Nyanyian di Malam Hari

Minggu, 27 Desember 2020

Nyanyian di Malam Hari

Baca: Mazmur 103:1-14

103:1 Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!

103:2 Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!

103:3 Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,

103:4 Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

103:5 Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.

103:6 TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.

103:7 Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.

103:8 TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

103:9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.

103:10 Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,

103:11 tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;

103:12 sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.

103:13 Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.

103:14 Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. —Mazmur 103:8

Nyanyian di Malam Hari

Matahari sudah lama terbenam ketika listrik di rumah saya tiba-tiba mati. Hari itu saya sedang bersama kedua anak kami yang masih kecil, dan ini pertama kalinya mereka mengalami pemadaman listrik. Setelah memastikan bahwa memang sedang ada pemadaman listrik, saya mengambil beberapa batang lilin, dan mengajak anak-anak duduk di dapur dengan hanya diterangi cahaya lilin yang berkedip-kedip. Mereka terlihat cemas dan gelisah, maka kami pun mulai bernyanyi. Tak lama kemudian, wajah-wajah khawatir mereka berganti menjadi senyuman. Terkadang, di saat-saat tergelap dalam hidup ini, yang kita butuhkan adalah nyanyian.

Mazmur 103 adalah salah satu mazmur yang kemungkinan besar didoakan atau dinyanyikan setelah umat Allah kembali dari pengasingan ke kampung halaman mereka yang porak poranda. Di masa-masa krisis, mereka merasa perlu bernyanyi. Namun, bukan sembarang nyanyian, melainkan nyanyian pujian tentang Allah dan perbuatan-Nya. Mazmur 103 juga menolong kita mengingat bahwa Dia itu “penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia” (ay.8). Jika kita bertanya-tanya apakah kita masih akan dihakimi karena dosa-dosa kita, mazmur ini menyatakan bahwa Allah tidak lagi marah, melainkan sudah mengampuni dan berbelas kasihan kepada kita. Semua ini sangat baik untuk dinyanyikan di tengah pengalaman hidup yang kelam.

Mungkin itulah yang sedang kamu alami—berada di tempat yang gelap dan sulit, dengan bertanya-tanya apakah Allah benar-benar baik dan mengasihimu. Jika demikian, berdoa dan bernyanyilah kepada Dia yang berlimpah dengan kasih setia! —Glenn Packiam

WAWASAN
Dalam Mazmur 103, Daud memuji Allah dan menyuruh pembacanya untuk tidak melupakan “segala kebaikan-Nya” (ay.2), yang jasmani maupun rohani, termasuk pengampunan dosa dan kesembuhan dari penyakit (ay.3). Daud memakai sejumlah gambaran untuk menerangkan kebaikan-kebaikan tersebut. Salah satu gambaran dari kebaikan jasmani tampak dalam ungkapan “sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali” (ay.5), yang sangat tepat karena burung rajawali adalah lambang vitalitas dan kekuatan. Sejumlah penafsir menyebut ungkapan itu mungkin mengacu kepada tindakan meranggas, yaitu ketika bulu burung luruh dan tumbuh yang baru, sehingga dapat dikatakan bahwa masa mudanya menjadi baru. Contoh kebaikan rohani dijelaskan melalui gambaran debu dan rumput (ay.14-16). Daud menyamakan kehidupan manusia yang sementara dengan bunga yang berbunga sesaat lalu diterbangkan angin, dan dikontraskan dengan “kasih setia TUHAN” yang kekal selamanya (ay.17). —Julie Schwab

Bagaimana karya penyelamatan Allah dalam Yesus memberikanmu gambaran yang lebih baik tentang diri-Nya? Apa yang dilihat-Nya pada dirimu?

Tuhan Yesus, tolonglah aku melihat kasih Allah yang disingkapkan lewat kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Mu. Tegakkan kembali kepalaku agar aku bisa bernyanyi tentang kebaikan dan kesetiaan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunZakharia 1-4; Wahyu 18

Siapa yang Masih Membutuhkan Saya?

Sabtu, 26 Desember 2020

Siapa yang Masih Membutuhkan Saya?

Baca: 1 Raja-raja 19:9-12,15-18

19:9 Di sana masuklah ia ke dalam sebuah gua dan bermalam di situ. Maka firman TUHAN datang kepadanya, demikian: “Apakah kerjamu di sini, hai Elia?”

19:10 Jawabnya: “Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku.”

