Posts

Keharuman Kristus

Jumat, 29 April 2016

Keharuman Kristus

Baca: 2 Korintus 2:14-17

2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus. —2 Korintus 2:15

Keharuman Kristus

Dari kelima indra manusia, manakah yang paling kuat dalam membuatmu terkenang akan sesuatu? Bagi saya sudah pasti indra penciuman. Bau dari sejenis minyak pelindung sinar matahari langsung membawa saya teringat pada sebuah pantai di Prancis. Bau makanan ayam mengingatkan saya pada masa kecil saat saya berkunjung ke rumah Nenek. Sekilas saja harum pinus membuat saya membayangkan tentang Natal, dan wewangian dari sebuah merek aftershave (semacam losion yang dipakai setelah bercukur) mengingatkan saya tentang masa remaja putra saya.

Paulus mengingatkan umat Tuhan di Korintus bahwa mereka adalah bau yang harum dari Kristus: “Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus” (2 Kor. 2:15). Kemungkinan Paulus sedang mengacu pada pawai kemenangan yang diadakan oleh orang Romawi. Orang Romawi ingin semua orang mengetahui tentang kemenangan mereka, maka mereka membakar dupa pada mezbah sesembahan mereka di berbagai penjuru kota. Bagi yang menang, bau harum itu menyenangkan; tetapi bagi para tawanan bau itu berarti perbudakan atau kematian mereka. Jadi sebagai orang percaya, kita adalah prajurit-prajurit yang menang. Dan ketika Injil Kristus diberitakan, itu menjadi bau yang harum di hadapan Allah.

Sebagai bau yang harum dari Kristus, wewangian apakah yang dibawa orang Kristen ketika mereka berada dalam suatu ruangan? Wewangian itu tidak dapat dibeli dalam sebuah botol atau wadah. Ketika kita menghabiskan banyak waktu dengan seseorang, kita mulai berpikir dan bertindak seperti orang tersebut. Meluangkan banyak waktu dengan Yesus akan menolong kita menyebarkan bau yang harum kepada orang orang di sekitar kita. —Marion Stroud

Ya Tuhan, bentuklah pikiran dan tindakanku sehingga orang-orang dapat merasakan bahwa saya telah hidup dekat dengan-Mu.

Ketika kita berjalan bersama Allah, orang-orang akan melihat dan memperhatikan.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-Raja 6-7; Lukas 20:27-47

Pengingat yang Manis

Minggu, 10 April 2016

Pengingat yang Manis

Baca: Keluaran 3:7-17

3:7 Dan TUHAN berfirman: “Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

3:9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.

3:10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir.”

3:11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?”

3:12 Lalu firman-Nya: “Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini.”

3:13 Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? –apakah yang harus kujawab kepada mereka?”

3:14 Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”

3:15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

3:16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.

3:17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. —Amsal 16:24

Pengingat yang Manis

Saat makam Raja Mesir Tutankhamun ditemukan pada tahun 1922, tempat itu dipenuhi benda-benda yang dipercayai orang Mesir kuno berguna untuk kehidupan setelah kematian. Selain tempat pemujaan dari emas, perhiasan, pakaian, perabot, dan senjata, ada bejana berisi madu yang masih dapat dikonsumsi setelah 3.200 tahun!

Di zaman sekarang, kita beranggapan bahwa madu terutama berguna sebagai pemanis makanan. Namun di zaman kuno, madu memiliki banyak manfaat lain. Madu dikenal sebagai satu-satunya bahan makanan yang memiliki semua unsur gizi yang diperlukan untuk kehidupan, sehingga madu dikonsumsi sebagai makanan. Madu juga berguna untuk kesehatan. Madu adalah salah satu penutup luka yang paling kuno dan ampuh karena mengandung unsur-unsur yang dapat mencegah peradangan.

