SinemaKaMu: Facing The Giants
Oleh: Devina Stephanie
Judul : Facing The Giants
Sutradara : Alex Kendrick
Penulis Naskah: Alex & Stephen Kendrick
Tahun Rilis : Sep 2006 (tersedia dalam DVD tahun 2007)
Guys, tau gak kenapa film ini dijuluki sebagai film legendaris? Yup! Meski usianya sudah hampir satu dekade, film ini menyampaikan pesan yang tak lekang oleh waktu. Aku sendiri baru menontonnya tahun 2015 dan merasa sangat diberkati.
Istimewanya, film ini dikerjakan hampir seluruhnya oleh para relawan dari sebuah gereja. Gagasannya muncul dari dua bersaudara, Alex dan Stephen Kendrick, yang rindu memakai media film untuk menguatkan sesama orang percaya dan memperkenalkan iman Kristen kepada dunia.
Selain sebagai sutradara, Alex juga berperan sebagai tokoh utama film ini, Grant Taylor, pelatih football di sebuah SMA. Taylor hampir saja kehilangan pekerjaan karena selama menjadi pelatih selama 6 tahun, tim football-nya belum pernah mencicipi satu kemenangan di ajang pertandingan manapun. Tak hanya itu, langkahnya juga dihadang banyak “raksasa” lain, termasuk krisis keuangan dalam keluarga dan masalah infertilitas yang membuat istrinya tidak bisa mengandung. Di tengah situasi yang kelihatannya tanpa pengharapan, Taylor pun belajar bergantung sepenuhnya hanya kepada Tuhan. Situasi Taylor tidak lantas berubah dalam sekejap, namun ketika hatinya melekat pada Tuhan, ia pun mulai menanggapi berbagai masalah di sekitarnya dengan sikap yang berbeda. Perubahan sikap ini ia bagikan juga kepada timnya saat akan bertanding: “Jangan mudah menyerah. Tetap fokus. Berikan yang terbaik dalam setiap hal seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Hormati Tuhan dalam segala hal. Jika kita menang, kita memuji Tuhan dan jika kita kalah, kita tetap memuji Tuhan.”
Meski berkisah tentang tokoh-tokoh rekaan, film ini memberitahukan kepada setiap penonton tentang Tuhan yang nyata dan hidup. Benar bahwa tantangan dalam keluarga, pekerjaan, kesehatan, relasi dengan orang lain, kebutuhan finansial, dan sebagainya, dapat tampak seperti raksasa-raksasa yang menghadang langkah kita, sebagaimana yang dialami Taylor. Namun, kita selalu dapat mengandalkan Tuhan, Bapa kita, yang lebih besar dari semua masalah kita. Di saat kita tak berdaya, di situlah tangan Tuhan berkarya.