Waspadalah!

Rabu, 16 November 2011

Baca: 1 Yohanes 2:18-27

Dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir. —1 Yohanes 2:18

Ketika agen FBI melatih para kasir bank untuk mengenali uang kertas palsu, mereka menunjukkan kepada para kasir itu baik uang yang palsu maupun yang asli, dan para kasir harus mempelajari keduanya. Supaya dapat mendeteksi adanya pemalsuan, mereka harus memperhatikan perbedaan-perbedaan yang muncul ketika uang asli itu dibandingkan dengan uang palsu—bukan memperhatikan kesamaannya.

Dalam 1 Yohanes 2, Rasul Yohanes membantu untuk melindungi umat dari ajaran bidat dengan cara menunjukkan kepada mereka contoh-contoh orang Kristen palsu dan guru-guru palsu. Salah satu tanda dari akhir zaman adalah kemunculan para antikristus (1 Yoh. 2:18). Antikristus adalah mereka yang mengaku diri memiliki kuasa dan wewenang Kristus, tetapi sebenarnya tidak demikian, atau mereka yang menolak dan menentang Kristus serta ajaran-Nya.

Yohanes memberikan tiga tanda dari guru-guru palsu yang dikendalikan oleh roh antikristus: Mereka memisahkan diri dari persekutuan (ay.19), mereka menyangkal Yesus adalah Kristus (ay.22), dan mereka menyesatkan orang-orang percaya untuk meninggalkan Yesus (ay.26). Yohanes mendorong orang percaya untuk melindungi diri mereka dari roh antikristus dengan cara bergantung pada kehadiran Roh Kudus yang tinggal di dalam diri mereka, mengenal kebenaran, dan tetap tinggal dalam persekutuan bersama Yesus.

Kita dapat melindungi diri kita dari kesalahan dan tipu daya dengan jalan mengenali apa yang palsu dan tetap bersandar kepada Sang Kebenaran—Yesus Kristus. —MLW

Dunia ini penuh dengan nabi palsu
Yang berlagak sebagai “malaikat terang”;
Mereka menggoda jiwa lemah dengan taktik mereka
Mengalihkannya dari kejujuran dan kebenaran. —Bosch

Waspadalah: Setan bisa saja menambahkan sedikit kebenaran pada sesuatu yang palsu.

Makanan Bayi

Selasa, 15 November 2011

Baca: Ibrani 5:12–6:2

Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. —Ibrani 5:14

Apakah Anda pernah mencicipi makanan bayi? Saya pernah. Makanan bayi itu rasanya sangat hambar! Namun, tanpa gigi, bayi tidak punya pilihan lain. Sudah pasti mereka tidak dapat memakan bistik daging yang enak.

Yang menyedihkan, sejumlah orang Kristen merasa puas dengan makanan bayi untuk kebutuhan rohani mereka. Mereka suka terus-menerus mengulang kebenaran-kebenaran Alkitab yang sederhana dan tidak mau mempelajari lebih dari berita Injil yang mendasar (Ibr. 6:1-2). Karena tidak mau mencerna kebenaran yang lebih dalam dan bagian Alkitab yang lebih sulit, mereka tidak memiliki cukup pemahaman alkitabiah dan keyakinan untuk mengambil keputusan yang benar (5:13). Mereka mungkin sudah bertahun-tahun menjadi orang Kristen, tetapi kemampuan rohani mereka tidak bertumbuh. Mereka tetap bayi secara rohani.

Ketika anak-anak bertumbuh secara jasmani, mereka belajar makan makanan padat yang memberi mereka tenaga dan daya hidup. Dengan cara yang sama, setiap orang percaya perlu bertanggung jawab untuk memberi makan jiwanya dengan makanan rohani yang padat. Jika lalai melakukannya, rohani mereka akan jadi lemah dan kurang gizi.

Anda dapat memperkirakan usia seseorang dari penampilan mereka. Usia rohani seseorang dinyatakan melalui kemampuan mereka untuk membedakan mana hal yang baik dan yang jahat dan dari karakter diri yang mereka tunjukkan hari demi hari.

Apakah ketajaman rohani ini terlihat jelas dalam hidup Anda? Ataukah Anda masih makan makanan bayi untuk kebutuhan rohani Anda? —CPH

Untuk memahami firman Kebenaran
Perlu ketekunan dan ketelitian,
Jadi sediakan waktu untuk mempelajarinya
Lalu nyatakanlah kebenaran itu. —Hess

Pakailah hidup Anda untuk mempelajari firman Allah dan firman Allah akan nyata dalam hidup Anda.