Ketika menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, Allah berjanji akan menuntun mereka ke “suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya” (Kel. 3:8,17), gambaran tentang kelimpahan. Saat perjalanan mereka harus diperpanjang karena dosa, Allah memberi mereka roti (manna) yang rasanya seperti madu (ay.16:31). Umat Israel bersungut-sungut karena harus makan makanan yang sama untuk jangka waktu yang sangat lama. Namun, kemungkinan itu merupakan cara Allah yang baik untuk mengingatkan mereka tentang apa yang akan mereka nikmati kelak di Tanah Perjanjian.

Allah tetap menggunakan madu untuk mengingatkan kita bahwa kehendak dan firman-Nya jauh lebih manis daripada madu tetesan dari sarang lebah (Mzm. 19:11). Jadi, perkataan kita haruslah juga seperti madu yang kita makan—manis dan membawa pemulihan. —Julie Ackerman Link

Bacalah ayat-ayat yang berbicara tentang penggunaan mulut dan lidah berikut ini: Amsal 12:18; Amsal 13:3; Efesus 4:29; Kolose 3:8. Kebenaran apakah yang Allah ingin kamu terapkan di hidupmu hari ini?

Luangkan waktu untuk menghitung berkat-berkatmu, bukan untuk mengumbar keluh kesahmu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 15-16; Lukas 10:25-42

Perlu Banyak Sinar Matahari

Senin, 21 Maret 2016

Perlu Banyak Sinar Matahari

Baca: Efesus 5:1-16

5:1 Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih

5:2 dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.

5:3 Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.

5:4 Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono–karena hal-hal ini tidak pantas–tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.

5:5 Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

5:6 Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

5:7 Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

5:10 dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.

5:11 Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

5:12 Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.

5:13 Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.

5:14 Itulah sebabnya dikatakan: “Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu.”

5:15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

5:16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Hiduplah sebagai anak-anak terang. —Efesus 5:8

Perlu Banyak Sinar Matahari

Saya sudah tahu yang seharusnya saya lakukan, tetapi saya tetap mencobanya. Petunjuk yang tertulis di label tanaman itu sudah jelas: “Perlu banyak sinar matahari”. Sebagian besar area halaman kami berada di bawah naungan dedaunan dan tidak cocok untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari. Namun saya menyukai tanaman itu. Saya menyukai warnanya, bentuk daunnya, ukurannya, dan juga keharumannya. Jadi saya membeli tanaman itu, membawanya pulang, menanamnya, dan merawatnya dengan sangat baik. Namun tanaman itu tidak bahagia hidup di rumah saya. Perawatan dan perhatian saya tidaklah cukup. Tanaman tersebut memerlukan sinar matahari, dan itu tidak bisa saya berikan. Saya menyangka saya dapat mengatasi kurangnya sinar matahari dengan memberi tanaman itu perawatan dalam bentuk lain. Namun ternyata hal itu tidak membantu sama sekali. Tanaman itu tetap memerlukan apa yang memang mereka perlukan.

Begitu pun dengan manusia. Walau kita bisa bertahan untuk sementara waktu dalam keadaan yang kurang ideal, kita tidak dapat bertumbuh. Selain kebutuhan fisik yang mendasar, kita juga mempunyai kebutuhan rohani yang tidak bisa digantikan oleh apa pun.

Kitab Suci berkata bahwa orang percaya adalah anak-anak terang. Artinya, kita perlu hidup dalam cahaya kehadiran Allah untuk dapat bertumbuh (Mzm. 89:16). Jika kita berusaha hidup dalam kegelapan, kita tidak akan menghasilkan apa pun selain “perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa” (lihat Ef. 5:3-4,11). Namun jika kita hidup di dalam terang Yesus, Sang Terang dunia, kita pun akan menghasilkan perbuatan-perbuatan terang yang berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. —Julie Ackerman Link

Tuhan, terima kasih karena Engkau sudah menebusku dan memberiku hidup yang baru. Tolonglah aku untuk hidup sebagai anak-anak Terang.

