Posts

3 Disiplin Rohani dalam Menjalani Kehidupan Kristiani

Oleh Hendra Winarjo, Surabaya

Dulu, ketika aku aktif berolahraga di gym, ada tiga latihan dasar yang wajib dilakukan untuk membentuk masa otot, yaitu squat, deadlift, dan bench press. Walaupun sekarang aku sudah tidak lagi aktif berolahraga di gym, aku masih cukup sering melakukan tiga latihan dasar tersebut, tapi untuk latihan dada (bench press), aku hanya melakukan push up di lantai. Jadi, untuk mencapai tubuh yang ideal, ada latihan atau disiplin yang wajib kita lakukan, setidaknya tiga latihan dasar tersebut. Aku pikir hal yang sama berlaku untuk kehidupan rohani atau kehidupan Kristiani kita.

Kehidupan Kristiani kita dimulai ketika Roh Kudus memberi kita iman sehingga kita percaya kepada Yesus (Roma 10:9-10; Efesus 1:13), lahir baru, dan dibenarkan oleh iman kita kepada Yesus (Roma 3:23-24). Tetapi keselamatan, juga kehidupan Kristiani kita tidak pernah berhenti hanya pada fase dibenarkan (justification) di hadapan Allah, karena ada fase lain, yaitu pengudusan (sanctification), di mana kita dan Allah Roh Kudus bekerja secara sinergis untuk mencapai keserupaan kita dengan Kristus (Roma 8:29; 2 Korintus 3:18). Paulus menyebut fase ini dengan satu kalimat perintah, yaitu “kerjakan keselamatanmu” (work out your salvation, bukan work for your salvation) (Filipi 2:12-13).

Dalam artikel ini, aku ingin membagikan secara umum tiga disiplin rohani yang bisa kita lakukan bersama dalam menjalani kehidupan Kristen kita. Tiga disiplin ini saling berkaitan satu sama lain dan memiliki berbagai metode atau cara disiplin yang saling tumpang tindih dan tidak dapat habis jika dituliskan di sini. Oleh karena itu, kalian bisa menyesuaikan dan membuat cara disiplin rohani sesuai keadaan atau tingkat rohanimu masing-masing dengan memperhatikan tiga disiplin rohani umum ini.

Pertama, disiplin akal budi.

Kita perlu mengawasi konten-konten yang kita baca dan dengar sehari-hari, sebab apa yang kita baca dan dengar bisa membentuk atau mempengaruhi akal budi kita. Akal budi kita perlu untuk didisiplinkan atau diperbaharui (Roma 12:2) dengan cara membaca atau mendengarkan firman Tuhan, baik membaca Alkitab dan mendengarkan khotbah di gereja. Selain itu, ada banyak buku atau artikel yang baik, seperti memberitahu kepada kita tentang siapa itu Tuhan dan karya-karya-Nya bagi kita. Salah satu platform-nya adalah artikel-artikel yang dimuat di WarungSaTeKaMu.

Inti dari disiplin akal budi adalah kita perlu mengisi akal budi kita dengan pengetahuan yang benar tentang siapa itu Tuhan dan siapa kita, serta apa yang harus kita lakukan bagi Tuhan dan sesama.

Kedua, disiplin hati.

Amsal 4:23 mencatat, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Hati manusia ibarat seperti suatu ruangan, sebut saja ia adalah kamar tidur kita. Kamar tidur kita akan bau dan berantakan jika sampah-sampah di dalamnya tidak pernah kita buang dan tidak pernah kita bersihkan. Demikian juga dengan hati kita. Kita perlu membuang kebiasaan-kebiasaan yang kotor, sekaligus merawat dan mempercantik hati kita dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, sebab orientasi atau hasrat dari hati kita terbentuk melalui kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari. Oleh karena itu, kebiasaan kita adalah liturgi sehari-hari yang membentuk hati, sekaligus siapa kita.

Apa yang biasa kita lakukan setiap pagi setelah bangun tidur? Apa yang biasa kita lakukan setiap malam sebelum tidur?  Apa yang biasa kita lihat dalam media sosial kita?

Kebiasaan-kebiasaan inilah yang membentuk hati kita. Karena itu, cara mendisiplinkan hati kita adalah dengan membangun kebiasaan baru yang menambah iman kita kepada Tuhan, misalnya dengan membaca Alkitab, menghadiri kebaktian mingguan, dan bersekutu dengan sesama orang percaya. Selain itu, membangun kebiasaan baru yang menambah kepedulian kita terhadap sesama, seperti terlibat dalam pelayanan gereja, menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan adil, dan melakukan aksi-aksi filantropis seperti memberikan pertolongan kepada orang miskin, janda, dan anak yatim piatu.

