Fakta Seputar Orang-Orang Majus

Orang-orang Majus. Kita tidak asing dengan mereka dalam kisah Natal, tapi tahukah kita tentang siapa mereka sebenarnya, dan mengapa Injil Matius mencatat kisah mereka? Yuk simak postingan berikut ini.

Itu Ayahku!

Ilustrasi oleh: Paulina Sangar (@caramel_art)

Setiap ayah punya keunikan. Ada ayah yang periang dan humoris. Ada pula ayah yang suka bertualang ataupun cenderung pendiam.

Mungkin kamu merasa malu dengan ayahmu karena dia pernah mempermalukanmu di depan umum, atau mungkin pula kamu begitu bangga padanya.

Tapi, apapun kelebihan dan kekurangan ayahmu, satu kebenaran yang kita perlu ketahui adalah kita semua memiliki sesosok Bapa di Surga. Dia adalah Bapa yang sempurna, yang mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita dan memangil setiap kita sebagai anak-anak-Nya (1 Yohanes 3:1).

Saat kita memperingati dan merayakan Hari Ayah, ingatlah juga untuk selalu bersyukur kepada Tuhan karena kita sudah diberikan hak istimewa untuk menjadi anak-anak-Nya!

Jejak Juang Saksi Injil

Dua abad lalu adalah masa-masa ketika banyak misionaris pergi ke berbagai belahan dunia untuk mewartakan Injil. Buah pelayanan mereka tidak seketika terlihat, tetapi atas anugerah Tuhan, Kabar Baik yang disampaikan bertumbuh, berkembang, dan terus disampaikan dari generasi ke generasi.

Bagaimana dengan perjalanan imanmu? Ingatkah kamu akan sosok yang mengenalkanmu pertama kali kepada Tuhan? Yuk bagikan sedikit ceritamu di kolom komentar.

5 Alasan Mengapa Reformasi Protestan Masih Berarti

Hari ini, 31 Oktober, kita memperingati peristiwa Reformasi Gereja yang dilakukan oleh Martin Luther. Inilah lima alasan mendasar mengapa kesaksian, kepercayaan, dan pendirian Luther mengenai teologi dan praktiknya masih berpengaruh hingga saat ini.

Aku dan Depresi

Ketika depresi menghadang, rasanya begitu berat untuk kita mengarahkan pandangan ke atas. Kita selalu terdorong untuk melihat ke bawah, melihat ke segala aspek buruk yang menimpa kita, hingga kita pun merasa tiada lagi jalan keluar untuk kita.

Tetapi, apapun penyebab depresimu, dan apapun kondisimu saat ini, ketahuilah kamu tidak sendirian. Izinkanlah Tuhan menuntunmu, maka Dia akan memberimu kekuatan.

Gembala yang Baik

Ilustrasi dan cerita oleh: Stella Yohanna (@letstakeanap_id)

Kita tidak asing dengan cerita tentang domba dan gembala yang Alkitab sebutkan. Tapi, pernahkah kita sungguh merenungkan, seberapa taatkah kita pada tuntunan Sang Gembala?

Kadang kita ragu akan tuntunan Sang Gembala, kita merasa jauh lebih tahu akan apa yang terbaik buat kita, tetapi Alkitab berkata: “Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yesaya 53:6).

Namun, kita sungguh diberkati! Meski kita tidak setia, Sang Gembala selalu setia. Dia menyembuhkan yang terluka, mencari yang hilang, melindungi dari serangan hewan buas, dan selalu menuntun kita ke padang rumput yang subur dan baik.

Yuk bagikan kisah ini ke teman-temanmu dan ajaklah mereka untuk sama-sama memperbaharui komitmen mereka mengikuti Sang Gembala Baik dengan setia.

Fakta – Fakta Seputar Depresi

Sobat muda, tidak seorang pun yang kebal dari depresi. Pergumulan hidup yang menumpuk dan membebani bisa memicu kita untuk terjatuh ke dalam depresi. Yuk simak infografik berikut ini:

Sumber dihimpun dari: WHO, Alodokter, CNN Indonesia, dan Detik.com

Yang Jangan dan Harus Dikatakan Ketika Temanmu sedang Berbeban Berat

Bagaimana kita merespon teman-teman kita yang berbeban berat, putus asa, dan berpikir untuk bunuh diri saja? Mungkin kita kebingungan mencari kata-kata yang tepat, yang bisa menolong mereka untuk memahami bahwa kita bermaksud baik: kita mau ada dan menolong mereka. Bagaimanakah kita memastkan bahwa kata-kata kita mengandung kasih dan anugerah?

Kami mengajakmu untuk bersma-sama menjelajahi kata dan kalimat yang bisa kita ungkapkan untuk mendukung, mendorong, dan mengingatkan teman kita bahwa mereka tidak sendirian dalam pertempuran ini.

