalam—kita dapat menyerahkan semua itu kepada Allah. Dia telah mengangkat beban dosa kita; bukankah Dia akan mengangkat juga beban kesedihan kita? Kita telah mempercayai-Nya untuk menyelamatkan jiwa kita; bukankah kita dapat mempercayakan keadaan-keadaan kita saat ini kepada-Nya? “Serahkanlah kuatirmu kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara engkau” (55:23). —DHR

Adakah beban membuat kau penat?
Salib yang kau pikul menekan berat?
Hitunglah berkat-Nya, pasti kau lega,
Dan bernyanyi t’rus penuh bahagia! —Oatman

(Buku Lagu Perkantas, No.120)

Karena Allah mempedulikan kita, kita dapat menyerahkan kecemasan kita kepada-Nya.

Terlindung Batu Karang

Jumat, 27 Januari 2012

Baca: Mazmur 18:31-37

Ya Tuhan, bukit batuku, kubu pertahanku dan penyelamatku. —Mazmur 18:3

Ada kisah tentang seorang pengkhotbah muda bernama Augustus Toplady. Ia sedang berjalan kaki menyusuri pedesaan Inggris ketika tiba-tiba badai melanda daerah itu. Toplady lalu melihat suatu barisan lebar bukit batu yang memiliki celah di mana ia dapat berlindung sampai badai berlalu. Ketika menanti hujan badai mereda, ia merenungkan kaitan antara tempatnya berlindung dengan pertolongan Allah dalam badai kehidupan.

Ia tidak mempunyai kertas untuk menulis, tetapi ia menemukan selembar kartu permainan di dasar gua tempatnya berlindung dan mulai menulis kata-kata untuk himne Rock of Ages (Batu Karang yang Teguh) yang terkenal.

Ditulis di hari penuh badai pada tahun 1775, himne itu menjadi sumber kekuatan bagi banyak orang Kristen hingga saat ini.

Batu Karang yang teguh,
Kau tempatku berteduh.
Kar’na dosaku berat,
Dan kuasanya menyesak,
Oh, bersihkan diriku,
Oleh darah lambung-Mu.
(Kidung Jemaat, No. 37)

Pikirkanlah pergumulan-pergumulan Anda. Apakah Anda membutuhkan tempat untuk berlindung? Apakah Anda memerlukan satu Pribadi untuk melindungi Anda dari serangan badai kehidupan? Apakah Anda membutuhkan jaminan bahwa Anda telah diampuni? Seperti yang dialami Toplady, kita dapat menemukan tempat perlindungan dan jaminan di dalam Allah.

Jangan hadapi badai kehidupan Anda seorang diri. Carilah perlindungan di dalam Allah. Mintalah supaya Dia melindungi Anda. Pastikan bahwa Anda telah menerima pengampunan-Nya. Mendekatlah kepada Batu Karang yang Teguh––tempat perlindungan hidup yang paling aman. —JDB

Ketika dunia di sekeliling Anda runtuh, Allah adalah bukit batu tempat Anda dapat berdiri teguh.