Persahabatan
Baca: 1 Samuel 23:14-18
23:14 Maka Daud tinggal di padang gurun, di tempat-tempat perlindungan. Ia tinggal di pegunungan, di padang gurun Zif. Dan selama waktu itu Saul mencari dia, tetapi Allah tidak menyerahkan dia ke dalam tangannya.
23:15 Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa,
23:16 maka bersiaplah Yonatan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah
23:17 dan berkata kepadanya: “Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.”
23:18 Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Persahabatan adalah salah satu karunia terbesar dalam kehidupan. Sahabat sejati merindukan kebaikan terbesar bagi teman-temannya, yaitu agar mereka bisa mengenal Allah dan mengasihi-Nya dengan segenap hati, jiwa, dan pikiran mereka. Dietrich Bonhoeffer, seorang pendeta asal Jerman yang kemudian menjadi martir, pernah berkata,“Persahabatan kita seharusnya ditujukan untuk menolong sahabat kita menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupnya.”
Yonatan, sahabat Daud, adalah contoh seorang sahabat sejati. Saat itu Daud sedang melarikan diri dan bersembunyi di padang gurun Zif, karena menyadari bahwa “Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya” (1Sam. 23:15). Yonatan pun pergi ke Koresa untuk menemui Daud. Catatan yang penting di sini adalah niat Yonatan dalam menolong Daud, yaitu untuk “menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah” (ay.16).
Inilah esensi dari persahabatan Kristen. Lebih dari sekadar berbagi minat yang sama, kasih sayang, cerita, dan tawa, persahabatan Kristen bertujuan untuk menaburkan firman tentang hidup yang kekal dalam hidup orang lain, mengingatkan mereka pada hikmat Allah, menyegarkan kembali jiwa mereka dengan firman tentang kasih-Nya, dan mengokohkan iman mereka kepada Allah.
Berdoalah bagi sahabat-sahabatmu dan mintalah agar Allah memberimu perkataan yang tepat pada saat yang tepat untuk menolong mereka memperoleh kekuatan baru di dalam Allah dan firman-Nya.—DHR
Sahabat sejati adalah hadiah dari Allah,
seseorang yang mengarahkan kita kembali kepada-Nya.
Untuk direnungkan lebih lanjut
Apakah kamu secara intensional memberitakan Injil kepada teman-temanmu atau menguatkan kepercayaan mereka kepada Allah saat mereka bergumul? Perubahan tutur kata dan perilaku seperti apa yang perlu kamu lakukan agar kamu dapat mengarahkan orang kepada Kristus?