Inti dari disiplin hati adalah menghilangkan kebiasaan yang buruk dengan membangun kebiasaan yang baik sesuai firman Tuhan untuk mendisiplin hati kita.

Ketiga, disiplin tubuh.

Kekristenan tidak anti dengan tubuh, seperti dalam filsafat gnostisisme dan platonisme. Karena Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang bertubuh. Kristus bangkit dengan tubuh kebangkitan-Nya. Bahkan, kita yang di dalam Kristus akan menerima tubuh kemuliaan suatu hari kelak (1 Korintus 15:51-52).

Karena kita adalah makhluk yang bertubuh, maka apa pun yang kita lakukan dengan tubuh kita mempengaruhi kerohanian kita, dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, cara-cara disiplin tubuh seperti berpuasa, berkontemplasi sambil merenungkan firman Tuhan di taman atau pinggir sungai, berdoa sambil berlutut, memuji Tuhan dengan bernyanyi dan menari dapat menjadi bentuk kita untuk mencintai Tuhan, sekaligus mengarahkan diri kita seutuhnya dalam berelasi dan menaati Dia.

Sebagai seorang yang berlatar belakang Protestan-Reformed, aku tidak anti dengan cara berdoa sambil berlutut dan menyanyikan lagu-lagu pujian kontemporer sambil menari di gereja, asalkan semua disiplin rohani itu dilakukan dalam relasi yang benar dengan Tuhan.

Inti dari disiplin tubuh adalah dengan melibatkan seluruh anggota tubuh kita mengekspresikan kasih dan relasi kita dengan Tuhan.

Dengan membagikan tiga disiplin rohani secara umum di atas, aku berharap dapat menolong kita untuk semakin mengasihi Tuhan dan menjadi semakin serupa dengan Kristus, baik dalam hal karakter dan perilaku kita sehari-hari. Kiranya kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk mempraktikkan disiplin-disiplin rohani tersebut. Amin.

Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu

Pupuk untuk Menumbuhkan Relasimu dengan Tuhan

Memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan bukan sekadar berdoa seperlunya atau ibadah secukupnya, tapi kesungguhan kita untuk mau mengenal-Nya dan berusaha menumbuhkan hubungan dengan-Nya.

Artspace ini dibuat oleh @satria_why dan diterjemahkan dari @ymi_today

Waktu Terbaikku

Oleh: Dewi Simanungkalit

Waktu-Terbaikku

Kala pagi menjelang, ku buka jendela
rasakan hangatnya sinar surya
terpesona kunaikkan doa
memuji-Mu, Sang Pencipta
atas karya-Mu yang luar biasa

Kala senja menjelang, ku teduhkan kalbu
renungkan hari yang baru berlalu
terkagum kunaikkan syukurku
memuji-Mu ya Tuhanku
atas penyertaan-Mu setiap waktu

Ahhhhh… betapa berharganya
kesempatan-kesempatan dalam genggaman
menikmati indah-Mu
berbincang akrab dengan-Mu
waktu-waktu terbaikku
adalah waktu dekat-Mu

GitaKaMu: Anugerah-Mu di Hidupku

Pernahkah kamu bergembira karena Tuhan? Bukan, bukan bergembira karena kamu baru saja dapat rezeki nomplok atau doamu terjawab. Tetapi, bergembira karena Pribadi Tuhan sendiri, Sang Pencipta bentang langit dan sinar fajar, Sang Penguasa hujan badai dan Pelukis pelangi. Sang Raja yang berkenan menyapa kita dalam rupa manusia, dan menebus kita dari hukuman dosa.

Pemazmur berkata:
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.
(Mazmur 37:3-5)

Lagu yang kali ini kami hadirkan dari kelompok musik Melody of Salvation, mengungkapkan kerinduan dan kegembiraan yang besar saat berada di hadirat Tuhan. Mengenal Tuhan yang penuh kuasa sekaligus anugerah, sebagaimana yang dinyatakan Alkitab, tidak bisa tidak membangkitkan rasa kagum dan hormat kepada-Nya. Mendengar Firman-Nya membuat bahagia, mengalami penyertaan-Nya membuat terpesona, melakukan perintah-perintah-Nya (dan tahu bahwa Dia senang melihat itu semua) rasanya sangat luar biasa.

Adakalanya kasih kita kepada Tuhan menjadi dingin. Kita hanya mencari berkat-berkat-Nya, bukan wajah-Nya. Kita hanya mengharapkan pemberian-Nya, bukan kehadiran-Nya. Lagu ini kiranya menghangatkan hati kita kembali dengan kekaguman dan kerinduan akan Allah. Dia mengasihi kita! Sekalipun kita telah jatuh sedemikian dalam, Dia bersedia menerima kita apa adanya. Namun, tak berhenti di sana, kasih-Nya tidak membiarkan kita hidup seadanya. Dalam anugerah-Nya, Dia mau membentuk kita menjadi pribadi-pribadi yang menyatakan kemuliaan-Nya. Mari terus melekat kepada-Nya, jangan pernah sia-siakan anugerah-Nya dalam hidup kita.

