Posts

Berdiri Di Tepi

Rabu, 31 Desember 2014

Berdiri Di Tepi

Baca: Yosua 3:9-17

3:9 Lalu berkatalah Yosua kepada orang Israel: "Datanglah dekat dan dengarkanlah firman TUHAN, Allahmu."

3:10 Lagi kata Yosua: "Dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:

3:11 sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.

3:12 Maka sekarang, pilihlah dua belas orang dari suku-suku Israel, seorang dari tiap-tiap suku.

3:13 Segera sesudah kaki para imam pengangkat tabut TUHAN, Tuhan semesta bumi, berhenti di dalam air sungai Yordan, maka air sungai Yordan itu akan terputus; air yang turun dari hulu akan berhenti mengalir menjadi bendungan."

3:14 Ketika bangsa itu berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu.

3:15 Segera sesudah para pengangkat tabut itu sampai ke sungai Yordan, dan para imam pengangkat tabut itu mencelupkan kakinya ke dalam air di tepi sungai itu–sungai Yordan itu sebak sampai meluap sepanjang tepinya selama musim menuai–

3:16 maka berhentilah air itu mengalir. Air yang turun dari hulu melonjak menjadi bendungan, jauh sekali, di dekat Adam, kota yang terletak di sebelah Sartan, sedang air yang turun ke Laut Araba itu, yakni Laut Asin, terputus sama sekali. Lalu menyeberanglah bangsa itu, di tentangan Yerikho.

3:17 Tetapi para imam pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu tetap berdiri di tanah yang kering, di tengah-tengah sungai Yordan, sedang seluruh bangsa Israel menyeberang di tanah yang kering, sampai seluruh bangsa itu selesai menyeberangi sungai Yordan.

[Bangsa Israel] berangkat . . . untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan [mereka]. —Yosua 3:14

Berdiri Di Tepi

Putri kecil saya berdiri gelisah di pinggir kolam renang. Karena tidak bisa berenang, ia sedang belajar untuk merasa nyaman berada di dalam air. Guru renangnya menunggu di dalam kolam dengan kedua lengan yang terbuka lebar. Saat putri saya ragu, ada beragam pertanyaan tebersit di matanya: Apakah kau akan menangkapku? Apa yang akan terjadi bila kepalaku masuk ke dalam air?

Bangsa Israel mungkin juga bertanya-tanya apakah yang akan terjadi ketika mereka menyeberangi sungai Yordan. Dapatkah mereka percaya bahwa Allah akan membuat kering dasar sungai Yordan? Apakah Allah akan menyertai pemimpin baru mereka, Yosua, seperti Dia menyertai Musa? Apakah Allah akan menolong umat-Nya untuk mengalahkan ancaman bangsa Kanaan yang tinggal tepat di seberang sungai itu?

Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, bangsa Israel harus melewati sebuah ujian iman—mereka harus bertindak. Maka kemudian mereka “berangkat dari tempat perkemahan mereka untuk menyeberangi sungai Yordan, para imam pengangkat tabut perjanjian itu berjalan di depan bangsa itu” (ay.14). Menerapkan iman mereka membuat mereka dapat melihat bahwa Allah memang menyertai mereka. Allah masih membimbing Yosua, dan Dia akan menolong mereka untuk menetap di Kanaan (ay.7,10,17).

Menghadapi ujian iman, kamu dapat maju dengan mempercayai karakter Allah dan janji-Nya yang tidak pernah gagal. Bergantung kepada-Nya akan menolongmu untuk melangkah dari tempatmu sekarang menuju ke tempat yang dikehendaki-Nya bagimu. —JBS

Tuhan, kami cenderung cepat melupakan kebaikan dan pemeliharaan-Mu
atas kami. Kiranya kami mempercayakan diri kami kepada-Mu
pada hari ini dan di tahun yang baru—apa pun ketidakpastian yang
kami hadapi. Engkaulah Allah yang dapat kami percaya.

Ketakutan lenyap ketika kita mempercayai Bapa kita.

Lebih Baik Dari Sebelumnya

Sabtu, 6 Desember 2014

Lebih Baik Dari Sebelumnya

Baca: 2 Raja-Raja 5:1-15

5:1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta.

5:2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman.

5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya."

5:4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu."

5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian.

5:6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya."

5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku."

5:8 Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel."

5:9 Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa.

5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir."

5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku!

5:12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati.

5:13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir."

5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir.