Anak-anak Terang akan hidup di dalam Terang-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 7-9; Lukas 1:21-38

Peringatan dari Abigail

Sabtu, 12 Maret 2016

Peringatan dari Abigail

Baca: 1 Samuel 25:14-33

25:14 Tetapi kepada Abigail, isteri Nabal, telah diberitahukan oleh salah seorang bujangnya, katanya: “Ketahuilah, Daud menyuruh orang dari padang gurun untuk memberi salam kepada tuan kita, tetapi ia memaki-maki mereka.

25:15 Padahal orang-orang itu sangat baik kepada kami; mereka tidak mengganggu kami dan kami tidak kehilangan apa-apa selama kami lalu-lalang di dekat mereka, ketika kami ada di ladang.

25:16 Mereka seperti pagar tembok sekeliling kami siang malam, selama kami menggembalakan domba-domba di dekat mereka.

25:17 Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila, sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia.”

25:18 Lalu segeralah Abigail mengambil dua ratus roti, dua buyung anggur, lima domba yang telah diolah, lima sukat bertih gandum, seratus buah kue kismis dan dua ratus kue ara, dimuatnyalah semuanya ke atas keledai,

25:19 lalu berkata kepada bujang-bujangnya: “Berjalanlah mendahului aku; aku segera menyusul kamu.” Tetapi Nabal, suaminya, tidaklah diberitahunya.

25:20 Ketika perempuan itu dengan menunggang keledainya, turun dengan terlindung oleh gunung, tampaklah Daud dan orang-orangnya turun ke arahnya, dan perempuan itu bertemu dengan mereka.

25:21 Daud tadinya telah berkata: “Sia-sialah aku melindungi segala kepunyaan orang ini di padang gurun, sehingga tidak ada sesuatupun yang hilang dari segala kepunyaannya; ia membalas kebaikanku dengan kejahatan.

25:22 Beginilah kiranya Allah menghukum Daud, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika kutinggalkan hidup sampai pagi seorang laki-laki sajapun dari semua yang ada padanya.”

25:23 Ketika Abigail melihat Daud, segeralah ia turun dari atas keledainya, lalu sujud menyembah di depan Daud dengan mukanya sampai ke tanah.

25:24 Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: “Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.

25:25 Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.

25:26 Oleh sebab itu, tuanku, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu yang dicegah TUHAN dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan, biarlah menjadi sama seperti Nabal musuhmu dan orang yang bermaksud jahat terhadap tuanku!

25:27 Oleh sebab itu, pemberian yang dibawa kepada tuanku oleh budakmu ini, biarlah diberikan kepada orang-orang yang mengikuti tuanku.

25:28 Ampunilah kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh, karena tuanku ini melakukan perang TUHAN dan tidak ada yang jahat terdapat padamu selama hidupmu.

25:29 Jika sekiranya ada seorang bangkit mengejar engkau dan ingin mencabut nyawamu, maka nyawa tuanku akan terbungkus dalam bungkusan tempat orang-orang hidup pada TUHAN, Allahmu, tetapi nyawa para musuhmu akan diumbankan-Nya dari dalam salang umban.

25:30 Apabila TUHAN melakukan kepada tuanku sesuai dengan segala kebaikan yang difirmankan-Nya kepadamu dan menunjuk engkau menjadi raja atas Israel,

25:31 maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah kepada hambamu ini.”

25:32 Lalu berkatalah Daud kepada Abigail: “Terpujilah TUHAN, Allah Israel, yang mengutus engkau menemui aku pada hari ini;

25:33 terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari ini menahan aku dari pada melakukan hutang darah dan dari pada bertindak sendiri dalam mencari keadilan.

Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia. —Amsal 16:7

Peringatan dari Abigail

Daud dan 400 prajuritnya bergerak menyusuri pedesaan untuk mencari Nabal, orang kaya yang dengan keji pernah menolak untuk menolong mereka. Daud mungkin sudah membunuhnya, andaikata ia tidak terlebih dahulu bertemu dengan Abigail, istri Nabal. Dengan persediaan makanan yang telah disiapkannya untuk para prajurit Daud, Abigail menemui mereka dengan harapan dapat mencegah bencana yang akan terjadi. Dengan sikap hormat, ia mengingatkan Daud tentang rasa bersalah yang akan menghantui Daud apabila ia menuntaskan rencananya membalas dendam (1Sam. 25:31). Daud sadar bahwa Abigail benar dan memujinya atas kebijaksanaan yang ditunjukkannya.

