Sharing: Bagaimana Pengalamanmu Mengenal Tuhan Yesus Pertama Kali?

Bagaimana pengalamanmu mengenal Tuhan Yesus pertama kali? Bagikan cerita kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda lainnya.

Sharing: Bagaimana Tuhan Menolongmu Mengampuni Orang yang Telah Mengecewakanmu?

Bagaimana Tuhan menolongmu mengampuni orang yang telah mengecewakanmu?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda lainnya.

Sharing: Adakah Relasi yang Ingin Kamu Perbaiki atau Tingkatkan di Tahun ini?

Adakah relasi yang ingin kamu perbaiki atau tingkatkan di tahun ini? Apa yang ingin kamu lakukan untuk mewujudkannya?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda lainnya.

Sharing: Hadiah Apa yang Ingin Kamu Berikan Kepada Tuhan di Natal Kali Ini?


Hadiah apa yang ingin kamu berikan kepada Tuhan di Natal kali ini?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda yang lain.

Sharing: Pelajaran Berharga Apa yang Tuhan Pernah Berikan Kepadamu?

Pelajaran berharga apa yang Tuhan pernah berikan kepadamu?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda yang lain.

Sharing: Masalah Dunia Apa yang Sangat Mengusik Hatimu?

Masalah dunia apa yang sangat mengusik hatimu?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda yang lain.

Sharing: Kelemahan Apa yang Kamu Miliki yang Membuatmu Semakin Dekat dengan Tuhan?

WarungSaTeKaMu-Sharing-201709

Kelemahan apa yang kamu miliki yang membuatmu semakin dekat dengan Tuhan?
Bagikan sharing kamu di dalam kolom komentar. Kiranya sharingmu dapat memberkati sobat muda yang lain.

PustaKaMu: Doa itu Bukan Sekadar Meminta Pada Tuhan

doa-itu-bukan-sekadar-meminta-pada-tuhan

Oleh Yosheph Yang

Dalam sebuah sesi pendalaman Alkitab bersama mentorku, kami membahas tentang seberapa pentingnya doa dalam kehidupan orang Kristen. Terus terang, aku bukanlah termasuk orang yang rajin berdoa. Ketika berdoa, aku lebih memfokuskan doaku untuk meminta Tuhan memenuhi apa yang menjadi keinginan hatiku. Di pertemuan itu, mentorku menjelaskan bahwa pada dasarnya, doa bukan hanya tentang meminta sesuatu kepada Tuhan. Tapi, doa itu melingkupi bagaimana kita memuji dan memuliakan nama-Nya. Kalau disederhanakan, ada sebuah metode yang dapat membantu kita berdoa:

Adoration (pujian)
Confession (pengakuan)
Thanksgiving (ucapan syukur)
Supplication (permohonan)

Selain belajar untuk berdoa menggunakan metode di atas, mentorku juga menyarankanku untuk membaca sebuah buku berjudul 31 Days of Praise. Buku ini adalah salah satu dari seri 31 Days yang ditulis oleh Ruth Myers dan Warren Myers. Walaupun diterbitkan pertama kali pada tahun 1994, tetapi isi dan pesan yang disampaikannya masih sangat relevan dengan kehidupan Kristen masa sekarang. Melalui buku ini, kita bisa belajar bagaimana memuji dan memuliakan Tuhan untuk 3 hal: siapakah Dia (who He is), apa yang Dia lakukan (what He does), dan apa yang Dia berikan (what He gives).

Bagaimana kita bisa tetap memuji dan mengucap syukur kepada Tuhan di saat situasi yang kita alami tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan? Bagaimana kita bisa mengembangkan kehidupan puji-pujian kita? Apakah pentingnya puji-pujian dalam kehidupan kita? Semua pertanyaan ini dijelaskan secara rinci oleh Myers dalam buku ini. Secara tidak langsung, Myers menjelaskan pada kita bagaimana cara untuk mempraktekkan 1 Tesalonika 5:16-18 dalam kehidupan kita hari lepas hari.

Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Sesuai dengan judul buku ini, Myers mengajak kita untuk ikut memuji Tuhan lewat doa-doa harian yang dia tuliskan selama 31 hari. Tak lupa, Myers juga menyertakan ayat-ayat Alkitab yang menjadi referensi dari pujian itu. Tak hanya sekadar memuji, Myers mengajak kita untuk memuji Tuhan karena kebesaran-Nya dan kedaulatan-Nya.

Buku ini berperan besar dalam mengubah kehidupan doaku, dari yang tadinya hanya sekadar “meminta”, menjadi sebuah doa yang juga memuji Tuhan, mengucap syukur, dan mengakui kelemahanku di hadapan-Nya. Aku percaya buku ini juga dapat menolong semua orang Kristen yang rindu berdoa dan memuji Tuhan setiap hari.

Baca Juga:

Tidak Selamanya Gagal Itu Berakhir Buruk, Inilah Kisahku Ketika Aku Gagal Masuk ke Sekolah Impianku

Mungkin kamu pernah mendengar sebuah kutipan yang mengatakan proses takkan mengkhianati akhir. Tapi, benarkah kenyataannya pasti begitu? Aku pernah berjuang keras untuk mewujudkan impian yang sangat aku dambakan, akan tetapi aku jatuh terpuruk ketika aku gagal mewujudkan impian itu. Namun, dari kegagalan itu Tuhan mengajariku untuk percaya bahwa Dia punya rencana yang lebih baik daripada impianku semula.

SinemaKaMu: Dunkirk—Perjalanan Pulang yang Amat Berbahaya

dunkirk-perjalanan-pulang-yang-amat-berbahaya

Oleh Caleb Young, Australia
Artikel asli dalam bahasa Inggris: Dunkirk—Searching The Way Home

Apa yang akan kamu lakukan demi bertahan hidup? Sejauh manakah kamu rela berkorban untuk menyelamatkan orang lain?

Dua pertanyaan inilah yang menjadi intisari dari Dunkirk, sebuah film action-thriller yang dibuat berdasarkan kisah nyata yang terjadi di sebuah kota pelabuhan di Prancis bernama Dunkirk saat Perang Dunia Kedua berlangsung.

Kisah Dunkirk dimulai dari terpojoknya pasukan Sekutu oleh pasukan Nazi yang waktu itu telah menginvasi Prancis. Sebanyak 400.000 tentara Sekutu yang sebagian besar adalah pasukan Inggris terdampar di pantai Dunkirk. Jarak antara Dunkirk ke daratan utama Inggris hanyalah sejauh 26 mil (sekitar 41,6 kilometer), tetapi Winston Churchill, perdana menteri Inggris saat itu pesimis bahwa hanya 40.000 tentara yang dapat diselamatkan. Tapi, pesimisme Churchill dipatahkan ketika kapal-kapal milik warga sipil dan militer bahu-membahu untuk menyelamatkan para tentara yang terpojok. Upaya luar biasa itu pada akhirnya berhasil menyelamatkan sekitar 334.000 tentara.

Ketegangan yang intens, suara-suara yang mencekam, alur cerita yang unik, dan para pemerannya yang berbakat hanyalah beberapa dari sekian banyak hal yang membuat film ini luar biasa. Di antara film-film yang diproduksi dengan biaya yang amat mahal tahun ini, Dunkirk menjadi film yang terbaik.

Ketika aku membandingkan film ini dengan pandanganku akan Kekristenan, aku menyadari bahwa film ini juga berbicara kepada kita tentang bagaimana seharusnya kita merespons kabar keselamatan dari pengorbanan Yesus.

(Pembahasan di bawah ini akan mencakup bocoran film)

Banyak orang butuh diselamatkan

Seperti halnya peristiwa di pantai Dunkirk tahun 1940, ada banyak orang di sekitar kita yang juga sedang bersusah payah mencari jalan keluar dari ketakutan dan keputusasaan mereka. Di dalam film, diceritakan tentang Tommy dan Gibson—dua orang tentara yang berusaha menumpangi kapal pengevakuasi korban luka dengan cara menyamar menjadi petugas medis. Seperti halnya Tommy dan Gibson, banyak orang di sekitar kita yang berusaha mengandalkan kekuatan mereka sendiri dalam menyelesaikan persoalan hidup. Namun, bagai kapal pengevakuasi korban luka yang akhirnya karam, demikianlah juga nasib mereka yang mengandalkan kekuatan mereka sendiri pada akhirnya.