Doa Bapa Kami: #3 Berikanlah Kami Pada Hari Ini

Seri Wallpaper Doa Bapa Kami, karya Heri Kurniawan

Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya

(Matius 6:11)

Waktu Yesus berkata, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”, Dia bermaksud mengatakan bahwa mendoakan kebutuhan sehari-hari kita adalah hal wajar. Kita baru dapat benar-benar melayani kerajaan dan kehendak-Nya bila kita punya cukup kekuatan pada hari ini.

Kita dapat membawa permintaan kecil kita. Kita dapat meletakkan kebutuhan kita akan makanan, pakaian—semua yang kita perlukan. Jika kita membutuhkannya, berarti hal-hal itu sudah menjadi perhatian Bapa pula.

DISKUSI

Bagaimana hal ini mempengaruhi doa kita, jika kita percaya bahwa Tuhan sudah paham kebutuhan kita sebelum kita mendoakannya? (lihat Mat. 6:31-32; Ibr. 4:15-16)

(Ayo sharing-kan jawaban dan pendapatmu dengan para sobat muda lain melalui box comment di bawah ini!)

Artikel dikutip dari buku Seri Hikmat Ilahi “Pola Doa Tuhan Yesus”
oleh Haddon Robinson ©2002, RBC Ministries

Berduka Sepenuhnya

Senin, 14 November 2011

Baca: Ratapan 3:25-33

Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. —Ratapan 3:32

Yerusalem telah menjadi lautan api, dan Nabi Yeremia meratapinya. Nubuatnya tentang penghakiman ilahi terhadap kota itu sama sekali tidak diperhatikan. Sekarang nubuat yang menakutkan itu sungguh-sungguh terjadi dengan kengerian yang nyata. Kitab Ratapan yang singkat mencatat masa perkabungan Nabi Yeremia karena kehancuran kota Yerusalem.

Nabi Yeremia menyusun kitab Ratapan disesuaikan dengan 22 huruf dari abjad Ibrani, menggunakan teknik abjad akrostik (sanjak tersusun) untuk membantu pembaca supaya dapat menghafal bagian-bagian kitab ini dengan lebih mudah. Namun, pemakaian teknik ini juga memperlihatkan bahwa Yeremia tidak mempersingkat masa berkabungnya. Ia dengan sengaja menyediakan waktu khusus untuk merenungkan, bahkan untuk menuangkan kehancuran hatinya dalam bentuk tulisan. Bisa dikatakan bahwa Nabi Yeremia belajar berduka sepenuhnya.

Di tengah rasa duka, penghiburan Allah pun muncul dalam benaknya. Kenangan tentang kedaulatan dan kebaikan Allah memberi pengharapan kepada sang nabi dalam menghadapi masa depan. “Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya” (Rat. 3:31-32).

Jika baru-baru ini Anda mengalami peristiwa kehilangan yang menyakitkan, ingatlah untuk menyediakan cukup waktu berkabung dan merenungkan segala kebaikan Allah. Dengan demikian, Anda akan dapat mengalami penghiburan dan pengharapan-Nya untuk masa depan. —HDF

Untuk mengalami penghiburan Allah
Ketika Anda menderita dalam duka,
Cobalah berfokus pada kebaikan Allah,
Dan Dia akan memberi Anda kelegaan. —Sper

Allah mengizinkan derita dan air mata hari ini untuk membuka hati kita bagi sukacita esok hari.

Berani Menyatakan Iman

Minggu, 13 November 2011

Baca: 1 Petrus 3:8-17

Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. —1 Petrus 3:14

Ketika sedang menanti suatu prosedur pemeriksaan medis rutin di rumah sakit, saya memperhatikan di dinding terdapat sebuah pajangan salib. Seorang perawat kemudian mengajukan beberapa pertanyaan administrasi, termasuk pertanyaan “Apakah Anda punya kebutuhan rohani yang ingin Anda bicarakan dengan seorang pendeta?” Saya katakan bahwa saya menghargai tawaran yang diajukannya, suatu tawaran yang tak lazim untuk masa kini. Sambil tersenyum, perawat itu menjawab bahwa rumah sakit itu didirikan menurut prinsip Kristen dan “itulah bagian dari misi kami.” Saya kagum melihat orang-orang itu berani menyatakan iman mereka di tengah masyarakat yang semakin sekuler dan majemuk.

Petrus mendorong umat percaya di abad pertama, yang tercerai-berai karena penganiayaan dan yang hidup di dunia yang tak ramah ini, untuk menganggap penderitaan karena kebenaran sebagai kebahagiaan. “Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu” (1 Ptr. 3:14-15).