19:11 Lalu firman-Nya: “Keluarlah dan berdiri di atas gunung itu di hadapan TUHAN!” Maka TUHAN lalu! Angin besar dan kuat, yang membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu, mendahului TUHAN. Tetapi tidak ada TUHAN dalam angin itu. Dan sesudah angin itu datanglah gempa. Tetapi tidak ada TUHAN dalam gempa itu.

19:12 Dan sesudah gempa itu datanglah api. Tetapi tidak ada TUHAN dalam api itu. Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa.

19:15 Firman TUHAN kepadanya: “Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram.

19:16 Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat, dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.

19:17 Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa.

19:18 Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.”

Setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram. —1 Raja-raja 19:15

Siapa yang Masih Membutuhkan Saya?

Dalam suatu penerbangan dinihari ke Washington, DC, penulis rubrik opini Arthur Brooks tidak sengaja mendengar seorang wanita lanjut usia berbisik kepada suaminya, “Siapa bilang tidak ada yang membutuhkanmu lagi?” Suaminya bergumam bahwa ia berharap untuk mati saja, dan istrinya membalas, “Sudahlah, jangan bicara seperti itu.” Setelah mendarat, Brooks menoleh dan langsung mengenali pria tua itu. Ia seorang pahlawan terkenal di dunia. Para penumpang lain menyalaminya, dan pilot pesawat itu mengucapkan terima kasih untuk keberaniannya di masa lalu. Bagaimana mungkin lelaki perkasa itu kini tenggelam dalam keputusasaan?

Nabi Elia dengan berani mengalahkan empat ratus lima puluh nabi Baal sendirian—atau begitulah sangkanya (1Raj. 18). Padahal sebenarnya ia tidak benar-benar melakukannya sendirian; Allah menyertainya di sana! Namun kemudian, karena merasa kesepian, ia meminta Allah mencabut saja nyawanya.

Allah menguatkan semangat Elia dengan membawanya ke hadapan-Nya dan memberinya orang-orang baru untuk dilayani. Elia harus pergi dan “mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram”, Yehu menjadi “raja atas Israel”, dan Elisa “menjadi nabi menggantikan engkau” (19:15-16). Setelah diberikan tujuan baru ini, Elia kembali bersemangat untuk menemukan dan membimbing penerusnya.

Mungkin kamu pernah meraih prestasi besar di masa lalu, dan saat ini kamu merasa hidupmu telah mencapai puncak, atau bahkan tidak pernah sampai ke puncak sama sekali. Tidak masalah. Lihatlah sekelilingmu. Pertempuran yang kamu hadapi sekarang mungkin tak lagi sehebat dahulu, tantangannya tidak seberapa, tetapi masih ada orang-orang yang membutuhkanmu. Layanilah mereka dengan sungguh-sungguh demi nama Yesus, dan itu sangat berarti. Merekalah tujuan dan alasanmu masih ada hingga hari ini. —Mike Wittmer

WAWASAN
Ketika Allah memberitahukan Elia bahwa Dia telah meninggalkan tujuh ribu orang di Israel yang tetap setia kepada-Nya (1 Raja-Raja 19:18), Dia memperbaiki kesalahpahaman Elia bahwa ia satu-satunya orang yang masih benar-benar menyembah Allah (18:22; 19:10,14). Beberapa ahli memandang tujuh ribu sebagai lambang kepenuhan. Meskipun ada perlawanan dari raja Israel yang jahat, Ahab, dan istrinya Izebel, Allah masih memelihara sejumlah orang sebagai “sisa” umat-Nya. Gagasan tentang sekelompok umat “sisa” yang dipelihara Allah terlihat dengan keluarga Nuh (Kejadian 6—9), dengan mereka yang terluput dari pengepungan (2 Raja-Raja 19:4,30-31), dan di antara orang-orang Israel yang dibuang (Yesaya 10:20-22; 11:16; 46:3). Bagi Rasul Paulus, orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus sekarang menjadi suatu umat “sisa” yang setia sebagai kegenapan dari pernyataan di 1 Raja-Raja 19:18 (Roma 11:2-5). —Con Campbell

Siapa yang dapat kamu layani bagi Kristus hari ini? Mengapa penting bagimu untuk membagikan kasih Allah kepada orang lain?

Allah Roh Kudus, bukalah mataku untuk melihat siapa saja yang dapat kulayani demi nama Yesus.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunHagai 1-2; Wahyu 17

Kesukaan bagi Dunia

Jumat, 25 Desember 2020

Kesukaan bagi Dunia

Baca: Yohanes 3:1-8,13-16

3:1 Adalah seorang Farisi yang bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi.

3:2 Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya.”