Anugerah-Mu di Hidupku

Saat Kau memandangku, Tuhan
Kau lalu tersenyum kepadaku, Bapa
Ingin ku menyenangkan-Mu
Di setiap langkahku
Di dalam hidupku

Bridge:
Melihat-Mu
Mendengar suara-Mu
Membuatku bahagia

Reff:
Kurindu s’lalu hadirat-Mu
Membuatku terpesona
Kebaikan-Mu memenuhiku
Berikanku kedamaian

Kasih-Mu s’lalu di hatiku
Memberikan keindahan
Kesetiaan-Mu melingkupiku
Anugerah-Mu di hidupku

MoS

Tentang Melody of Salvation
Sebagaimana namanya, Melody of Salvation [nyanyian keselamatan] atau disingkat MoS, adalah kelompok musik yang lahir sebagai ekspresi syukur atas anugerah keselamatan dari Tuhan yang begitu besar. Dibentuk oleh Daniel Ale Sandro dan Jefry Karundeng pada 1 Februari 2010 saat mereka kuliah di Bandung, MoS rindu memberitakan berita keselamatan kepada generasi muda, agar tidak menjadi generasi yang terhilang; sekaligus mengingatkan setiap orang yang sudah diselamatkan agar tidak menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan dalam kehidupan mereka.

MoS juga rindu menyatukan hati gereja-gereja Tuhan di Indonesia melalui musik yang mereka persembahkan. Personil MoS sendiri adalah para pemuda dari berbagai macam denominasi gereja, dan kerap melayani acara-acara gereja yang bersifat oikumene. Mereka juga aktif melayani dalam berbagai kegiatan sosial. Lagu ini adalah bagian dari album pertama mereka.

Ulasan Buku: Waktu Bersama Tuhan

Oleh: Juni Liem

waktu-bersama-Tuhan

Judul : Waktu Bersama Tuhan (Feeding Your Soul)
Penulis : Jean Fleming
Tebal : 228 Halaman
Penerbit : Yayasan Gloria – Katalis

 

Topik HPdT (Hubungan Pribadi dengan Tuhan), bisa dibilang merupakan topik terpenting di dalam Kekristenan. Tidak hanya menjadi topik pembinaan dasar yang diberikan kepada mereka yang baru bertobat, masalah HPdT juga cukup sering diulang di atas mimbar pada saat ibadah minggu atau berbagai pembinaan. Jean Flemming, seorang penulis dan pembicara internasional, juga sangat concern akan hal ini. Jean berkata, “Aku ingin mereka bertemu dengan Tuhan dalam waktu teduh bersama-Nya.” Kerinduan inilah yang mendorong ia untuk menulis sebuah buku yang berjudul Feeding Your Soul (Waktu Bersama Tuhan).

Di dalam bukunya, Jean tidak hanya membahas apa itu waktu bersama Tuhan dan apa sih pentingnya punya waktu bersama Tuhan. Ia juga memberikan langkah-langkah praktis yang bisa dipraktikkan oleh pembacanya. Jean tidak hanya membagikan hal-hal yang “WAH” dari Waktu bersama Tuhan, tetapi juga apa yang menjadi pergumulannya dalam menjalani waktu besama Tuhan.

Di akhir tiap bab, Jean memberikan beberapa pertanyaan yang dapat kita jawab secara pribadi, atau kita diskusikan bersama dengan teman-teman KomSel kita. Ini dapat sangat menolong kita untuk bisa saling mendorong memiliki waktu teduh yang berkualitas bersama Tuhan.

Tidak hanya ditujukan kepada mereka yang baru mengenal apa itu saat teduh dan doa, buku ini juga sangat menyegarkan kita yang sudah bertahun-tahun mempraktikkannya. Jujur saja, bukankah sesuatu yang rutin dapat membuat kita kehilangan makna?

So guys, entah kamu ingin belajar lebih banyak tentang saat teduh dan doa, atau kamu ingin kembali direfresh dalam melakukannya, buku ini akan memberi wawasan sekaligus kesegaran yang kamu butuhkan. Kiranya kerinduan Jean juga menjadi kerinduan pribadi kita, sehingga setiap kita dapat berkata,”Aku mau bertemu dengan Tuhan dalam waktu teduhku bersama-Nya.”
 
Klik di sini untuk info lebih banyak tentang buku ini.