Kemarahan Daud memang beralasan. Ia telah melindungi para gembala Nabal di padang gurun (ay.14-17), tetapi kebaikannya justru dibalas dengan kejahatan. Namun kemarahan Daud telah menuntunnya pada dosa. Naluri awal Daud adalah membunuh Nabal, meski ia tahu bahwa Allah melarang pembunuhan dan pembalasan dendam (Kel. 20:13; Im. 19:18).

Saat tersinggung, ada baiknya kita membandingkan naluri kita dengan maksud Allah bagi perilaku manusia. Kita mungkin terdorong untuk menyerang orang lain dengan kata-kata, untuk mengasingkan diri, atau untuk melarikan diri melalui berbagai macam cara. Namun demikian, memilih untuk merespons dengan penuh kasih akan menghindarkan kita dari penyesalan, dan yang terpenting, kita pun menyenangkan Allah. Ketika kita rindu untuk menghormati Allah dalam hubungan kita dengan sesama, Dia sanggup mendamaikan kita dengan musuh kita (lihat Ams. 16:7). —Jennifer Benson Schuldt

Tuhan, terima kasih Engkau telah menahan amarah-Mu dan mengasihaniku. Tolonglah aku berjalan menurut Roh-Mu sehingga setiap perbuatanku akan selalu menyenangkan hati-Mu.

Kita sanggup menanggung ketidakadilan dalam hidup karena kita tahu bahwa akhirnya keadilan akan ditegakkan Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 17-19; Markus 13:1-20

Dengan Sikap Terhormat

Senin, 7 Maret 2016

Dengan Sikap Terhormat

Baca: Ezra 5:6-17

5:6 Inilah salinan surat yang dikirim Tatnai, bupati daerah sebelah barat sungai Efrat, bersama-sama dengan Syetar-Boznai dan rekan-rekannya, para punggawa daerah sebelah barat sungai Efrat, kepada raja Darius.

5:7 Mereka mengirim laporan tertulis kepadanya yang bunyinya sebagai berikut: “Ke hadapan raja Darius. Salam sejahtera!

5:8 Kiranya raja maklum, bahwa kami datang ke daerah Yehuda, ke rumah Allah yang maha besar. Rumah itu sedang dibangun dengan batu yang besar-besar, sedang dindingnya dilapis dengan kayu, dan pekerjaan itu dikerjakan dengan seksama dan berjalan lancar di tangan mereka.

5:9 Kemudian kami menanyai para tua-tua itu dan beginilah kata kami kepada mereka: Siapakah yang memberi perintah kepadamu untuk membangun rumah ini dan menyelesaikan tembok ini?

5:10 Lagipula kami tanyakan kepada mereka nama-nama mereka, untuk memberitahukannya kepada tuanku, dengan mencatat nama orang-orang yang mengepalai mereka.

5:11 Inilah jawaban yang diberikan mereka kepada kami: Kami adalah hamba-hamba Allah semesta langit dan bumi, dan kami membangun kembali rumah, yang telah didirikan bertahun-tahun sebelumnya, didirikan dan diselesaikan oleh seorang raja Israel yang agung.

5:12 Tetapi sesudah nenek moyang kami membangkitkan murka Allah semesta langit, mereka diserahkan-Nya ke dalam tangan Nebukadnezar, raja negeri Babel, orang Kasdim, yang merusak rumah itu dan mengangkut bangsa itu sebagai tawanan ke negeri Babel.

5:13 Akan tetapi pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Babel, dikeluarkanlah perintah oleh raja Koresh untuk membangun rumah Allah ini.

5:14 Juga perlengkapan emas dan perak dari rumah Allah, yang telah diambil oleh Nebukadnezar dari bait suci yang di Yerusalem dan dibawa ke dalam bait suci yang di Babel, diambil pula oleh raja Koresh dari bait suci yang di Babel itu, dan diserahkan kepada seorang yang bernama Sesbazar yang telah diangkatnya menjadi bupati.