Sama seperti wanita di rumah sakit yang menyatakan imannya secara terbuka, kita juga dapat berbuat demikian. Dan bila kita dikritik atau diperlakukan dengan tidak adil karena iman kita kepada Kristus, kita harus membalasnya dengan lemah lembut dan hormat. Kita tidak perlu takut menyatakan iman kita di dalam Dia. —DCM

Kapan pun orang menghakimi dan mengutarakan
Ketidaksukaan mereka tentang apa yang kita yakini,
Kasih yang serupa Kristus perlu kita tunjukkan—
Maka mungkin mereka mau menerima Tuhan. —Branon

Lebih baik menderita demi nama Kristus daripada melukai nama Kristus.

Jalan Menuju Berkat

Sabtu, 12 November 2011

Baca: Keluaran 15:22-27

Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu. —Keluaran 15:25

Pelayanan Robyn dan Steve sebagai konselor tidak banyak memberi pemasukan bagi mereka. Baru-baru ini, suatu masalah keluarga mengharuskan mereka untuk menempuh perjalanan sejauh 7.500 km pulang-pergi dengan mobil tua mereka.

Setelah menangani masalah tersebut, mereka pulang kembali ke Michigan. Ketika masih berada sekitar 3.000 km dari rumah, mobil mereka mulai terbatuk-batuk dan mogok. Seorang montir memeriksa mobil itu dan berkata kepada mereka, “Tak bisa diperbaiki lagi. Anda butuh mesin yang baru.”

Karena tidak sanggup membeli mesin baru, mereka tidak punya pilihan selain berupaya membawa mobil tersebut pulang. Tiga hari kemudian, dengan tambahan oli dan banyak doa, mereka secara ajaib dapat tiba di rumah dengan selamat. Lalu mereka mendengar adanya “misionaris mobil” yang memberikan bantuan bagi mereka yang terlibat dalam pelayanan. Takjub saat mengetahui bahwa mobil itu berhasil membawa mereka kembali, misionaris ini rela mengganti mesin mobil itu secara gratis. Jika Steve memperbaiki mobilnya saat di tengah jalan, ia pasti harus mengeluarkan biaya ribuan dolar yang tidak dimilikinya.

Dalam Keluaran 15, bangsa Israel dipimpin Allah hingga ke padang gurun. Setelah tiga hari perjalanan, mereka kehabisan air dan tidak ada cara untuk mendapatkannya. Namun, Allah mengetahui masalah mereka. Bahkan, solusinya sudah menanti mereka di Mara (ay.25) dan Elim (ay.27). Allah tidak hanya menyelesaikan masalah kekurangan air, tetapi juga menyediakan tempat istirahat bagi mereka.

Di tengah situasi sulit, kita dapat percaya Allah terus memimpin. Dia sudah tahu apa yang kita perlukan sesampainya kita di tujuan. —JDB

Aku tak tahu bagaimana caranya
Tuhan menyediakan kebutuhanku;
Yang kutahu hanyalah semua kebutuhanku
Dicukupi melalui kasih anugerah-Nya. —Adams

Menghadapi kemustahilan memberi kita kesempatan untuk mempercayai Tuhan.

Rasa Aman Yang Sejati

Jumat, 11 November 2011

Baca: Roma 8:31-39

Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. —Roma 8:37

Selama Perang Dingin—suatu periode yang penuh ketegangan antara dua kekuatan adidaya dari pertengahan hingga akhir abad ke-20—warga Amerika Serikat hidup di bawah ancaman perang nuklir. Saya ingat pada masa krisis peluru kendali Kuba tahun 1962, kami merasa was-was karena kehancuran dapat terjadi sewaktu-waktu. Sungguh suatu keadaan yang menegangkan bagi seorang anak kelas enam SD seperti saya.

Salah satu kenangan saya yang paling janggal tentang pergolakan saat itu adalah diadakannya latihan penyelamatan di sekolah. Saat alarm berbunyi, kami harus bersembunyi di bawah meja supaya terlindung dari serangan bom atom. Saat mengingatnya kembali, saya yakin bahwa cara itu tidak akan dapat melindungi kami dari bencana nuklir, bahkan terlebih mungkin hal itu memberikan rasa aman yang semu.

Meski kita sekarang mungkin tidak menghadapi ancaman nuklir yang sebesar itu, masih banyak ancaman bahaya yang menakutkan kita—dan beberapa diantaranya datang dari dunia roh. Efesus 6:12 mengingatkan kita bahwa perjuangan kita adalah “melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” Semua itu benar-benar musuh yang tangguh, tetapi Allah telah memberi kita perlindungan kasih-Nya (Rm. 8:35, 38-39) dan sumber daya berupa perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:13-17).

