Posts

Menyembunyikan Luka Hati

Sabtu, 14 Juli 2018

Menyembunyikan Luka Hati

Baca: Ibrani 4:12-13

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Firman Allah . . . sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. —Ibrani 4:12

Menyembunyikan Luka Hati

Ketika diundang menjadi pembicara di sebuah gereja lokal, saya membawakan topik tentang membawa kepedihan hati kita ke hadapan Allah untuk menerima pemulihan yang ingin diberikan-Nya. Sebelum menutup dengan doa, gembala gereja itu berdiri di tengah-tengah jemaat dan berkata, “Sebagai gembalamu, saya merasa diberkati dapat bertemu dengan kamu sekalian di sepanjang minggu dan mendengarkan kisah-kisah tentang kepedihan hati yang kamu rasakan. Namun, dalam kebaktian hari Minggu seperti ini, saya sedih melihat kamu justru menyembunyikan kepedihanmu.”

Hati saya ikut merasa pedih saat mengingat luka hati yang masih tersembunyi dan yang sesungguhnya ingin dipulihkan oleh Allah. Penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa firman Allah hidup dan kuat. Banyak orang memahami “firman” tersebut sebagai Alkitab, tetapi arti sebenarnya lebih luas dari itu. Yesus adalah Firman Allah yang hidup. Dia tahu seluruh pikiran dan perbuatan kita, tetapi meskipun demikian, Dia tetap mengasihi kita.

Yesus Kristus menyerahkan nyawa-Nya agar kita dapat datang ke hadapan Allah kapan saja. Meskipun kita tahu bahwa kita tidak perlu memberitahukan segala sesuatu kepada setiap orang yang kita kenal, kita juga tahu bahwa Allah menghendaki gereja-Nya menjadi tempat bagi kita untuk hidup apa adanya sebagai pengikut Kristus—pribadi-pribadi yang memang mengalami kepedihan, tetapi yang telah menerima pengampunan Allah. Sudah sepatutnya gereja menjadi tempat bagi kita semua untuk “saling membantu menanggung beban” (Gal. 6:2 bis).

Adakah yang sedang kamu sembunyikan dari orang lain hari ini? Apakah kamu juga mencoba untuk menyembunyikan diri dari Allah? Allah memperhatikan kita melalui Yesus, dan Dia tetap mengasihi kita. Maukah kamu mengizinkan Allah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hatimu? —Elisa Morgan

Siapa yang kamu harapkan bisa menolong untuk menanggung bebanmu?

Allah memperhatikan kita dengan kasih Bapa.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 10-12; Kisah Para Rasul 19:1-20

Bekerja Sama

Selasa, 13 Maret 2018

Bekerja Sama

Baca: Ibrani 10:19-25

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,

10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. —Ibrani 10:24

Bekerja Sama

Mengapa lebih dari lima juta orang setiap tahunnya rela mengeluarkan uang untuk berlari sekian kilometer dan melintasi halang rintang yang mengharuskan mereka untuk memanjat dinding yang tegak, merayap di tanah berlumpur, dan menaiki bagian dalam pipa vertikal yang diguyur air? Sejumlah orang melakukannya karena mereka tertantang untuk menguji ketahanan diri mereka atau untuk menaklukkan ketakutan mereka. Bagi yang lain, mereka tertarik pada kerja sama tim di mana para peserta saling membantu dan mendukung satu sama lain. Seseorang menyebut arena tersebut sebagai “zona tanpa penghakiman” karena di sana orang-orang yang tidak saling mengenal akan menolong satu sama lain untuk menyelesaikan perlombaan (Stephanie Kanowitz, The Washington Post).

Alkitab mendorong kita untuk membangun kerja sama sebagai sikap yang patut dicontoh dalam hidup kita bersama sebagai murid Yesus. “Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat” (Ibr. 10:24-25).

Tujuan kita bukanlah untuk menjadi yang pertama dalam mengakhiri perlombaan iman, tetapi untuk mendorong sesama secara nyata dengan memberikan teladan dan pertolongan kapan pun seseorang membutuhkannya.

Akan tiba saatnya kita mengakhiri hidup kita di dunia. Sampai saat itu tiba, marilah kita saling menguatkan, siap sedia menolong, dan terus bekerja sama hari demi hari. —David C. McCasland

Bapa di surga, berilah kami kepekaan dan kekuatan untuk menolong satu sama lain dalam perlombaan iman kami hari ini.

Kita berlari bersama di dalam perlombaan iman.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 20-22; Markus 13:21-37

Desain gambar oleh WarungSaTeKaMu & Elizabeth Rachel

Berbagi Pergumulan

Senin, 16 November 2015

Berbagi Pergumulan

Baca: Galatia 6:1-10

6:1 Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan.

6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. —Galatia 6:2

Berbagi Pergumulan

Tanggal 25 April 2015 adalah Peringatan Hari ANZAC ke-100. Peringatan itu dirayakan setiap tahunnya oleh Australia dan Selandia Baru untuk menghormati para anggota Kesatuan Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru (ANZAC) yang berjuang bersama dalam Perang Dunia I. Kerja sama itu menandai suatu masa ketika masing-masing negara tersebut tidak perlu menghadapi kengerian perang itu sendirian, dan para tentara dari kedua negara itu turun tangan untuk berjuang bersama.

Berbagi pergumulan hidup merupakan sikap mendasar yang dituntut dari para pengikut Kristus dalam hidup mereka. Rasul Paulus menantang kita, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2). Dengan bergandengan tangan dalam melewati berbagai tantangan hidup, kita dapat menolong untuk saling menguatkan dan mendukung satu sama lain di tengah masa-masa yang sulit. Melalui kepedulian dan kasih Kristus yang ditunjukkan kepada sesama, kesulitan-kesulitan hidup yang dialami sepatutnya mendekatkan kita kepada Kristus dan kepada satu sama lain—dan bukannya membuat kita terkucil sendirian di tengah penderitaan.

Sesungguhnya kita sedang meneladani kasih Kristus saat kita ikut merasakan pergumulan orang lain. Kita membaca dalam kitab Yesaya, “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya” (Yes. 53:4). Sebesar apa pun pergumulan yang kita hadapi, kita takkan pernah menghadapinya sendirian. —Bill Crowder

Terima kasih, ya Bapa, karena aku tidak harus menjalani hidupku sendirian. Engkau sungguh dekat kepadaku.

Kita dapat berjalan lebih jauh bersama-sama daripada ketika berjalan sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 3-4; Ibrani 11:20-40