Semua yang Kulihat
Senin, 4 Februari 2019
Baca: Yohanes 3:22-35
3:22 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.
3:23 Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis,
3:24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.
3:25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.
3:26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: “Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.”
3:27 Jawab Yohanes: “Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.
3:28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.
3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya.
3:32 Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorangpun yang menerima kesaksian-Nya itu.
3:33 Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar.
3:34 Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas.
3:35 Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. —Yohanes 3:30
Di tengah musim dingin, pada suatu hari yang bersalju, Krista berdiri sembari memandang keindahan mercusuar yang tertutup salju di tepi danau. Saat mengeluarkan ponsel untuk memotret pemandangan itu, kacamatanya ditutupi kabut. Karena tak bisa melihat apa pun, ia memutuskan untuk mengarahkan kamera ponsel ke arah mercusuar dan mengambil tiga gambar dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Setelah melihat hasil fotonya, ia baru sadar kalau kameranya diatur di posisi selfie. Sambil tertawa, ia berkata, “Fokusku selalu aku, aku, dan aku. Semua yang kulihat hanya diriku sendiri.” Foto-foto Krista membuat saya terpikir tentang kesalahan serupa yang kita lakukan: Kita bisa terlalu berfokus pada diri sendiri hingga gagal melihat gambaran yang lebih besar dari rencana Allah.
Yohanes Pembaptis, sepupu Yesus, tahu betul bahwa yang menjadi fokus bukanlah dirinya sendiri. Sejak awal ia menyadari bahwa posisi atau panggilannya adalah untuk mengarahkan orang kepada Yesus, Anak Allah. “Lihatlah Anak domba Allah!” kata Yohanes ketika melihat Yesus berjalan ke arahnya dan para pengikutnya (Yoh. 1:29). Ia melanjutkan, “Untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel” (ay.31). Ketika belakangan murid-murid Yohanes menceritakan bahwa Yesus mendapat banyak pengikut, Yohanes berkata, “Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. . . . Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (3:28-30).
Kiranya fokus utama dalam hidup kita adalah Yesus dan mengasihi-Nya dengan segenap hati. —Anne Cetas
Bagaimana aku bisa mengasihi Yesus dengan sebaik-baiknya? Siapa yang dikehendaki-Nya untuk kukasihi sekarang ini?
Tuhan, sering aku berfokus pada diri, kebutuhan, dan keinginanku sendiri. Tolong aku tak lagi berfokus pada diriku, melainkan kepada diri-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 34-35; Matius 22:23-46