5:15 Perintahnya kepadanya: Ambillah perlengkapan ini, pergilah dan taruhlah itu di dalam bait suci yang di Yerusalem, dan biarlah rumah Allah dibangun di tempatnya yang semula.

5:16 Kemudian datanglah Sesbazar, meletakkan dasar rumah Allah yang ada di Yerusalem, dan sejak waktu itu sampai sekarang dikerjakanlah pembangunannya, hanya belum selesai.

5:17 Oleh sebab itu, jikalau dianggap baik oleh raja, maka hendaklah diadakan penyelidikan di dalam gedung perbendaharaan raja, di sana, di Babel, apakah pernah dikeluarkan perintah oleh raja Koresh untuk membangun kembali rumah Allah yang di Yerusalem itu. Kemudian keputusan raja tentang hal itu kiranya dikirimkan kepada kami.”

Oleh sebab itu, jikalau dianggap baik oleh raja, maka hendaklah diadakan penyelidikan di dalam gedung perbendaharaan raja, di sana, di Babel, apakah pernah dikeluarkan perintah oleh raja Koresh. —Ezra 5:17

Dengan Sikap Terhormat

Warga Israel sedang menghadapi masalah dengan pemerintah. Di akhir tahun 500-an SM, bangsa Yahudi sangat mendambakan tuntasnya pembangunan Bait Allah yang pernah dimusnahkan bangsa Babel pada tahun 586 SM. Namun bupati yang berkuasa di wilayah mereka meragukan apakah bangsa Israel diizinkan untuk melaksanakan keinginan mereka itu, sehingga ia pun mengirimkan surat kepada Raja Darius (Ezr. 5:6-17).

Dalam suratnya, bupati itu melaporkan bahwa ia mendapati orang-orang Yahudi sedang membangun rumah Allah dan ia mempertanyakan izin mereka untuk melakukan pembangunan tersebut. Surat itu juga mencatat sikap bangsa Israel yang dengan terhormat menyampaikan bahwa mereka memang pernah diberi izin pembangunan, melalui perintah yang dikeluarkan oleh raja terdahulu, yaitu Raja Koresh. Ketika Raja Darius menelusuri hal tersebut, ia menemukan bahwa memang benar Raja Koresh pernah memberikan izin. Maka Darius tidak hanya memberikan izin, tetapi juga mendanai pembangunan rumah Allah itu (lihat 6:1-12). Setelah bangsa Yahudi selesai membangun rumah Allah, mereka “merayakan . . . dengan sukacita” karena menyadari bahwa Tuhanlah yang telah “memalingkan hati raja” (6:22).

Saat menghadapi suatu masalah yang perlu segera ditangani, kita menghormati Allah ketika kita membela perkara kita dengan sikap terhormat, mempercayai bahwa Allah berdaulat atas setiap keadaan, dan mengucap syukur atas hasil yang kita terima. —Dave Branon

Tuhan, tolong kami untuk menghadapi keadaan di sekitar kami dengan sikap terhormat. Kami membutuhkan hikmat-Mu untuk melakukannya. Kiranya kami selalu menghormati, mempercayai, dan memuliakan-Mu.

Menghormati penguasa membawa kemuliaan bagi Allah.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 3-4; Markus 10:32-52

Tidak Bisa Dibatalkan

Senin, 8 Februari 2016

Tidak Bisa Dibatalkan

Baca: Galatia 5:13-26

5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”

5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.

5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.

5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging–karena keduanya bertentangan–sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.

5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.

5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,

5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu–seperti yang telah kubuat dahulu–bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.

5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.