5:15 Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"

Lalu pulihlah tubuh [Naaman] kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. —2 Raja-Raja 5:14

Lebih Baik Dari Sebelumnya

Ketika masih batita, anak-anak saya memiliki kulit yang hampir sempurna. Kulit mereka begitu halus. Mereka tidak memiliki siku tangan yang kering atau bagian-bagian kasar pada kaki mereka. Begitu mulus dan segarnya kulit mereka sehingga sangat kontras dengan kulit saya yang selama bertahun-tahun telah diwarnai luka-luka lama yang membekas dan bagian kulit yang mengeras.

Sebagai seorang prajurit yang perkasa dan panglima dari tentara Syria, Naaman mungkin memiliki kulit yang kasar dan parut luka akibat perang. Selain itu, ia juga mengidap penyakit kulit yang parah, yakni kusta. Ketika seorang gadis pelayan menyebut bahwa Nabi Elisa dapat menyembuhkan dirinya, Naaman pun mengunjunginya. Ia mengikuti instruksi Elisa, dan tubuh yang berpenyakit itu lalu menjadi “seperti tubuh seorang anak” (2Raj. 5:14). Pemulihan itu membuat Naaman lebih sehat secara fisik maupun rohani. Setelah disembuhkan, ia pun berseru, “Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel” (ay.15). Lewat pengalaman ajaib itu, ia belajar bahwa hanya ada satu Allah saja (1Kor. 8:6).

Seperti Naaman, kita dapat menerima pelajaran-pelajaran yang penting tentang Allah sebagai hasil dari beragam pengalaman hidup kita. Menerima sebuah berkat dapat menunjukkan belas kasih dan kebaikan-Nya kepada kita (Mat. 7:11). Pengalaman dalam mengatasi atau menanggung sebuah pencobaan dapat membantu kita untuk melihat kesanggupan dan pemeliharaan Allah. Bertumbuh dalam pengenalan akan Dia (2Ptr. 3:18) akan membuat kita semakin sehat secara rohani. —JBS

Bapa, tolong aku belajar lebih banyak tentang-Mu
sembari aku hidup di tengah dunia ini. Biarlah pengenalan itu
membangkitkan pujian yang baru di dalam hatiku
dan sebuah hasrat untuk semakin menjadi seperti-Mu.

Pelajaran-pelajaran tentang Allah dapat ditemukan lewat beragam pengalaman hidup.

Whoppers Atau Adventures?

Sabtu, 19 Juli 2014

Whoppers Atau Adventures?

Baca: Mazmur 102:19-29

102:19 Biarlah hal ini dituliskan bagi angkatan yang kemudian, dan bangsa yang diciptakan nanti akan memuji-muji TUHAN,

102:20 sebab Ia telah memandang dari ketinggian-Nya yang kudus, TUHAN memandang dari sorga ke bumi,

102:21 untuk mendengar keluhan orang tahanan, untuk membebaskan orang-orang yang ditentukan mati dibunuh,

102:22 supaya nama TUHAN diceritakan di Sion, dan Dia dipuji-puji di Yerusalem,

102:23 apabila berkumpul bersama-sama bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan untuk beribadah kepada TUHAN.

102:24 Ia telah mematahkan kekuatanku di jalan, dan memperpendek umurku.

102:25 Aku berkata: "Ya Allahku, janganlah mengambil aku pada pertengahan umurku! Tahun-tahun-Mu tetap turun-temurun!"

102:26 Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu.

102:27 Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah;

102:28 tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan.

102:29 Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu.

Tetapi Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan. —Mazmur 102:28

Whoppers Atau Adventures?

Kakek saya senang bercerita, dan saya suka mendengarkannya. Papaw, biasa kami menjulukinya, mempunyai dua jenis cerita. “Whoppers” adalah cerita-cerita rekaan yang mengandung kebenaran, tetapi isinya berubah-ubah setiap kali diceritakan kembali. “Adventures” adalah cerita-cerita dari kejadian nyata yang sungguh terjadi, dengan fakta-fakta yang tidak berubah ketika diceritakan kembali. Suatu hari kakek bercerita tentang sesuatu yang sepertinya terlalu muluk-muluk untuk dipercaya. “Itu Whopper,” ujar saya, tetapi kakek bersikukuh bahwa kisah itu nyata. Walaupun isi ceritanya tidak pernah berubah, saya tak bisa mempercayainya, karena kisahnya sama sekali tak masuk akal.