3:3 Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

3:4 Kata Nikodemus kepada-Nya: “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?”

3:5 Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.

3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.”

3:13 Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Begitu besar kasih Allah akan dunia ini. —Yohanes 3:16

Kesukaan bagi Dunia

Setiap Natal kami menghias rumah dengan diorama kelahiran Yesus (yang menggambarkan peristiwa dan tokoh di sekitar palungan) dari berbagai belahan dunia. Kami memiliki diorama Natal berbentuk piramida dari Jerman, pajangan yang dipahat dari kayu pohon zaitun Betlehem, dan diorama khas Meksiko yang berwarna cerah. Yang paling kami sukai adalah sebuah pajangan lucu dari Afrika. Tidak seperti diorama tradisional yang menggunakan domba dan unta, dalam hiasan ini terdapat seekor kuda nil yang ikut melihat bayi Yesus.

Merenungi satu per satu diorama kelahiran Yesus dari berbagai budaya yang unik itu menyegarkan hati sekaligus mengingatkan saya bahwa Yesus tidak lahir hanya untuk satu bangsa atau budaya. Kelahiran-Nya adalah kabar baik untuk seluruh dunia dan menjadi alasan bagi orang-orang dari segala bangsa dan etnis untuk bersukacita.

Bayi kecil yang digambarkan dalam setiap diorama itu mengungkapkan isi hati Allah yang sesungguhnya untuk seluruh dunia. Inilah yang ditulis Yohanes dalam perbincangan Kristus dengan seorang Farisi yang ingin tahu bernama Nikodemus, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Yesus Kristus yang dikaruniakan Allah adalah kabar baik bagi setiap orang. Dari mana pun kamu berasal, kelahiran Yesus adalah hadiah kasih dan pendamaian dari Allah untukmu. Semua orang yang memperoleh hidup baru di dalam Kristus, “dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa” kelak akan merayakan kemuliaan Allah selama-lamanya (Why. 5:9). —Lisa M. Samra

WAWASAN
Nikodemus pertama kali disebut di Yohanes 3:1. Ia seorang Farisi dan anggota Sanhedrin (Mahkamah Agama), otoritas tertinggi sipil dan hukum Yahudi. Sanhedrin dipimpin oleh seorang imam kepala dan terdiri dari tujuh puluh anggota: “imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat (Markus 14:53). Nikodemus disebut kembali dalam Yohanes 7:45-52 dan akhirnya dalam Yohanes 19:38-42. Yusuf dari Arimatea, seorang kaya sekaligus anggota mahkamah yang terkemuka, meminta kepada Pilatus agar mayat Yesus diturunkan dari kayu salib. Nikodemus dan Yusuf “mengapaninya dengan kain lenan . . ., lalu membaringkannya di dalam kubur yang baru” milik Yusuf (Matius 27:57-60; Markus 15:43; Lukas 23:50-53). —K.T. Sim

Cara unik apa saja yang kamu gunakan untuk merayakan kelahiran Yesus? Bagaimana pengingat tentang kasih Allah untuk seluruh dunia ini membawa sukacita bagimu di hari Natal ini?

Bapa, terima kasih karena Engkau menganugerahkan hadiah keselamatan bagiku, yaitu Anak-Mu sendiri.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunZefanya 1-3; Wahyu 16

Saat Damai Hadir

Kamis, 24 Desember 2020

Saat Damai Hadir

Baca: Lukas 2:8-20

2:8 Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.

2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:

2:11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.

2:12 Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.”

2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:

2:14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”

2:15 Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke sorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada yang lain: “Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita.”

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.

2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.

2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.

2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. —Lukas 2:14

Saat Damai Hadir

Pada suatu malam Natal yang dingin di Belgia di tahun 1914, terdengar suara nyanyian berkumandang dari parit-parit tempat para prajurit berlindung. Alunan lagu Natal “Malam Kudus” terdengar dalam bahasa Jerman dan disusul kemudian dalam bahasa Inggris. Para prajurit yang hari itu sempat saling bertempur sekarang menanggalkan senjata mereka dan keluar dari parit untuk berjabat tangan di wilayah netral. Mereka saling mengucapkan selamat Natal dan spontan berbagi jatah makanan mereka sebagai hadiah. Gencatan senjata berlanjut hingga keesokan harinya, ketika para prajurit mengobrol dan bersenda gurau, bahkan mengadakan pertandingan sepak bola di antara mereka.

