Belajar dari Kesalahan
Selasa, 16 Januari 2024
Baca: 1 Korintus 10:1-11
10:1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.
10:2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
10:3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama
10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.
10:5 Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun.
10:6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat,
10:7 dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: “Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria.”
10:8 Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
10:9 Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
10:10 Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
10:11 Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita. —1 Korintus 10:11
Untuk membantu orang menghindari kegagalan finansial di masa depan, seperti yang pernah membuat perekonomian dunia terpuruk pada tahun 1929 dan 2008, didirikanlah Library of Mistakes (Perpustakaan Kesalahan) di Edinburgh, Skotlandia. Perpustakaan tersebut mengoleksi lebih dari dua ribu judul buku yang berguna untuk mendidik para calon ekonom di masa mendatang. Selain itu, tempat tersebut juga memberikan contoh sempurna bagaimana “orang-orang pintar terus melakukan hal-hal bodoh,” seperti yang dikatakan kurator perpustakaan. Para kurator tersebut percaya bahwa satu-satunya cara membangun perekonomian yang kuat adalah dengan belajar dari kesalahan-kesalahan masa lalu.
Rasul Paulus mengingatkan jemaat di Korintus bahwa salah satu cara untuk tidak jatuh ke dalam pencobaan dan memiliki kehidupan rohani yang teguh, adalah dengan belajar dari kesalahan umat Allah di masa lampau. Jadi, untuk memastikan mereka tidak pongah dengan keunggulan rohani mereka, sang rasul menggunakan kisah kegagalan bangsa Israel di masa lalu sebagai contoh untuk memperoleh hikmat. Bangsa Israel pernah jatuh dalam penyembahan berhala, terseret “melakukan percabulan”, bersungut-sungut terhadap rencana dan maksud Allah, serta memberontak terhadap para pemimpin yang Allah tetapkan. Karena dosa-dosa tersebut, mereka dihukum Allah (1Kor. 10:7-10). Paulus menyajikan semua “contoh” bersejarah dari Kitab Suci itu untuk menolong orang percaya menghindari kesalahan yang sama (ay.11).
Dengan pertolongan Allah, marilah kita belajar dari kesalahan kita dan juga kesalahan orang lain, supaya hati kita semakin taat kepada-Nya. —Marvin Williams
WAWASAN
Sungguh tepat jika dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Rasul Paulus menunjukkan bahwa kesalahan umat Israel di masa lalu telah dituliskan sebagai “peringatan bagi kita” (1 Korintus 10:11). Hal itu karena empat belas pasal pertama dari surat tersebut berfungsi sebagai teguran—membahas berbagai masalah yang dihadapi oleh gereja di Korintus. Masalah-masalah mereka begitu mengakar, mulai dari pengidolaan terhadap individu, tuntutan hukum, perilaku amoral, masalah dalam perkawinan, hingga penyalahgunaan kebebasan dalam Kristus. Oleh karena itu, contoh-contoh kejatuhan rohani umat Israel di masa lalu menjadi peringatan yang berharga bagi jemaat yang sangat memerlukan teguran ini. Mengenai hal ini, perintah di 1 Korintus 10:8 menjadi kunci penting: “Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.” Mengingat gawatnya masalah yang dihadapi oleh jemaat Korintus, seruan untuk belajar dari kesalahan orang lain adalah hikmat yang berharga. —Bill Crowder
Peringatan apa yang dapat kita ingat saat kita tergoda untuk berbuat dosa? Bagaimana kita dapat belajar dari kesalahan kita dan juga kesalahan orang lain?
Allah yang baik, tolonglah aku untuk belajar dari kegagalanku agar aku semakin patuh kepada-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 39-40; Matius 11