Kesempatan adalah sesuatu yang tidak selalu ada. Beberapa dari kita berupaya mencarinya, mungkin mati-matian, lalu pada saat kita mendapatkannya, kita “melahapnya”. Namun anehnya, pola seperti itu tidak selalu terjadi. Ada momen ketika sejumlah kesempatanlah yang terlihat menawarkan diri kepada kita.
Salah satu tema yang sangat mendesak untuk dibahas kita semua adalah tentang “nilai” manusia. Seberapa berharga manusia? Pertanyaan ini dapat menimbulkan beragam jawaban tergantung wawasan dunia yang dimiliki oleh penjawabnya. Jika disandingkan antara Bunda Teresa dengan pelaku human trafficking, aku yakin keduanya akan melontarkan jawaban yang berbeda, atau bahkan bertentangan.
Dalam dunia yang penuh dengan kasus penyelewengan hak hidup seorang manusia, kita semua, orang Kristen, secara khusus mereka yang kaum wanita, menginginkan emansipasi (pembebasan dari perbudakan). Tak satupun dari semua wanita yang pernah berbincang dengan saya menginginkan dirinya dianggap rendah derajatnya oleh orang lain.
Jika kamu pernah mengemudi sebuah motor, apalagi dengan kecepatan yang cukup tinggi, kamu tentu tahu bahwa hanya dengan satu kesalahan pilihan saja, sesuatu yang fatal dapat segera terjadi.
Bertahun-tahun lalu hiduplah seorang remaja yang sikapnya kasar dan tak punya tujuan hidup. Dia bukan hanya sering membentak dan menghina orang tuanya, dia bahkan tidak percaya kepada Tuhan. Ketika masih SMA, dia terkenal karena suka mengejek kepercayaan teman-temannya. Dia pernah juga menantang gurunya dengan cara yang tidak sopan untuk membuktikan keberadaan Tuhan.
Kita hidup dalam dunia yang telah berteman akrab dengan penderitaan. Ketika dosa masuk ke dalam dunia ini, dimulailah konsekuensi yang saat ini kita tanggung. Ada derai air mata kepedihan, jerit kesakitan, dan berbagai luka kehancuran.
Mengimani sesuatu dengan sungguh-sungguh tidak lantas membuat apa yang diimani itu menjadi benar. Hal ini jugalah yang terjadi ketika kita berdoa. Kita tahu berdoa adalah kebutuhan setiap orang percaya. Kita yang percaya pada Yesus Kristus “dituntut” oleh-Nya untuk berdoa.