Posts

Pribadi yang Mengerti

Senin, 11 September 2017

Pribadi yang Mengerti

Baca: Yohanes 1:1-18

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;

1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.

1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”

1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;

1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.

1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. —Yohanes 1:14

Pribadi yang Mengerti

John Babler adalah pembina rohani bagi kesatuan polisi dan pemadam kebakaran di lingkungannya di Texas. Sepanjang 22 Minggu masa sabatikalnya, ia mengikuti pelatihan di akademi kepolisian agar dapat lebih memahami beragam situasi yang dihadapi aparat penegak hukum. Dengan menghabiskan waktu bersama para kadet dan mempelajari tantangan-tantangan berat yang dihadapi dalam profesi mereka, Babler belajar untuk semakin rendah hati dan berempati dengan mereka. Kelak, ia berharap dapat lebih efektif dalam melayani para aparat kepolisian yang bergumul dengan perasaan stres, kelelahan, dan kehilangan.

Kita tahu bahwa Allah mengerti segala situasi yang kita hadapi karena Dia menciptakan kita dan melihat segala sesuatu yang kita alami. Kita juga tahu Allah mengerti karena Dia pernah tinggal di bumi dan menjalani hidup sebagai manusia. Dia “telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” sebagai pribadi Yesus Kristus (Yoh. 1:14).

Kehidupan Yesus di bumi mencakup berbagai jenis kesulitan. Dia merasakan teriknya sinar matahari, sakitnya perut yang kosong, dan ketidakpastian sebagai tunawisma. Secara emosi, Yesus menanggung sulitnya pertentangan, pedihnya pengkhianatan, dan ancaman kekerasan yang terjadi terus-menerus.

Yesus mengalami sukacita dari persahabatan dan kasih dari keluarga, sekaligus masalah-masalah terburuk seperti yang kita alami di dunia ini. Yesus datang untuk memberikan pengharapan. Dialah Penasihat Ajaib yang sabar mendengarkan keluh-kesah kita dengan penuh perhatian dan kepedulian (Yes. 9:5). Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat berkata, “Aku pernah mengalami semua itu. Aku mengerti.” —Jennifer Benson Schuldt

Tuhanku, terima kasih karena Engkau begitu peduli kepada kami, hingga Engkau rela merendahkan diri-Mu dan datang ke dunia sebagai manusia.

Allah mengerti segala pergumulan yang kita alami.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 10-12 dan 2 Korintus 4

Artikel Terkait:

Penyertaan Tuhan

Sama Seperti Kita

Kamis, 2 Maret 2017

Sama Seperti Kita

Baca: Ibrani 2:9-18

2:9 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

2:10 Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah–yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan–,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan.

2:11 Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara,

2:12 kata-Nya: “Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat,”

2:13 dan lagi: “Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya,” dan lagi: “Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku.”

2:14 Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;

2:15 dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.

2:16 Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani.

2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.

2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai. —Ibrani 2:18

Sama Seperti Kita

Charles Schulz (1922-2000) adalah pencipta komik Peanuts yang menjadi favorit banyak orang. Dalam upacara untuk mengenang Schulz, seorang teman sekaligus sesama kartunis bernama Cathy Guisewite bercerita tentang rasa kemanusiaan dan belas kasihan yang dimiliki almarhum. “Charles memberikan kepada setiap orang di dunia tokoh-tokoh kartun yang tahu betul apa yang kita rasakan, yang membuat kita merasa tidak pernah sendiri. Charles juga memberikan dirinya sebagai kartunis, dan itu membuat kami merasa tidak pernah sendiri. . . . Ia memberikan semangat kepada kami. Ia menaruh simpati kepada kami. Ia membuat kami merasa bahwa ia sama seperti kami.”

Saat kita merasa tidak ada seorang pun mengerti atau dapat menolong kita, kita diingatkan bahwa Yesus telah memberikan diri-Nya bagi kita, dan Dia tahu persis siapa diri kita dan apa saja yang kita hadapi hari ini.

Ibrani 2:9-18 menunjukkan kebenaran yang luar biasa tentang Yesus yang sepenuhnya menjadi sama dengan manusia selama hidup-Nya di bumi (ay.14). Dia “mengalami maut bagi semua manusia” (ay.9), memusnahkan Iblis yang berkuasa atas maut (ay.14), dan membebaskan “mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (ay.15). Yesus Kristus menjadi sama seperti kita “dalam segala hal . . . supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa” (ay.17).

Terima kasih, Tuhan, karena Engkau telah menjadi sama dengan manusia seperti kami, supaya kami bisa menerima pertolongan-Mu hari ini dan hidup dalam hadirat-Mu selamanya. —David McCasland

Ketakutan dan kekhawatiran apa yang kamu miliki? Bagaimana seharusnya sikapmu terhadap ketakutan tersebut? (1Ptr. 5:6-7). Apa yang Tuhan janjikan akan dilakukan-Nya bagimu? (Ibr. 13:5).