Genjatan Senjata pada Natal tahun 1914 di Front Barat dari Perang Dunia I memberikan gambaran sekilas dari damai sejahtera yang dikumandangkan para malaikat pada Natal pertama silam. Seorang malaikat meyakinkan gembala-gembala yang ketakutan dengan kata-kata penghiburan berikut: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Luk. 2:10-11). Kemudian muncul sejumlah besar malaikat “yang memuji Allah, katanya: ‘Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya’” (ay.13-14).

Yesus adalah “Raja Damai” yang menyelamatkan kita dari dosa kita (Yes. 9:5). Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Dia menawarkan pengampunan dan pendamaian dengan Allah kepada semua yang percaya kepada-Nya. —James Banks

WAWASAN
Dalam Lukas 2, kita mempelajari bahwa para gembala adalah orang-orang pertama yang mendengar pengumuman tentang kelahiran Yesus (ay.8-20). Gembala dianggap golongan kelas rendah, terutama mereka yang bertugas menjaga ternak di padang di waktu malam (ay.8), dan mereka sering dianggap najis. Para ahli berpendapat bahwa para gembala adalah orang-orang pertama yang melihat Yesus karena alasan berikut: Pertama, para gembala di padang mencerminkan mereka yang menjalani kehidupan biasa. Kedua, Yesus datang untuk menyelamatkan setiap orang, termasuk mereka yang rendah dan dikucilkan. Akhirnya, hal itu mengingatkan kita bahwa Yesus adalah Gembala Agung, Mesias yang datang untuk menyelamatkan yang hilang. —Julie Schwab

Bagaimana kamu mengalami damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus Kristus? Bagaimana cara kamu membagikan damai sejahtera-Nya dengan orang lain hari ini?

Ya Raja Damai, berkuasalah dalam hatiku hari ini. Aku memuji-Mu untuk damai sejahtera-Mu yang sempurna dan yang takkan pernah dapat direnggut oleh dunia ini.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunHabakuk 1-3; Wahyu 15

Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Rabu, 23 Desember 2020

Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Baca: Yesaya 53:1-9

53:1 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

53:2 Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.

53:3 Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan.

53:4 Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.

53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

53:6 Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

53:7 Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

53:8 Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.

53:9 Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.

Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. —Mazmur 63:4

Tiada Kemewahan, Hanya Kemuliaan

Hari itu, saat melihat dekorasi Natal kami yang dipenuhi hiasan-hiasan Natal yang dibuat sendiri oleh anak lelaki saya, Xavier, dan aneka ragam pernak-pernik buatan neneknya, ada perasaan tidak puas dalam diri saya. Saya tidak mengerti alasannya, karena sebelumnya saya selalu menghargai kreativitas dan kenangan yang melekat pada setiap hiasan tersebut. Lalu, mengapa ketika melihat dekorasi Natal di toko-toko, saya justru menginginkan pohon Natal dengan hiasan lampu-lampu indah yang serasi, ornamen bola-bola yang berkilauan, dan pita-pita dari kain satin?

Ketika saya berpaling dari dekorasi Natal kami yang sederhana, tanpa sengaja mata saya memperhatikan sebuah ornamen merah berbentuk hati dengan tulisan sederhana tercantum di atasnya—Yesus, Juruselamatku. Bagaimana mungkin saya telah lupa bahwa keluarga saya dan pengharapan yang saya miliki di dalam Kristus adalah alasan saya senang merayakan Natal? Pohon kami yang sederhana memang tidak seindah pohon-pohon di etalase toko, tetapi kasih yang ada di balik setiap hiasan itulah yang membuatnya indah.

Seperti pohon kami yang sederhana, Sang Mesias juga sama sekali jauh dari sosok yang dinantikan dunia (Yes. 53:2). Yesus “dihina dan dihindari orang” (ay.3). Meski demikian, untuk menunjukkan kasih-Nya yang luar biasa, Dia tetap memilih untuk “tertikam oleh karena pemberontakan kita” (ay.5). Dia dihukum supaya kita diselamatkan (ay.5). Tidak ada yang lebih indah daripada itu.