Buah Roh ialah: . . . kelemahlembutan, penguasaan diri. —Galatia 5:22-23

Tidak Bisa Dibatalkan

Saya tak bisa membatalkan tindakan yang telah saya lakukan. Seorang wanita memarkir mobilnya dan menghalangi saya yang hendak menuju ke pompa bensin. Wanita itu sedang keluar sebentar dari mobilnya untuk membuang sampah. Karena sudah tidak sabar menanti, saya membunyikan klakson. Dengan jengkel saya pun memutar balik dan mencari jalan lain. Namun segera saya merasa tidak enak hati karena sudah bersikap tidak sabar dan enggan untuk menunggu 30 detik hingga mobil itu bergerak. Saya juga meminta pengampunan dari Allah. Memang, wanita itu seharusnya parkir di tempat yang telah ditentukan. Namun seharusnya saya bisa menanggapinya dengan sabar dan ramah, bukan dengan kasar. Sayangnya, sudah terlambat bagi saya untuk meminta maaf karena wanita itu telah pergi.

Banyak ayat dalam kitab Amsal yang menantang kita untuk memikirkan tanggapan apa yang patut kita berikan manakala seseorang menghalangi rencana kita. Ada ayat yang berkata, “Bodohlah yang menyatakan sakit hatinya seketika itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh” (Ams. 12:16). Selain itu, “Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak” (20:3). Kemudian ada satu ayat lagi yang bernada sangat tegas: “Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya” (29:11).

Adakalanya membiasakan diri untuk bersikap sabar dan ramah memang terasa sulit. Namun Rasul Paulus berkata bahwa “buah Roh” (Gal. 5:22-23) merupakan karya Allah. Ketika kita bergantung kepada Allah dan bekerja sama dengan-Nya, Dia akan menghasilkan buah Roh tersebut dalam diri kita. Ubahlah kami, ya Tuhan. —Anne Cetas

Tuhan, jadikanlah aku seorang yang lemah lembut. Kiranya aku tidak lekas merasa frustrasi ketika ada masalah menjengkelkan yang menimpa hidupku. Beriku kesabaran dan kemampuan untuk mengendalikan diri.

Allah menguji kesabaran kita agar kita dapat berjiwa besar.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 4-5; Matius 24:29-51

Kata-Kata yang Sembrono

Senin, 25 Januari 2016

Kata-Kata yang Sembrono

Baca: Yakobus 3:1-12

3:1 Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat.

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:3 Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

3:4 Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

3:9 Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,

3:10 dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

3:11 Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama?

3:12 Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. —Yakobus 3:5

Kata-Kata yang Sembrono

Kesehatan putri saya sering bermasalah akhir-akhir ini, dan suaminya sangat memperhatikan dan mendukungnya. “Kamu sungguh beruntung!” kata saya.

“Ah, Mama tak berpikir begitu saat pertama kali aku mengenalnya,” jawabnya kepada saya dengan cengiran.

Putri saya benar. Ketika Icilda dan Philip bertunangan, saya agak khawatir. Masing-masing dari mereka memiliki kepribadian yang jauh berbeda. Keluarga kami besar dan heboh, sementara Philip bersifat pendiam. Dan saya menyampaikan tentang kekhawatiran tersebut kepada putri saya secara blak-blakan.

Saya sangat terkejut saat menyadari bahwa kritikan yang saya katakan tanpa pikir panjang 15 tahun lalu itu ternyata masih diingatnya dan mungkin saja menghancurkan relasi yang telah terbukti langgeng dan bahagia. Hal itu mengingatkan saya betapa kita perlu menjaga ucapan kita kepada orang lain. Begitu banyak dari kita yang dengan cepat mengutarakan apa yang kita anggap sebagai kelemahan dalam diri keluarga, teman, atau rekan kerja, atau kita lebih berfokus pada kesalahan daripada keberhasilan mereka. “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,” ucap Yakobus (3:5), tetapi dapat mengeluarkan perkataan yang menghancurkan relasi atau sebaliknya, menciptakan kedamaian dan harmoni di tengah lingkungan tempat kerja, gereja, atau keluarga.