Tiada seorang pun yang lebih memahami kita daripada Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun: Bilangan 26-27; Markus 8:1-21

Artikel Terkait:

Apakah Kamu Takut Gelap?

“Jujur saja, aku takut gelap. Aku tidak menyadari hal ini sebelumnya. Namun, belakangan aku mendapati bahwa ketika malam menjelang, aku merasa ada sesuatu (dan itu bukan anjingku) yang pelan-pelan mendekatiku dan hendak menyerangku.”

Baca kisah Phoebe selengkapnya di dalam artikel berikut.

Juruselamat yang Kekal

Minggu, 29 Januari 2017

Juruselamat yang Kekal

Baca: Yohanes 8:48-59

8:48 Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: “Bukankah benar kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan kerasukan setan?”

8:49 Jawab Yesus: “Aku tidak kerasukan setan, tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak menghormati Aku.

8:50 Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-Ku: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang menghakimi.

8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.”

8:52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.

8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?”

8:54 Jawab Yesus: “Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,

8:55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.

8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.”

8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: “Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?”

8:58 Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”

8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.

Kata Yesus . . . “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” —Yohanes 8:58

Juruselamat yang Kekal

Jeralean Talley meninggal dunia pada bulan Juni 2015 sebagai orang tertua di dunia pada usia 116 tahun. Pada tahun 1995, kota Yerusalem merayakan ulang tahunnya yang ke-3.000. Bagi seseorang, 116 tahun adalah usia lanjut, dan 3.000 tahun merupakan usia yang tua untuk sebuah kota. Namun, masih ada pepohonan yang jauh lebih tua dari semua itu. Sebuah pohon cemara di White Mountains, California, ditetapkan telah berusia lebih dari 4.800 tahun. Itu berarti lebih tua 800 tahun dari Abraham!

Ketika ditantang oleh para pemuka agama Yahudi tentang identitas-Nya, Yesus juga mengklaim telah ada sebelum Abraham lahir. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada,” kata Yesus (Yoh. 8:58). Penegasan Yesus itu mengejutkan orang-orang yang melawan Dia, sehingga mereka berusaha melempari Yesus dengan batu. Mereka tahu bahwa Yesus tidak mengacu pada usia secara kronologis, tetapi benar-benar menyatakan diri-Nya bersifat kekal dengan memakai nama kuno dari Allah, “akulah aku” (lihat Kel. 3:14). Namun klaim Yesus itu sah karena Dia memang bagian dari Allah Tritunggal.

Dalam Yohanes 17:3, Tuhan Yesus berdoa, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” Pribadi yang tak dibatasi waktu itu masuk ke dalam ruang dan waktu supaya kita dapat hidup selamanya. Dia menuntaskan misi tersebut dengan mati menggantikan kita dan bangkit kembali dari kematian. Karena pengorbanan-Nya itu, kita menantikan masa depan yang tidak terikat oleh waktu, ketika kelak kita akan menjalani kekekalan bersama-Nya. Dialah Pribadi yang kekal dan tak terbatas oleh waktu. —Bill Crowder

Bumi akan lenyap seperti salju, matahari tak lagi bersinar; tetapi Allah, yang panggilku di dunia, akan selamanya jadi milikku. John Newton

Segala sesuatu ada di dalam [Kristus]. Kolose 1:17

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 21-22; Matius 19

Artikel Terkait:

3 Prinsip yang Kupelajari dalam Mempersiapkan Masa Depan

Apa yang terlintas di benakmu saat memikirkan masa depan? Banyak yang percaya bahwa masa depan yang cerah bisa dicapai jika kita memiliki sarana yang tepat—uang, kualifikasi akademik, kemampuan pribadi, dan sebagainya. Berikut ini beberapa prinsip yang dipelajari Jie-Ying Wu dari Taiwan saat berusaha menemukan dan membangun masa depannya.

Air Pun Merah Tersipu

Minggu, 20 Maret 2016

Air Pun Merah Tersipu

Baca: Yohanes 1:1-14

1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.

1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.

1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;

1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.

1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Pada mulanya adalah Firman; . . . Segala sesuatu dijadikan oleh Dia. Yohanes 1:1,3

Air Pun Merah Tersipu

Mengapa Yesus datang ke dunia sebelum ditemukannya fotografi dan video? Bukankah Dia akan bisa menjangkau lebih banyak orang jika setiap orang bisa melihat-Nya? Lagi pula, ada ungkapan yang berkata, sebuah gambar bernilai ribuan kata.