Dan hasilnya? Saat kita menghadapi musuh-musuh yang begitu kuat, “kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Rm. 8:37). Dalam diri Bapa kita di surga, kita memiliki rasa aman yang sejati. —WEC

Meski bahaya mengintai dari segala sisi,
Dalam Kristus Tuhan, kita akan bersandar;
Allah kita kuat, pengharapan kita pasti—
Hanya dalam Dia, kita aman! —Fitzhugh

Rasa aman didapat bukan pada waktu tidak ada bahaya, tetapi ketika Tuhan hadir.

Doa Bapa Kami: #2 Jadilah Kehendak-Mu

Seri Wallpaper Doa Bapa Kami, karya Heri Kurniawan

datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu,
di bumi seperti di sorga.

(Matius 6:10)

Sewaktu kita mengucapkan “datanglah kerajaan-Mu”, kita juga sedang meminta hal lain. Kita memohon agar di tempat tinggal kita sekarang, kita takluk pada kehendak Allah. Jika kita sungguh merindukan saat kerajaan Kristus ditegakkan di bumi ini, kita harus bersedia merelakan segala “kerajaan-kerajaan kecil” yang begitu berarti bagi kita ditaklukkan di bawah pemerintahan Allah.

Kita perlu menyadari betapa pentingnya menyesuaikan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Kita tidak seharusnya mendoakan sesuatu dan mengakhirinya dengan berkata, “jika itu adalah kehendak-Mu” apabila tidak dengan sepenuh hati. . . . Doa bukanlah untuk memaksa Tuhan melakukan keinginan kita; namun memohon agar kehendak Tuhan dapat terlaksana di dalam kehidupan kita, keluarga kita, bisnis kita, dan di dalam hubungan kita, seperti halnya di surga.

DISKUSI

Waktu kita berdoa agar kehendak Allah terjadi di bumi, maka ini adalah permintaan dalam skala global dan juga pribadi. Bagaimana Yesus memberikan contoh berdoa seperti ini di dalam kehidupan-Nya sendiri?

(Ayo sharing-kan jawaban dan pendapatmu dengan para sobat muda lain melalui box comment di bawah ini!)

Artikel dikutip dari buku Seri Hikmat Ilahi “Pola Doa Tuhan Yesus”
oleh Haddon Robinson ©2002, RBC Ministries

Semuanya Tentang Dia

Kamis, 10 November 2011

Baca: Yohanes 3:22-36

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. —Yohanes 3:30

Waktu Sheri bertunangan, Amy—sahabatnya yang masih lajang—ikut merayakan bersamanya. Amy merencanakan pesta bagi sang calon pengantin wanita, membantunya memilih gaun pengantin, berjalan menuju altar di depan Sheri dan berdiri di sampingnya sebagai pendamping pengantin selama upacara pernikahan di gereja. Ketika Sheri dan suaminya dikaruniai anak, Amy mengadakan pesta bagi mereka dan ikut bersukacita atas berkat-berkat yang diterima Sheri.

Sheri berkata kepada Amy, “Kau sudah menghiburku di saat-saat sulit, tetapi satu hal khusus yang membuatku yakin bahwa kau sungguh mengasihiku adalah ketika kau ikut bersukacita bersamaku di masa-masa bahagiaku. Kau tak biarkan cemburu menghalangimu untuk merayakan sukacita bersamaku.”

Ketika para murid Yohanes Pembaptis mendengar makin banyak orang mengikuti seorang rabi baru bernama Yesus, mereka berpikir Yohanes bisa jadi iri (Yoh. 3:26). Mereka menemuinya dan berkata: “Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya.” Namun, Yohanes ikut bersukacita dalam pelayanan Yesus, “Aku diutus untuk mendahului-Nya. . . . Tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh” (ay.28-29).

Sikap rendah hati haruslah juga menjadi ciri hidup kita. Daripada menginginkan perhatian untuk diri sendiri, segala hal yang kita lakukan haruslah membawa kemuliaan bagi Juruselamat kita. “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ay.30). —AMC

Bukanlah ‘ku, tetapi hanya Kristus layak benar dipuji, disembah.
Bukanlah ‘ku tetapi hanya Kristus, patut tetap dimuliakanlah.
Bukanlah ‘ku tetapi hanya Kristus, dalam seg’nap perilaku hidupku.
Bukanlah ‘ku tetapi hanya Kristus, dalam seg’nap ucapan, tingkahku.
—Whiddington (Nyanyikanlah Kidung Baru, No. 180)

Bila kita ingin Kristus semakin besar, kita harus semakin kecil.