Mungkin kita harus menjadikan doa Daud sebagai doa kita setiap kali kita mengawali hari: “Awasilah mulutku, ya TUHAN, berjagalah pada pintu bibirku!” (Mzm. 141:3). —Marion Stroud

Bapa, tolonglah aku mengekang perkataanku yang sembrono dan jagalah lidahku hari ini dan setiap hari.

Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak. —Amsal 25:11

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 12-13; Matius 16

Cerminan Surga

Minggu, 17 Januari 2016

Cerminan Surga

Baca: 1 Korintus 14:6-12,26

14:6 Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau nubuat atau pengajaran?

14:7 Sama halnya dengan alat-alat yang tidak berjiwa, tetapi yang berbunyi, seperti seruling dan kecapi–bagaimanakah orang dapat mengetahui lagu apakah yang dimainkan seruling atau kecapi, kalau keduanya tidak mengeluarkan bunyi yang berbeda?

14:8 Atau, jika nafiri tidak mengeluarkan bunyi yang terang, siapakah yang menyiapkan diri untuk berperang?

14:9 Demikianlah juga kamu yang berkata-kata dengan bahasa roh: jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan? Kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara!

14:10 Ada banyak–entah berapa banyak–macam bahasa di dunia; sekalipun demikian tidak ada satupun di antaranya yang mempunyai bunyi yang tidak berarti.

14:11 Tetapi jika aku tidak mengetahui arti bahasa itu, aku menjadi orang asing bagi dia yang mempergunakannya dan dia orang asing bagiku.

14:12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat.

14:26 Jadi bagaimana sekarang, saudara-saudara? Bilamana kamu berkumpul, hendaklah tiap-tiap orang mempersembahkan sesuatu: yang seorang mazmur, yang lain pengajaran, atau penyataan Allah, atau karunia bahasa roh, atau karunia untuk menafsirkan bahasa roh, tetapi semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun.

Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. —1 Korintus 14:12

Cerminan Surga

Kebun raya kelas dunia di seberang gereja kami menjadi tempat berlangsungnya kegiatan kebersamaan bagi seluruh jemaat. Sambil berkeliling taman, saya pun menyapa orang-orang yang sudah lama saya kenal, mengobrol dengan mereka yang sudah lama tak bertemu, dan menikmati indahnya lingkungan yang dirawat oleh orang-orang yang mengerti dan mencintai tanaman. Bagi saya, kegiatan sore itu memberi gambaran tentang peran gereja yang seharusnya—menjadi cerminan surga di dunia.

Kebun merupakan tempat bagi setiap tanaman dipelihara dalam lingkungan yang membuatnya tumbuh dengan subur. Tukang kebun akan menyiapkan tanahnya, menjaga tanaman dari serangan hama, dan memastikan tiap tanaman mendapatkan makanan, air, dan sinar matahari yang dibutuhkan. Hasilnya adalah suatu kebun yang indah, penuh warna, dan harum yang dapat dinikmati siapa saja.

Seperti kebun, gereja dimaksudkan menjadi tempat setiap orang bekerja bersama untuk kemuliaan Allah dan kebaikan bersama; tempat setiap orang bertumbuh karena hidup bersama dalam lingkungan yang aman; tempat orang-orang diperhatikan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing; tempat kita melakukan pekerjaan yang kita sukai, yaitu pekerjaan yang memberikan manfaat bagi orang lain (1Kor. 14:26).

Seperti tanaman yang terpelihara baik, orang yang tumbuh dalam lingkungan yang sehat memancarkan keharuman yang menarik orang kepada Allah melalui keindahan kasih-Nya yang ditunjukkannya. Meski tidak sempurna, gereja tetap adalah cerminan surga. —Julie Ackerman Link

Bagaimana caranya kamu dapat mendorong gerejamu agar semakin sehat? Mintalah kepada Allah untuk menolongmu melayani sebagaimana Kristus telah melayani kita. Layanilah sesuai dengan kemampuan dan minatmu. Dengarkanlah orang lain dengan sungguh-sungguh dan doakanlah mereka.

Keindahan Kristus tampak dari hati yang dipenuhi keharuman kasih-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 41-42; Matius 12:1-23