Dengan hati yang kembali bersyukur untuk dekorasi Natal kami yang tidak sempurna dan Juruselamat yang sempurna, saya berhenti merindukan kemewahan dan mulai memuji Allah untuk kasih-Nya yang mulia. Hiasan yang berkilau tidak akan pernah bisa menandingi indahnya karunia pengorbanan-Nya—Yesus Kristus. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Kitab Yesaya adalah suatu penglihatan yang diberikan Allah dan dicatat oleh nabi Yesaya (1:1), yang namanya berarti “Yahweh adalah keselamatan.” Yesaya melayani di Yehuda selama pemerintahan Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (1:1) dari sekitar tahun 740 sampai 680 SM. Agaknya ia tinggal di Yerusalem (7:1-3), anak Amos (1:1), menikah dengan seorang nabiah (8:3 TL), dan mempunyai dua anak yang diberi nama simbolis (7:3; 8:3). Tema pusat kitab Yesaya adalah Allah, yang melakukan segala sesuatu oleh karena Allah sendiri (48:11). Inti pesan Yesaya adalah maksud Allah yang penuh kasih karunia bagi orang-orang berdosa, seperti terlihat dalam bacaan kita hari ini dan di bagian-bagian lain dari Alkitab. —Alyson Kieda

Bagaimana kamu dapat menjadikan pujian kepada Tuhan Yesus sebagai bagian dari perayaan Natal yang kamu lakukan? Apakah arti pengorbanan-Nya di salib bagimu?

Allah yang penuh kasih, tolonglah aku untuk mampu melihat indahnya kasih yang tecermin lewat pengorbanan-Mu yang besar.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunNahum 1-3; Wahyu 14

Menikmati Alkitab

Selasa, 22 Desember 2020

Menikmati Alkitab

Baca: 2 Timotius 3:14-17

3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.

3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Semua yang tertulis dalam Alkitab, diilhami oleh Allah. —2 Timotius 3:16 BIS

Menikmati Alkitab

Islandia adalah negara kecil dengan penduduk yang sangat gemar membaca. Setiap tahun rata-rata buku yang diterbitkan dan dibaca warganya jauh melebihi negara-negara lain. Pada malam sebelum hari Natal, orang Islandia mempunyai tradisi menghadiahkan buku kepada keluarga dan sahabat, lalu dilanjutkan dengan membacanya sampai larut malam. Tradisi ini bermula pada masa Perang Dunia II, ketika impor dibatasi tetapi harga kertas murah. Para penerbit buku di Islandia mulai membanjiri pasar dengan judul-judul baru di penghujung musim gugur. Biasanya katalog buku baru dicetak dan dikirimkan ke setiap rumah di negara itu pada pertengahan November. Tradisi ini kemudian dikenal dengan nama Banjir Buku Natal.

Kita patut bersyukur karena Allah telah mengaruniakan kemampuan kepada begitu banyak orang untuk menulis cerita yang indah dan juga mengajar, mengilhami, atau memotivasi orang melalui kata-kata mereka. Buku yang bagus sangatlah berharga! Buku terlaris sepanjang masa, Alkitab, merupakan kumpulan tulisan banyak orang yang menulis dalam bentuk puisi dan prosa—ada kisah-kisah yang hebat, ada juga yang biasa-biasa saja—tetapi semuanya diilhami oleh Allah. Inilah yang dikatakan Rasul Paulus kepada Timotius, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” dan memperlengkapi setiap anggota umat Allah “untuk setiap perbuatan baik” (2Tim. 3:16-17). Membaca Alkitab akan menegur, menguatkan, dan menolong kita hidup bagi Dia—dan menuntun kita kepada kebenaran (2:15).

Ketika kita membaca, jangan lupa untuk menikmati buku terbaik sepanjang masa, yaitu Alkitab. —Alyson Kieda

WAWASAN
Ketika berbicara mengenai “Kitab Suci” dalam 2 Timotius 3:15, yang dimaksud Paulus adalah apa yang sekarang kita kenal sebagai Perjanjian Lama. Namun, ia menyatakan bahwa tulisan-tulisan suci itu “dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.“ Dalam Lukas 24, pada dasarnya Yesus mengatakan hal serupa kepada murid-murid-Nya setelah Dia bangkit: “‘Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.’ Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci” (ay.44-45). Para rasul berkhotbah mengenai Yesus dari Kitab Suci yang sama. “[Paulus] menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus” (Kisah Para Rasul 28:23). —Arthur Jackson

Buku apa yang akhir-akhir ini menolongmu semakin mengenal Allah dan mendekat kepada-Nya? Apa yang kamu nikmati ketika kamu meluangkan waktu merenungkan Kitab Suci?

Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah mengilhami para penulis Alkitab dengan kreativitas. Aku sungguh bersyukur kepada-Mu untuk Kitab Suci-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunMikha 6-7; Wahyu 13

Siapa Namanya?

Senin, 21 Desember 2020

Siapa Namanya?

Baca: Yesaya 9:1-6

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

9:6 Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. —Yesaya 7:14

Siapa Namanya?

