Wallpaper: He Leads Me Beside Peaceful Streams

He lets me rest in green meadows; he leads me beside peaceful streams. (Psalms 23:2 NLT)

Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang. (Mazmur 23:2)

Waktu Untuk Mendengarkan Nasihat

Selasa, 17 Januari 2012

Baca: Keluaran 18:13-24

Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya. —Keluaran 18:24

Karena banyak di antara kita memang menjalani kehidupan yang sibuk, tidak sulit untuk ikut merasakan beban masalah yang dialami Musa dalam Keluaran 18. Sebagai satu-satunya hakim bagi seluruh umat Israel, Musa dikerumuni oleh orang-orang yang membutuhkan pertolongannya “dari pagi sampai petang” (ay.13).

Bahkan, saya pernah bertemu dengan orangorang— khususnya orangtua muda—yang memberitahu saya bahwa mereka dapat mengerti apa yang sedang Musa alami. Tampaknya kita perlu mempelajari dua keahlian untuk dapat bertahan hidup: kemauan untuk mendengar (ay.24) dan kesediaan untuk menerima pertolongan (ay.25). Terkadang kita enggan menerima pertolongan karena kesombongan kita, walaupun tidak selalu demikian alasannya.

Masalahnya bagi Musa, dan sering kali bagi kita, hidup berjalan begitu cepat dan banyak menuntut perhatian kita (ay.13-15) sehingga kita hampir tidak mempunyai waktu untuk memberikan reaksi, apalagi untuk merenung secara pribadi atau meminta nasihat kepada orang lain. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa Alkitab mengingatkan kita untuk berhubungan dengan para penasihat. Mereka akan bersedia berbagi pengalaman dan memberikan nasihat bahkan ketika kita terlalu sibuk untuk memintanya. Kita melihat hal ini dalam apa yang dilakukan Yitro bagi Musa ketika ia memberi tahu menantunya itu untuk mendelegasikan sejumlah hal yang menjadi tanggung jawabnya (ay.17-23).

Jangan sampai kewalahan. Sebaliknya, carilah nasihat yang saleh dan terapkanlah nasihat yang Anda terima. —RKK

Tuhan, beri kami telinga untuk mendengarkan nasihat
Dari orang-orang terkasih yang rendah hati dan bijak;
Sehingga ketika tantangan hidup muncul,
Kami tak akan jatuh tersandung. —Sper

Orang yang tidak mau dinasihati tidak dapat ditolong.

Kitab Alam

Senin, 16 Januari 2012

Baca: Roma 1:18-24

Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan. —Roma 1:20

John Muir (1838-1914), seorang Amerika keturunan Skotlandia, dibesarkan oleh seorang ayah Kristen yang sangat mementingkan hafalan ayat Alkitab. Di masa mudanya, konon Muir mampu membacakan seluruh Perjanjian Baru dan sebagian besar Perjanjian Lama hanya dengan mengandalkan ingatannya.

Sebagai seorang pemuda, Muir menumbuhkan kecintaan yang besar terhadap ciptaan Allah dan melihatnya sebagai sumber inspirasi untuk memahami Allah. Sejarawan Dennis Williams mengatakan bahwa Muir menyebut ciptaan Allah sebagai “Kitab Alam”. Ketika menjelajahi hutan belantara, Muir dapat mempelajari pelbagai tumbuhan dan binatang dalam lingkungan yang “dihasilkan langsung dari tangan Allah, tidak tercemar oleh peradaban dan penjinakan”. Muir kemudian menjadi pemimpin gerakan pelestarian hutan dan menjadi tokoh penting dalam pembentukan banyak taman nasional di Amerika Serikat, termasuk taman nasional Yosemite, Sequoia, dan Mount Rainier.