Kemudian suatu hari, ketika sedang mendengarkan sebuah program radio, saya mendengar penyiarnya membacakan sebuah kisah yang meneguhkan kebenaran dari cerita kakek. Whopper yang diceritakan kakek tiba-tiba menjadi suatu adventure. Pada saat itu saya begitu terharu dan ketika teringat kembali pada diri kakek, saya semakin menyadari bahwa ternyata ia adalah orang yang bisa dipercaya.

Ketika sang pemazmur menuliskan tentang sifat Allah yang tidak berubah (Mzm. 102:28), ia memberikan kepastian yang sama kepada kita, yaitu bahwa Allah bisa dipercaya. Gagasan tersebut diulangi di Ibrani 13:8 dengan perkataan, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Kepastian ini sungguh menguatkan hati kita di tengah pencobaan yang dihadapi setiap hari, karena kita diingatkan bahwa Allah yang tidak berubah dan layak dipercaya itu berkuasa atas segala sesuatu, bahkan atas kekisruhan dalam dunia yang senantiasa berubah ini. —RKK

Allah kita adalah Allah—Dia tidak berubah;
Kebenaran-Nya, kasih-Nya setiap hari selalu sama.
Persis seperti nama-Nya yang tiada terbandingkan,
Karena Allah adalah Allah—Dia tidak berubah. —D. DeHaan

Kiranya Allah yang tak berubah itu meneduhkan hatimu dengan damai-Nya di tengah badai hidupmu.

Kuasa Sebuah Nama

Sabtu, 12 Juli 2014

Kuasa Sebuah Nama

Baca: Amsal 18:1-10

18:1 Orang yang menyendiri, mencari keinginannya, amarahnya meledak terhadap setiap pertimbangan.

18:2 Orang bebal tidak suka kepada pengertian, hanya suka membeberkan isi hatinya.

18:3 Bila kefasikan datang, datanglah juga penghinaan dan cela disertai cemooh.

18:4 Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir.

18:5 Tidak baik berpihak kepada orang fasik dengan menolak orang benar dalam pengadilan.

18:6 Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan, dan mulutnya berseru meminta pukulan.

18:7 Orang bebal dibinasakan oleh mulutnya, bibirnya adalah jerat bagi nyawanya.

18:8 Perkataan pemfitnah seperti sedap-sedapan, yang masuk ke lubuk hati.

18:9 Orang yang bermalas-malas dalam pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak.

18:10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.

Nama TUHAN adalah menara yang kuat. —Amsal 18:10

Kuasa Sebuah Nama

Nama panggilan sering mencerminkan beberapa aspek nyata dari karakter atau atribut fisik seseorang. Semasa saya beranjak besar, teman-teman sekolah dasar saya dengan tega menyebut saya “si bibir dower” karena pada masa itu bibir saya kelihatan berkembang dengan tidak proposional. Tentu saja, saya senang nama tersebut tidak terus melekat pada diri saya.

Tidak seperti nama panggilan saya, saya menyukai nama-nama Allah yang menggambarkan keagungan karakteristik-Nya. Allah mempunyai begitu banyak aspek yang mengagumkan sehingga Dia memiliki banyak nama yang mewakili kemampuan dan karakter-Nya. Sejumlah nama tersebut tercantum di bawah ini.

Dialah:

Elohim, Allah atas segala allah
Jehovah Jireh, Allah Maha Menyediakan
El-Shaddai, Allah Mahabesar
Jehovah Rapha, Allah Maha Penyembuh
Jehovah Shalom, Allah Sumber Damai
Jehovah Shamma, Allah Mahahadir
Jehovah Yahweh, Allah Maha Pengasih dan Setia

Tidak mengherankan apabila penulis kitab Amsal mendorong kita untuk mengingat bahwa “nama TUHAN adalah menara yang kuat.” Dalam masa-masa penuh kesesakan, orang-orang yang takut akan Allah dapat berlari ke sana dan “menjadi selamat” (Ams. 18:10). Ketika situasi-situasi yang tidak pernah terduga dan tidak dikehendaki sedang mengancammu dan membuatmu merasa tidak berdaya, ingatlah akan salah satu nama Allah. Yakinlah—Dia akan berlaku setia sesuai dengan nama-Nya. —JMS

Tuhan, ingatkan kami bahwa nama-nama-Mu menyingkapkan
karakter-Mu. Tolong kami untuk mengingatnya di dalam
masa-masa penuh kesesakan dan masalah. Terima kasih atas
jaminan bahwa Engkau akan setia sesuai dengan nama-Mu.

Nama-nama Allah, yang mencerminkan karakter-Nya, akan memberi penghiburan ketika kita memerlukannya.