Inilah percakapan yang tidak perlu dilakukan Maria dengan Yusuf ketika mereka menantikan kelahiran anak yang dikandungnya: “Yusuf, siapa nama anak kita nanti?” Tidak seperti kebanyakan orang yang menantikan kelahiran anak, Maria dan Yusuf tidak perlu memikirkan nama untuk anak mereka.

Malaikat yang menemui Maria dan Yusuf mengatakan bahwa mereka harus menamai anak itu Yesus (Mat. 1:20-21; Luk. 1:30-31). Malaikat yang menampakkan diri kepada Yusuf menjelaskan bahwa nama itu menyatakan anak tersebut akan “menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

Dia juga akan disebut “Imanuel” (Yes. 7:14), yang berarti “Allah menyertai kita,” karena Dialah Allah dalam rupa manusia—Sang Ilahi terbungkus dengan kain lampin. Nabi Yesaya menyebutkan gelar-gelar lain yang disematkan pada Yesus, yaitu “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (9:5), karena Dia akan menggenapi semua gelar itu.

Menamai bayi yang baru lahir memang menyenangkan. Namun, tidak ada bayi lain dengan nama yang begitu menggembirakan, berkuasa, dan mengguncangkan dunia seperti Dia, “Yesus yang disebut Kristus” (Mat. 1:16). Alangkah sukacitanya kita dapat “berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus” (1Kor. 1:2)! Tidak ada nama lain yang dapat menyelamatkan kita (Kis. 4:12).

Marilah memuji nama Yesus dan merenungkan arti diri-Nya bagi kita di masa Natal ini! —Dave Branon

WAWASAN
Ketika terancam oleh tentara Israel dan Aram (Yesaya 7:1-7), Raja Ahas dari Yehuda menolak untuk mempercayai Allah dan justru meminta pertolongan Asyur (2 Raja-Raja 16:7-9). Namun, Allah menjanjikan kemenangan kepada Ahas dengan memberikannya bukti yang utama: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel [Allah menyertai kita]” (Yesaya 7:14). Allah berjanji menyertai umat-Nya seandainya saja mereka mau percaya kepada-Nya. Beberapa ahli percaya bahwa tanda itu pertama kali digenapi pada zaman Ahas dan digenapi sepenuhnya dalam diri Yesus sekitar tujuh ratus tahun kemudian (Matius 1:23). Yesaya 9:5-6 menggambarkan anak itu dengan gelar kerajaan: “Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.” Para raja sering memakai gelar-gelar yang menggambarkan peran mereka. Sebagai contoh, kita melihatnya dalam gelar “Pembela Iman” yang diberikan kepada monarki Inggris sebagai kepala Gereja Inggris. Nabi Yesaya menubuatkan bahwa seorang keturunan Daud kelak akan memerintah seluruh dunia “dengan keadilan dan kebenaran” (ay.6). —K.T. Sim

Bagaimana perenungan tentang nama Yesus dapat menguatkanmu? Manakah gelar Yesus dalam Yesaya 9:5 yang paling berarti bagimu di masa Natal saat ini? Mengapa?

Terima kasih, Bapa di surga, karena Engkau telah mengaruniakan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, Penasihat Ajaib, Raja Damai, dan Mesias kami. Aku merayakan kelahiran-Nya karena aku tahu kehidupan, kematian, dan kebangkitan-Nya telah memungkinkan kami untuk memperoleh hidup yang kekal.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunMikha 4-5; Wahyu 12

Diciptakan untuk Kemuliaan-Nya

Minggu, 20 Desember 2020

Diciptakan untuk Kemuliaan-Nya

Baca: Mazmur 139:7-16

139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?

139:8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.

139:9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,

139:10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.

139:11 Jika aku berkata: “Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,”

139:12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

139:13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.

139:14 Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

139:15 Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;

139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. —Efesus 2:10

Diciptakan untuk Kemuliaan-Nya

Sesudah menikmati hidangan malam Natal, menantu saya Ana menyajikan dang yuan untuk kami. Sajian wedang ronde warna-warni dari tepung ketan dengan kuah manis yang hangat ini merupakan hidangan penutup yang biasa disantap oleh masyarakat Tionghoa pada perayaan musim dingin yang selalu bertepatan dengan masa Natal. Pete, cucu saya yang berusia tiga tahun, dengan bangga berkata: “Ronde ini aku yang buat! Yang itu juga!” Saya tertawa—walaupun bentuk ronde yang dibuat Pete tidak beraturan, ia tetap menganggap buatannya sebagai hasil karya yang luar biasa.