“Tidak,” kata Ravi Zacharias, sambil menegaskan bahwa sebuah kata justru dapat bernilai “ribuan gambar”. Sebagai bukti, beliau mengutip kalimat yang luar biasa dari syair karya Richard Crashaw, “Air pun mengenali Pencipta-Nya dan merah tersipu.” Dalam sebaris kalimat yang sederhana itu, Crashaw merangkum inti dari mukjizat pertama yang dilakukan Yesus (Yoh. 2:1-11). Karya ciptaan mengenali Yesus sebagai Penciptanya. Seorang tukang kayu biasa tidak akan bisa mengubah air menjadi anggur.

Dalam kesempatan lain, Yesus menenangkan badai hanya dengan berkata, “Diam! Tenanglah!” Murid-murid-Nya yang tertegun bertanya-tanya, “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?” (Mrk. 4:39,41). Di lain waktu, Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, bahwa jika orang banyak tidak memuji-Nya, “batu ini akan berteriak” (Luk 19:40). Batu-batu pun mengenali diri-Nya.

Yohanes mengatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya” (Yoh. 1:14). Dari pengalamannya bersama Yesus, Yohanes juga menulis, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, . . . Firman hidup—itulah yang kami tuliskan kepada kamu” (1Yoh. 1:1). Seperti Yohanes, kita dapat menggunakan perkataan kita untuk memperkenalkan orang lain kepada Yesus, Sang Penguasa atas angin, air, dan alam semesta. —Tim Gustafson

Yesus, kami mengakui bahwa Engkaulah Pencipta yang mengenal dan mengasihi ciptaan-Mu. Namun Engkau menanti kami untuk mengundang-Mu masuk dalam tiap aspek kehidupan kami. Ampuni kami jikalau kami pernah menjauh dari-Mu. Hari ini kami memilih untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi.

Firman yang tertulis menyingkapkan tentang Sang Firman Hidup.

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 4-6; Lukas 1:1-20

Sebutkan Nama-Nya

Sabtu, 7 November 2015

Sebutkan Nama-Nya

Baca: Kisah Para Rasul 4:5-20

4:5 Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem

4:6 dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar.

4:7 Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?”

4:8 Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: “Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,

4:9 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan,

4:10 maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati–bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu.

4:11 Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan–yaitu kamu sendiri–,namun ia telah menjadi batu penjuru.

4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

4:13 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.

4:14 Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya.

4:15 Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka,

4:16 dan berkata: “Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya.

4:17 Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu.”

4:18 Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus.

4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.

4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”

Aku di dalam Bapa, dan Bapa di dalam Aku. —Yohanes 14:10

Sebutkan Nama-Nya

Sebuah kelompok mengundang seorang pembicara Kristen untuk berkhotbah. “Bicaralah tentang Allah,” kata pemimpin kelompok itu kepada sang pembicara, “tetapi jangan sebut-sebut Yesus.”

“Mengapa?” tanya pembicara itu keheranan.

“Soalnya,” jelas pemimpin itu, “beberapa pemuka kelompok kami merasa kurang nyaman dengan nama Yesus. Sebut Allah saja sudah cukup.”

Instruksi itu tidak dapat diterima oleh sang pembicara. Ia kemudian berkata, “Tanpa Yesus, saya tak punya pesan apa pun.”

Hal yang serupa juga terjadi pada para murid Yesus di masa gereja mula-mula. Para pemuka agama setempat berusaha melarang murid-murid itu untuk berbicara tentang Yesus (Kis. 4:17). Namun, para murid itu tidak mau menuruti mereka. “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar,” kata mereka (ay.20).

Mengaku percaya kepada Allah tetapi tidak percaya kepada Anak-Nya, Yesus Kristus, adalah suatu hal yang berlawanan. Dalam Yohanes 10:30, Yesus dengan gamblang menyatakan hubungan-Nya yang unik dengan Allah: “Aku dan Bapa adalah satu”—sekaligus menegaskan sifat keilahian-Nya. Itulah sebabnya Yesus dapat berkata, “Percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku” (Yoh. 14:1). Paulus memahami bahwa Yesus serupa dan setara dengan Allah (Flp. 2:6).

Kita tak perlu menghindari nama Yesus, karena “keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis. 4:12). —Lawrence Darmani

Yesus, Engkaulah Allah. Terima kasih karena Engkau telah menyatakan diri-Mu pada kami melalui Alkitab dan di dalam hidup kami. Sungguh besar karya-Mu bagi kami. Tolong kami untuk menceritakan apa yang kami tahu dan alami bersama-Mu kepada sesama kami.

Nama Yesus adalah pusat dari iman kita dan pengharapan kita.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 40-42; Ibrani 4