Untuk memupuk kecintaan rohani dalam diri anak-anak dan kaum muda, kita harus memusatkan perhatian kita terutama pada Alkitab. Namun, kita juga dapat mengajak mereka belajar di alam bebas, tempat di mana kita dapat memupuk kecintaan mereka kepada Sang Pencipta dengan menunjukkan keagungan ciptaan-Nya: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian- Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan” (Rm. 1:20). —HDF

Tuhan, kami dapat melihat semua di sekitar kami setiap hari
Hikmat yang ditampilkan oleh semua ciptaan alam;
Oh tolong kami untuk belajar dari dunia-Mu yang menakjubkan
Keajaiban dan keindahan yang dibentangkan tangan-Mu. —Bosch

Dalam kitab alam milik Allah, kita dapat menemukan banyak pelajaran berharga.

Hidup Adalah Anugerah

Minggu, 15 Januari 2012

Baca: Mazmur 139:1-16

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib. —Mazmur 139:14

Ada seorang wanita muda yang sedang hamil, tetapi ia belum menikah. Meski masyarakat di tempat tinggalnya tidak begitu menghargai hidup seorang janin dalam kandungan, ia dengan bijak memilih untuk melahirkan bayinya.

Anaknya itu, yang dengan sukarela diserahkannya untuk diadopsi, lalu menjadi bagian dari sebuah keluarga Kristen yang penuh kasih. Mereka membesarkan anak perempuan tersebut, mengasihinya, dan menuntunnya untuk mengenal Kristus.

Namun sebelum anak itu menginjak usia dewasa, ia meninggal. Kematiannya tidak hanya meninggalkan kehampaan besar dalam kehidupan keluarganya, tetapi juga meninggalkan kenangan akan sukacita masa kecil dan semangat remaja yang dipancarkannya. Memang kematiannya menciptakan suatu kehilangan besar di dalam hati semua orang yang mengasihinya, akan tetapi bayangkan kehilangan yang akan mereka alami andai saja mereka tidak pernah menggendongnya, menceritakan Yesus kepadanya, tertawa bersamanya, mengajarnya, dan menghargai dirinya.

Setiap kehidupan—setiap anak—adalah hasil karya Allah yang diciptakan-Nya dengan ajaib (Mzm. 139). Setiap manusia diciptakan segambar dengan Allah (Kej. 1:27) dan merupakan keturunan Adam, nenek moyang pertama kita yang menerima hembusan napas kehidupan dari Allah.

Kematian merenggut kepenuhan yang kita kehendaki dalam hidup seseorang, tetapi juga mengingatkan kita tentang nilai dari setiap kehidupan yang diciptakan Allah (Kol. 1:16). Hargailah anugerah kehidupan dan nikmatilah sukacita dari karya tangan Allah. —JDB

Setiap hidup telah diciptakan—
Karya tangan Allah diperlihatkan;
Ketika kita menghargai ciptaan-Nya,
Kita menghargai apa yang dibuat-Nya. —Sper

Seluruh kehidupan diciptakan oleh Allah dan memiliki ciri khas karya tangan-Nya.

Jangan Mendukakan Roh Kudus

Sabtu, 14 Januari 2012

Baca: Efesus 4:25-32

Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya. —Yohanes 14:16

Jika uang di dompet Anda hilang tanpa diketahui siapa yang mengambilnya, Anda pasti akan marah. Namun, jika Anda menemukan bahwa anak Andalah yang mencurinya, kemarahan Anda akan segera berubah menjadi perasaan duka. Kata duka salah satunya digunakan untuk menggambarkan kepedihan yang kita rasakan ketika orang yang kita kasihi mengecewakan kita.

“Janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah” (Ef. 4:30) pada dasarnya berarti jangan melukai Dia yang mengasihi kita dan yang hadir untuk menolong kita. Kita membaca perkataan Yesus dalam Yohanes 14:26 bahwa Bapa mengutus Roh Kudus bagi kita untuk menjadi Penolong kita.