Pengalaman itu membuat saya merenungkan tentang cara Allah memandang kita. Ketika Allah menjadikan manusia pada puncak proses penciptaan-Nya, Dia “melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej. 1:31). Walaupun manusia kemudian jatuh dalam dosa, pemazmur berkata bahwa “kejadian [kita] dahsyat dan ajaib” (Mzm. 139:14); kita tetaplah karya cipta Allah yang luar biasa, meskipun telah ternoda oleh dosa. Lebih dari itu, Allah tidak membiarkan kita terus dalam dosa. Dia menebus dan menciptakan kita dalam Kristus Yesus supaya kita melakukan pekerjaan baik untuk kemuliaan-Nya (Ef. 2:10).

Adakalanya saya lupa bahwa saya bukan saja telah diciptakan dengan penuh kasih, melainkan juga diciptakan kembali dengan penuh kasih dalam Kristus. Melupakan kebenaran tersebut membuat saya bergumul dengan perasaan rendah diri dan mengasihani diri sendiri. Bagaimana denganmu? Melihat betapa bangganya cucu saya pada ronde buatannya yang lucu, saya diingatkan bahwa kita perlu dibentuk sesuai cara pandang Allah, yaitu karya cipta luar biasa yang telah ditebus dalam Kristus. Jadi, marilah kita hidup dengan penuh sukacita sebagai buatan tangan Tuhan yang ajaib. —Goh Bee Lee

WAWASAN
Seperti tukang periuk, Allah membentuk manusia dari tanah (Yesaya 64:8) dan “menghembuskan nafas hidup” ke dalam hidungnya (Kejadian 2:7, Ayub 33:4, Pengkhotbah 12:7). Manusia adalah satu-satunya makhluk yang diberikan “nafas Yang Mahakuasa”, sehingga ia berbeda dari makhluk-makhluk lain yang Allah ciptakan, karena hanya manusia yang diciptakan “menurut gambar Allah” (Kejadian 1:27). Setiap orang adalah individu yang unik, diciptakan dengan “dahsyat dan ajaib” (Mazmur 139:14), dengan kesadaran mental, emosi, dan rohani dari Sang Pencipta, dan dengan kemampuan untuk mempunyai hubungan pribadi dengan Pencipta (Ayub 32:8; 38:36). Ayub mungkin orang pertama yang mengakui bahwa “Tangan [Allah] yang membentuk dan membuat[nya] . . . mengenakan kulit dan daging kepada[nya], serta menjalin[nya] dengan tulang dan urat” (Ayub 10:8,11-12). Dalam Mazmur 8, dengan rendah hati Daud mengakui bahwa manusia diperhatikan Allah secara khusus (ay.5), dan menyatakan dengan indah bahwa Allah telah memahkotai manusia sebagai puncak karya cipta-Nya (ay.6-7). —K.T.Sim

Bagaimana kamu dapat terus meyakini bahwa kamu diciptakan dan dijadikan baru dengan penuh kasih dalam Kristus? Bagaimana kebenaran itu membentuk jalan hidupmu sekarang?

Terima kasih, Bapa, karena Engkau menciptakanku kembali dalam Kristus. Kuatkanlah aku untuk menjadi pribadi yang Kau kehendaki di dalam Dia.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunMikha 1-3; Wahyu 11

Siapa yang Kamu Kenakan?

Sabtu, 19 Desember 2020

Siapa yang Kamu Kenakan?

Baca: Zakharia 3

3:1 Kemudian ia memperlihatkan kepadaku imam besar Yosua berdiri di hadapan Malaikat TUHAN sedang Iblis berdiri di sebelah kanannya untuk mendakwa dia.

3:2 Lalu berkatalah Malaikat TUHAN kepada Iblis itu: “TUHAN kiranya menghardik engkau, hai Iblis! TUHAN, yang memilih Yerusalem, kiranya menghardik engkau! Bukankah dia ini puntung yang telah ditarik dari api?”

3:3 Adapun Yosua mengenakan pakaian yang kotor, waktu dia berdiri di hadapan Malaikat itu,

3:4 yang memberikan perintah kepada orang-orang yang melayaninya: “Tanggalkanlah pakaian yang kotor itu dari padanya.” Dan kepada Yosua ia berkata: “Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta.”

3:5 Kemudian ia berkata: “Taruhlah serban tahir pada kepalanya!” Maka mereka menaruh serban tahir pada kepalanya dan mengenakan pakaian kepadanya, sedang Malaikat TUHAN berdiri di situ.