5 Pertanyaan Ketika Kamu Dilanda Kebimbangan

Apakah kamu merasa bimbang? Seolah seluruh kehidupanmu di masa depan tergantung pada keputusan yang kamu buat hari ini?

Mungkin kamu bingung kampus mana yang ingin kamu pilih, jurusan mana yang ingin kamu ambil, pekerjaan mana yang ingin kamu lamar, bertahan atau keluar dari pekerjaanmu sekarang. Atau, mungkin juga kamu berpikir untuk berpacaran, atau bahkan menikah. Apakah akibat dari semua keputusan ini? Bagaimana kita dapat tahu mana yang terbaik?

Jika saat ini kamu merasa bimbang dan seolah berada di persimpangan jalan, inilah lima pertanyaan yang bisa menolongmu:

1. Apakah yang Alkitab katakan?

Tuhan memberikan Alkitab buat kita. Alkitab adalah firman-Nya yang cukup untuk memperlengkapi kita di segala situasi yang kita hadapi (2 Timotius 3:16-17).

Ada beberapa situasi yang Alkitab katakan dengan lugas. Contohnya: perzinahan secara jelas dilarang (Matius 5:27-28), juga memandang muka (Yakobus 2:8-9). Kita pun diberikan arahan yang bisa kita aplikasikan hampir di seluruh keputusan yang akan kita ambil. Bersedialah mengampuni (Matius 18:21-22), saling mengasihi (1 Petrus 4:8), hidup di dalam Kristus serta bertumbuh dan berakar di dalam-Nya (Kolose 2:6-7).

Apakah Alkitab memberimu arahan yang jelas untuk situasi yang tengah kamu hadapi saat ini? Jika ya, doakan dan ikutilah arahan yang Tuhan telah berikan itu. Jika tidak, inilah beberapa pertanyaan lain yang dapat menolongmu.

2. Sudahkah kamu memeriksa motivasi hatimu?

Saat kita bergumul akan ketidakpastian masa depan, kita juga harus memeriksa dengan saksama motivasi hati kita. Kita perlu menggali lebih dalam dan menemukan apakah emosi kita turut mengendalikan diri kita.

Apakah kita memutuskan sesuatu karena takut? Apakah kita mengejar sesuatu agar bisa diterima teman-teman kita? Atau, apakah kita membalas perbuatan seseorang berdasarkan apa yang mereka lakukan pada kita?

Alkitab mengingatkan kita, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan” (Amsal 4:23).

Yuk kita berdoa, memohon pertolongan dan pengampunan Tuhan saat kita mengatasi emosi-emosi yang buruk ataupun berdosa dalam diri kita.

Apapun keputusan yang kita ambil, kiranya itu datang dari pikiran yang jernih dan motivasi hati yang murni.

3. Apakah kamu mendoakannya?

“Tetaplah berdoa,” Paulus mengingatkan kita (1 Tesalonika 5:17). Ketika menghadapi situasi yang sulit, bukankah seharusnya kita berdoa pula?

Kita dapat berdoa memohon hati yang tahir saat kita membuat keputusan (Mazmur 51:10).

Kita dapat berdoa memohon hikmat yang Tuhan berikan dengan murah hati (Yakobus 1:5).

Kita dapat berdoa memohon bimbingan Roh Kudus (Yohanes 14:26).

Kita dapat berdoa memohon kekuatan untuk mengambil keputusan (Ibrani 13:6).

Kita dapat memohon kedamaian di tengah ketidakpastian (Yohanes 14:27).

Kita juga dapat mendoakan hal-hal detail lainnya terkait keputusan kita. Tuhan mengetahui segala hal, termasuk yang kita sendiri tidak ketahui. Dan ketika berdoa, kita diingatkan bahwa Tuhan beserta kita. Tuhan akan memberi kita apa yang kita butuhkan.

4. Sudahkah kita mencari nasihat bijak?

Orang Kristen tidak lagi berjalan sendirian. “Kita bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah” (Efesus 2:19).

Kita dapat menjumpai saudara seiman yang memiliki wawasan dan pengalaman yang kita sendiri tak punya. Mereka bisa memberikan kita nasihat atau sudut pandang yang kita tidak pikirkan. Dan yang lebih penting, mereka bisa mendukung kita dalam doa. “Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:20).

5. Percayakah kamu pada rancangan Tuhan?

Pada akhirnya, marilah kita selalu mengingat bahwa ketika kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak, Tuhan sanggup. Meskipun kita merasa sudah mengambil keputusan yang terbaik dalam situasi ini, sekarang kita mungkin tidak dapat melihat apa dampaknya kelak.

Tapi, itu tidak masalah. Tuhan tahu keterbatasan kita. Tuhan selalu membimbing kita. Apapun keputusan yang kita ambil, jalan mana yang kita pilih…Tuhan tahu. Tuhan akan berjalan bersama kita di setiap langkah kaki kita, dan Dia akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktu-Nya (Amsal 3:5-6).