Ketika mendukakan Roh Kudus di dalam kita dengan perbuatan atau sikap kita, kita dapat mengalami tekanan yang luar biasa. Roh Kudus menarik kita ke satu arah, tetapi nafsu kedagingan menarik kita ke arah yang lain. Paulus menggambarkan hal ini dalam Galatia 5:17, “Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging—karena keduanya bertentangan—sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” Jika hal tersebut terus berlangsung, kita dapat mulai merasa bersalah dan tidak tenang dalam menjalani hidup. Sukacita dan semangat dalam diri kita segera lenyap, tergantikan oleh kelesuan dan kekeringan (Mzm. 32:3-4).

Jadi, jangan mendukakan Roh Kudus yang dalam kasih telah diberikan untuk menolong Anda. Buanglah keinginan daging kita yang buruk (Ef. 4:31), dan hiduplah bagi Allah dengan setia. —AL

Roh Kudus, diamilah
Hati yang t’lah berserah.
Kaulah saja, Tuhanku,
Raja dalam hatiku. —Reed
(Kidung Jemaat, No.236)

Hati orang Kristen adalah tempat Roh Kudus berdiam.

Wallpaper: Pekerjaan Tangan Tuhan

Lepaskan Rantai Pengamannya

Jumat, 13 Januari 2012

Baca: Yohanes 14:15-24

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. —Yohanes 14:15

Yesus menyatakan dengan gamblang kepada murid-murid-Nya bahwa Dialah “jalan dan kebenaran dan hidup” (Yoh. 14:6). Dia adalah satu-satunya jalan kepada Bapa. Kepercayaan dan komitmen kita kepada-Nya menghasilkan kasih dan ketaatan—dan membawa kita menuju rumah kekal di surga.

Christina, seorang mahasiswi seminari di Minsk, Belarus, menuliskan kesaksian ini: “Yesus mati bagi semua orang, bahkan bagi pendosa yang tidak punya harapan sekalipun. Tuhan akan menerima penjahat paling keji yang datang kepada-Nya dengan iman.”

“Begitu lama Yesus terus mengetuk pintu hati saya. Sebenarnya, pintu hati saya telah terbuka. Saya telah menjadi orang percaya. Namun, rantai pengaman di pintu hati saya masih terpasang di tempatnya. Saya belum mau menyerahkan hidup saya sepenuhnya kepada-Nya.”

Christina tahu bahwa hal itu tidak benar, dan merasa bahwa Allah mendorongnya untuk melakukan perubahan. “Saya bersujud di hadapan-Nya dan membuka pintu hati saya selebar mungkin.” Ia pun melepaskan rantai pengaman di pintu hatinya.

Para pengikut Yesus yang setia akan melakukan apa yang diperintahkan-Nya—tidak lagi memasang rantai pengaman atau mundur teratur. Tidak ada lagi bagian hidup yang kita simpan untuk diri sendiri. Tidak ada lagi dosa yang disembunyikan.

Jika Anda, seperti Christina, terus-menerus enggan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, sekaranglah waktunya untuk melepaskan rantai pengaman di pintu hati Anda. Singkirkan segala keraguan Anda. Buka lebar-lebar pintu kehidupan Anda, dan alamilah sukacita yang datang dari ketaatan sebagai pengikut Kristus. —DCE

Aku semakin berkurang, Yesus semakin bertambah,
Semakin hari semakin serupa dengan-Mu;
Hidup dengan berserah sepenuhnya
Kepada Tuhanku yang menebusku. —Wonder

Tidak ada hidup yang lebih aman daripada hidup yang berserah sepenuhnya kepada Allah.

Memikat Yang Tersesat

Kamis, 12 Januari 2012

Baca: 2 Korintus 5:12-21

Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang. —Yohanes 12:46

Ketika teman saya, Anna, sedang berjalan, ia sering dihentikan oleh orang yang menanyakan petunjuk arah kepadanya. Hal ini dialaminya bahkan ketika ia berada di negara di mana ia menjadi orang asing. Ia jadi bertanya-tanya, apakah hal itu disebabkan karena ia memiliki raut wajah yang jujur dan terlihat dapat dipercaya. Saya berpendapat bahwa mungkin karena ia terlihat yakin dengan arah yang ditujunya. Seorang teman lain berkata, mungkin karena Anna memikat orang yang tersesat.