3:6 Lalu Malaikat TUHAN itu memberi jaminan kepada Yosua, katanya:

3:7 “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Apabila engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan melakukan tugas yang Kuberikan kepadamu, maka engkau akan memerintah rumah-Ku dan mengurus pelataran-Ku, dan Aku akan mengizinkan engkau masuk ke antara mereka yang berdiri melayani di sini.

3:8 Dengarkanlah, hai imam besar Yosua! Engkau dan teman-temanmu yang duduk di hadapanmu–sungguh kamu merupakan suatu lambang. Sebab, sesungguhnya Aku akan mendatangkan hamba-Ku, yakni Sang Tunas.

3:9 Sebab sesungguhnya permata yang telah Kuserahkan kepada Yosua–satu permata yang bermata tujuh–sesungguhnya Aku akan mengukirkan ukiran di atasnya, demikianlah firman TUHAN semesta alam, dan Aku akan menghapuskan kesalahan negeri ini dalam satu hari saja.

3:10 Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara.”

Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta. —Zakharia 3:4

Siapa yang Kamu Kenakan?

Tim nasional bola basket putri Argentina datang ke pertandingan dengan mengenakan seragam yang salah. Kaus basket mereka yang berwarna biru gelap sangat mirip dengan kaus biru tua yang dikenakan tim Kolombia, dan sebagai tim tamu, seharusnya mereka mengenakan kaus berwarna putih. Karena tidak punya waktu untuk mencari kaus pengganti, mereka terpaksa dicoret dari pertandingan itu. Untuk pertandingan mendatang, tim Argentina itu pasti tidak akan lalai memeriksa ulang kaus yang harus mereka kenakan.

Pada zaman Nabi Zakharia, Allah memberinya penglihatan yang menunjukkan bagaimana imam besar Yosua berdiri di hadapan Allah dengan mengenakan pakaian yang kotor. Iblis pun mencemooh dan mendakwanya. Ia tidak pantas melayani! Habis sudah! Namun, ternyata masih ada waktu untuk berubah. Allah menghardik Iblis dan memerintahkan malaikat-Nya untuk mengganti pakaian Yosua yang kotor. Malaikat itu berkata kepada Yosua, “Lihat, dengan ini aku telah menjauhkan kesalahanmu dari padamu! Aku akan mengenakan kepadamu pakaian pesta” (Za. 3:4).

Kita datang ke dunia ini dengan mengenakan noda dosa Adam, yang kemudian kita tutupi dengan dosa kita. Apabila kita tetap mengenakan kekotoran itu, kita pasti akan kalah dalam pertandingan hidup ini. Namun, jika kita membenci dosa kita dan kemudian berpaling kepada Yesus, Dia akan mengenakan diri dan kebenaran-Nya pada seluruh diri kita. Inilah saatnya untuk memeriksa diri kita, Siapa yang sedang kita kenakan?

Bait terakhir kidung berjudul “Batu Karang yang Kukuh” menggambarkan bagaimana kita memperoleh kemenangan kita. “Bila nafiri berbunyi, aku menghadap pada-Mu, mengenakan jubah putih, ya, jubah kebenaran-Mu” (Kidung Puji-Pujian Kristen No. 389). —Mike Wittmer

WAWASAN
Perjanjian Lama mencatat lebih dari tiga puluh orang bernama Zakharia, nama yang berarti “Tuhan mengingat.” Namun, tidak ada yang lebih menonjol daripada pribadi yang menulis kitab Zakharia. Kitab tersebut adalah yang terpanjang dari kedua belas kitab nubuatan dari Hosea sampai Maleakhi, tetapi karena kitabnya lebih pendek dari Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel (Kitab Nabi-Nabi Besar), Zakharia digolongkan ke dalam Nabi-Nabi Kecil. Zakharia adalah seorang nabi pasca-pembuangan; pelayanannya berlangsung setelah pembuangan ke Babel (setelah 538 SM). Informasi di dalam kitab itu membantu kita menentukan masa pelayanannya. Zakharia 1:1 dan 7 menyebutkan Zakharia menerima firman Allah di tahun kedua zaman Darius. Zakharia 7:1 menyebutkan tentang tahun keempat pemerintahan Darius, raja Persia yang memerintah pada 522—486 SM. —Arthur Jackson

Siapa yang kamu kenakan? Apakah kamu mengandalkan kebaikanmu atau kebenaran Yesus? Manakah yang kamu ingin Allah dan orang lain kenali?

Tuhan Yesus, terima kasih Engkau telah membuka jalan untuk pengampunan dosaku dan menyelubungiku dengan kebenaran-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Bacaan Untuk SetahunYunus 1-4; Wahyu 10