Kita perlu menunjukkan mereka jalan keluar

Di dalam film Dunkirk, tokoh-tokoh seperti Dawson, Peter, dan George tahu benar bahwa kapal pribadi mereka dan ratusan kapal kecil lainnya di sepanjang garis pantai Inggris adalah kunci sukses dari misi penyelamatan tentara-tentara yang terpojok di Dunkirk. Namun, sekadar mengetahui saja tidaklah cukup. Mereka tetap harus mengambil tindakan dengan cara menyeberangi Selat Inggris dan menyelamatkan tentara-tentara itu. Sebagai orang Kristen, kita tahu bahwa Yesus yang adalah “jalan, kebenaran, dan hidup” mampu menyelamatkan orang-orang di sekitar kita. Namun pengetahuan itu takkan ada gunanya tanpa sebuah tindakan. Kita harus memberitakan kabar baik ini kepada orang-orang lain supaya mereka juga dapat diselamatkan.

Membagikan kabar keselamatan tidak selalu mudah

Perjalanan menyeberangi Selat Inggris bukanlah perjalanan yang mudah bagi Dawson, Peter, dan George. Bersama kapal-kapal lainnya, mereka harus menghadapi ancaman serangan dari kapal selam dan pesawat tempur Jerman. Tidak ada kepastian bahwa mereka pasti selamat. Oleh karena itu, setiap orang yang pergi ke Dunkirk membutuhkan keberanian, tekad, dan bahkan pengorbanan demi menyelamatkan nyawa tentara-tentara malang yang berada di ambang bahaya.

Membagikan kabar keselamatan yang Kristus berikan kepada dunia juga bukanlah tugas yang mudah. Kita juga memiliki musuh yang bekerja keras untuk melemahkan iman kita supaya perjuangan kita terhenti. Akan tetapi, hendaklah kita menjalankan amanat yang sulit ini dengan kesabaran, keberanian, dan hati yang rela berkorban, seperti pelaut-pelaut yang pergi ke Dunkirk yang rela berkorban demi menyelamatkan orang lain.

* * *

Manusia dilengkapi dengan sebuah naluri untuk bertahan hidup. Film Dunkirk menjadi sebuah contoh yang memperlihatkan kekuatan dari semangat manusia untuk bertahan hidup. Namun, kekuatan itu tidak menjamin keselamatan. Kita takkan mampu melepaskan diri dari jeratan dosa dengan kekuatan kita sendiri. Syukurlah, Injil memberitahu kita bahwa keselamatan kita tidak ditentukan oleh kekuatan kita sendiri. Seperti kapal-kapal yang menyelamatkan ribuan orang di Dunkirk, Yesus adalah kapal penyelamat kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah masuk ke dalam kapal itu. Bagi kita yang sudah diselamatkan, mari kita beritakan kepada orang-orang kabar tentang keselamatan yang Yesus telah berikan.

Dunkirk adalah kisah yang menakjubkan, dan tentunya akan membawa para penggemar film untuk turut merasakan ketakutan dan keberanian para tokoh dalam film ini. Namun, sembari kamu menikmati film yang bagus ini, kiranya film ini juga dapat menginspirasimu untuk membagikan berita keselamatan dari Kristus kepada orang-orang yang membutuhkannya.

Baca Juga:

Ketika Tuhan Memulihkan Keluargaku yang Hancur

Aku dibesarkan di keluarga broken-home. Sejak aku masih kecil, aku sudah sering menyaksikan kebencian, kecemburuan, amarah, dan emosi-emosi negatif yang memperburuk keadaan keluargaku. Ayahku sering mengancam ibuku untuk bercerai, tapi karena usiaku dan saudara-saudaraku yang masih kecil, ibuku tidak setuju.