Sepanjang Masa
Rabu, 14 September 2016
Baca: Yohanes 6:53-69
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
6:60 Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”
6:61 Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
6:62 Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?
6:63 Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
6:64 Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.
6:65 Lalu Ia berkata: “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”
6:66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
6:67 Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
6:68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
6:69 dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.” —Yohanes 6:68-69
Sepanjang tahun 2016, sejumlah kelompok teater di Inggris dan di seluruh dunia mementaskan pertunjukan-pertunjukan khusus untuk memperingati 400 tahun wafatnya William Shakespeare. Banyak orang telah menghadiri berbagai konser, ceramah, dan festival yang diadakan untuk memperingati karya abadi dari seseorang yang dipandang luas sebagai penulis drama terbesar dalam kesusastraan Inggris. Ben Jonson, penulis sezaman Shakespeare, menulis tentang rekannya itu, “Ia tidak hanya hidup pada satu zaman, melainkan tetap hidup sepanjang masa.”
Meskipun ada seniman, penulis, atau pemikir yang pengaruhnya dapat bertahan selama berabad-abad, Yesus Kristus adalah satu-satunya pribadi yang hidup dan karya-Nya bertahan sepanjang masa. Dia menyatakan diri-Nya sebagai “roti yang telah turun dari sorga . . . Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (ay.58).
Ketika orang banyak yang mendengar pengajaran Yesus merasa tersinggung oleh perkataan-Nya dan tidak lagi mengikut Dia (Yoh. 6:61-66), Tuhan bertanya kepada murid-murid-Nya apakah mereka juga ingin pergi (ay.67). Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (ay.68-69).
Saat kita mengundang Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamat atas hidup kita, kita bergabung dengan murid-murid-Nya dan semua orang yang telah mengikut Dia, dalam kehidupan baru yang akan bertahan selamanya dan sepanjang masa. —David McCasland
Tuhan Yesus, terima kasih untuk karunia hidup kekal dalam persekutuan dengan-Mu hari ini dan sampai selamanya.
Yesus adalah Anak Allah, Pribadi yang kekal sepanjang masa, yang memberi kita hidup kekal.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 19-21; 2 Korintus 7
Benarkah bahwa orang yang berharap tak ubahnya seperti orang yang tidak punya pendirian? Apakah berharap berarti mengucapkan keinginanmu lalu pasrah menantikan seseorang akan mengabulkannya?