Pribadi yang Mengerti
Senin, 11 September 2017
Baca: Yohanes 1:1-18
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: “Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.”
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita. —Yohanes 1:14
John Babler adalah pembina rohani bagi kesatuan polisi dan pemadam kebakaran di lingkungannya di Texas. Sepanjang 22 Minggu masa sabatikalnya, ia mengikuti pelatihan di akademi kepolisian agar dapat lebih memahami beragam situasi yang dihadapi aparat penegak hukum. Dengan menghabiskan waktu bersama para kadet dan mempelajari tantangan-tantangan berat yang dihadapi dalam profesi mereka, Babler belajar untuk semakin rendah hati dan berempati dengan mereka. Kelak, ia berharap dapat lebih efektif dalam melayani para aparat kepolisian yang bergumul dengan perasaan stres, kelelahan, dan kehilangan.
Kita tahu bahwa Allah mengerti segala situasi yang kita hadapi karena Dia menciptakan kita dan melihat segala sesuatu yang kita alami. Kita juga tahu Allah mengerti karena Dia pernah tinggal di bumi dan menjalani hidup sebagai manusia. Dia “telah menjadi manusia, dan diam di antara kita” sebagai pribadi Yesus Kristus (Yoh. 1:14).
Kehidupan Yesus di bumi mencakup berbagai jenis kesulitan. Dia merasakan teriknya sinar matahari, sakitnya perut yang kosong, dan ketidakpastian sebagai tunawisma. Secara emosi, Yesus menanggung sulitnya pertentangan, pedihnya pengkhianatan, dan ancaman kekerasan yang terjadi terus-menerus.
Yesus mengalami sukacita dari persahabatan dan kasih dari keluarga, sekaligus masalah-masalah terburuk seperti yang kita alami di dunia ini. Yesus datang untuk memberikan pengharapan. Dialah Penasihat Ajaib yang sabar mendengarkan keluh-kesah kita dengan penuh perhatian dan kepedulian (Yes. 9:5). Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat berkata, “Aku pernah mengalami semua itu. Aku mengerti.” —Jennifer Benson Schuldt
Tuhanku, terima kasih karena Engkau begitu peduli kepada kami, hingga Engkau rela merendahkan diri-Mu dan datang ke dunia sebagai manusia.
Allah mengerti segala pergumulan yang kita alami.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 10-12 dan 2 Korintus 4