Dalam aspek rohani, semua sifat tersebut seharusnya sungguh-sungguh dimiliki oleh umat Allah. Sebagai orang percaya, kita memiliki tujuan dan arah, kita tahu ke mana kita menuju, dan kita mengetahui bagaimana caranya mencapai tujuan tersebut. Hal ini memberi kita keyakinan ketika kita menaati panggilan Allah dalam hidup kita. Ketika orang lain melihat dengan nyata keyakinan tersebut, mereka yang tersesat akan mencari kita untuk meminta petunjuk arah.

Allah selalu menjaga kehadiran-Nya di bumi supaya orang-orang dapat menemukan-Nya. Terang-Nya yang pertama bagi dunia adalah bangsa Israel (Yes. 42:6). Lalu Salomo berdoa agar kiranya nama Allah yang besar menarik orang-orang kepada diri-Nya (1 Raj. 8:41-43). Terang dari bangsa Yahudi mencapai puncaknya di dalam Yesus, Sang “Terang Dunia” (Yoh. 9:5). Dan sekarang, para pengikut Yesus yang menjadi terang dunia (Mat. 5:14). Oleh karena itu, kita bertanggung jawab untuk menunjukkan kepada sesama jalan supaya dapat diperdamaikan dengan Allah (2 Kor. 5:18). —JAL

Anda dipanggil dengan panggilan kudus
Untuk menjadi terang dunia;
Menjunjung tinggi pelita Juruselamat
Agar orang lain dapat melihat terang-Nya. —NN.

Untuk memimpin orang lain keluar dari kegelapan dosa, biarkanlah mereka melihat terang Anda.

Keahlian Yang Tepat

Rabu, 11 Januari 2012

Baca: Efesus 2:1-10

Agar mereka yang sudah percaya kepada Allah sungguh-sungguh berusaha melakukan pekerjaan yang baik. —Titus 3:8

“Keahlian apa saja yang Anda miliki?” Pertanyaan itu, yang diajukan dalam suatu wawancara kerja, bertujuan untuk memastikan apakah teman saya cocok untuk posisi yang sedang dilamarnya. Teman saya dengan segera mengingat-ingat apa saja keahlian dan talenta yang dimilikinya. Ia berharap dapat menonjolkan karakteristik unik dari dirinya yang dapat memberikan kontribusi bagi keberhasilan perusahaan.

Bagaimana jika kita telah memiliki seperangkat keahlian yang tepat untuk memenuhi apa yang diinginkan Allah untuk kita lakukan? Tahukah Anda, kita memang telah memilikinya! Karunia rohani yang kita miliki, ditambah dengan pengalaman, pelatihan, bakat alami, dan hati yang berserah, membentuk seorang pribadi unik yang memiliki keahlian-keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan “pekerjaan baik” yang telah “dipersiapkan Allah sebelumnya” (Ef. 2:10). Jika Allah punya satu tujuan yang ingin dicapai-Nya dan Anda merasa bahwa Dia sedang memanggil Anda untuk melakukannya, Dia akan menyediakan apa yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Atau, seperti yang ditekankan oleh terjemahan lain, Allah menginginkan kita “supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkan-Nya untuk kita.” (Ef. 2:10 bis). Satu hal yang diinginkan-Nya dari kita adalah bahwa kita “ternyata dapat dipercayai” (1 Kor. 4:2).

Sudahkah Anda menemukan tempat dalam pelayanan Allah di mana Anda dapat dipakai oleh-Nya? Marilah kita “berbuat baik” dan “menjadi kaya dalam kebajikan” (1 Tim. 6:18). —CHK

Jangan berpikir bahwa engkau terbatas
Karena apa yang tak bisa kau lakukan,
Sebaliknya, pikirkan semua yang telah engkau miliki—
Talenta yang telah diberikan Allah kepadamu. —D. De Haan

Karunia rohani dimaksudkan untuk dipakai, bukan sekadar untuk dikagumi.