Video Musik: RESIST

Sekelompok anak muda dari sebuah gereja kecil di daerah Texas, AS, mengirimkan kami link dari suatu video klip musik yang mereka buat. Sekitar 50 anak muda menyumbangkan tenaga mereka bagi proyek ini dalam berbagai bidang, seperti penulisan lagu, akting, penulisan naskah, pencahayaan, desain set, perlengkapan dan rekaman lagu.

Dengan tiadanya budget yang memadai, anak-anak muda ini berpadu mengumpulkan sumber daya mereka untuk menghasilkan video musik yang keren ini!

RESIST

(Song by Shane Clements and Matt Ward)

You’re alone, outside it’s cold and dark,
Inside your soul is falling apart.
Nowhere to run and nowhere to hide;
Sometimes you feel like you could just die.

Here we are—saw you had a fire burning,
But all we see your heart turning,
Always doubting His existence,
Now all we see is your resistance.

To you this life is just a game,
Deep down inside you know something has to change
Before this life fades away, fades away.

You walked away—looking for the love you can’t find,
Leaving everyone else behind.
Doing things you said you’d never do,
In all your lies can you find the truth?

‘Cause Truth has a name, please don’t resist Him now.
Please don’t resist Him now.

Your life is not a game,
It isn’t even yours anyway.
Just one look at His hands, and you’ll see you’ve already won!

He is the One, He is the Son of God, an end to your resistance.
He is your Hope; He is the Love you could not find, the Light you cannot hide.

He made a way for you, conquered the grave for you, He lives again for you.
His name is Jesus! Please don’t resist Him now, let Him restore your soul,
Your broken heart made whole. He’ll do it all and more. His name is Jesus!

Please don’t resist Him now, you’re welcome to come back home.
We’ve loved you all along.
Arms open wide for you, tears that we’ve cried for you,
Because He died for you,
Because He died for you.

Credits:

  • Jarod O’Flaherty – Director, Videographer, Editor (27-year-old)
  • Shane Clements – Songwriter, Lead vocalist (20-year-old)
  • Brianna Smith – Lead actress (17-year-old)
  • Russell Routh – Lead guitarist (18-year-old)
  • Krystin Jurries – Script editor, Prayer warrior (17-year-old)
  • Nathan Ellison – Lighting and Equipment, Supporting actor (16-year-old)
  • April Walker – Supporting Actress (16-year-old)

Video: Obedience to God is the Key to Freedom

What is the meaning of freedom to you?

Sin’s lure may look like freedom
But in its grip we’re bound;
It’s when we’re bound to Jesus
Real freedom will be found. —D. De Haan

Obedience to God is the key to freedom.

Ketika Ku Bersama-Mu

Oleh: Evelyn Pricisilia Sumendap

Ketika matahari mulai menampakkan sinarnya
Ketika ayam berkokok di pagi hari
Ku terbangun dari tidurku
Ku terbangun dari mimpi khayalku

Hari-hari kulalui
Inginku tersenyum menghadapi semuanya
Inginku tertawa, mengeluarkan segala kebahagiaanku
Yang sebenarnya terpendam sejak lama

Inginku berubah
Menutup segala kelemahan dengan kelebihanku
Tapi, apa daya… semua telah terlambat

Kini aku hanya dapat merenung
Menahan semua kepedihan yang kurasakan saat ini
Merindukan kebahagiaan yang nyaris ku dapatkan itu

Tak ada sesosok pun yang dapat menggendongku
Untuk keluar dari kesengsaraanku
Tak ada yang dapat membakar kesengsaraanku itu
Tak ada! Sungguh tak ada!

Berbagai cara kulakukan
Perlahan-lahan aku mulai jatuh, terpuruk
Hingga akhirnya aku mati!
Aku mati di atas penderitaanku sendiri!

Tak ada yang bisa menghidupkan jiwaku yang t’lah rapuh ini
Tak ada yang bisa menemukan kebahagiaanku
Tak sanggup! Tak bisa!

Disaat ku mulai terjatuh,
Seseorang datang menghampiriku
Memberikan uluran tangannya padaku
Sosok itu begitu indah
Ia menyadarkanku dari kegelisahanku yang sama s’kali tak berarti
Ia mencoba mencari dan mencari jati diriku yang hilang
Ia mencoba mencari permata yang hilang dalam diriku

Dan akhirnya,
Hati yang hancur itu telah disusun rapi perlahan-lahan
Permata yang telah terkubur itu pun telah diambil
Diusahakan kemurnian dan keindahannya

Kini…
Aku pun bangkit dari keterpurukanku
Aku pun merasa di dunia ini,
Sungguh banyak yang menyayangiku
Termasuk diri-Nya

Terima Kasih Yesus !!!

Ketika Ku Bangun Pagi

Oleh: Michael

Ketika ku bangun pagi
Ku dengar suara burung bernyanyi
Betapa indahnya karya-Mu Tuhan
Yang dapat aku nikmati

Ketika ku bangun pagi
Ku lihat matahari terbit
Membawa harapan baru
Yang dapat aku nikmati

Ajar ku melihat berkat-Mu Tuhan
Ajar ku bersyukur pada-Mu
Inilah aku di hadapan-Mu
Bentuklah s’turut Firman-Mu

(Mazmur pujian yang dibuat di saat pagi hari)

Tulisan

Oleh: Nathaniel C

Kalau sebuah pena
Bisa menulis
Tanpa seorang pun yang memegangnya
Maka takkan terbentuk apa pun

Yang terlihat
Adalah bingkai-bingkai kosong
Tak berisi noda atau gambar
Yang terkubur adalah sebuah tulisan

Di atas lembaran-lembaran itu
Yang menuliskannya bukan kita
Bukan pula takdir
Ataupun hidup kita

Tuhan yang menulisinya
Dengan tinta abadi
Membuat sedemikian rupa
Untuk membentuk karya hidup-Nya

Yaitu kita semua . . .

The Messenger [Sang Pembawa Berita]

Cerita dan Ilustrasi oleh Beng Poh Neo, Singapura

Komik ini adalah adaptasi modern dari kisah Yunus dalam Alkitab.

Dalam kitab Yunus, kita belajar banyak hal. Namun satu benang merah yang menghubungkan semua itu adalah tema mengenai belas kasihan Allah. Kita melihatnya dalam pengejaran dan pemulihan diri Yunus, penyelamatan yang Ia berikan kepada para awak kapal dan juga kepada penduduk Niniwe. Yunus menulis kisahnya dengan terus terang dan jujur, dengan mengingatkan kita bahwa mengasihi selalu lebih baik daripada membenci. Kami mendorong kamu untuk membaca kitab Yunus dalam Alkitabmu, kalau kamu belum pernah melakukannya sebelumnya.

Komiknya akan muncul secara bertahap di situs ini. Ikuti terus perkembangannya!

Baca Komiknya di sini

Download wallpapernya di bawah ini.

1024 x 7681280 x 800

1024 x 7681280 x 800

1024 x 7681280 x 800

Kembali

oleh Dwy Aryani Hasibuan

Aku rindu . . .

Ketika Kau datang selesaikan segala laraku.
Dulu aku hanya mengenal-Mu
tapi tak mengalami-Mu.
Bahwa Kau sanggup mengubah keadaanku.
Takjub dan tercengang aku karena perbuatan-Mu.
Di saat itu aku serahkan hatiku.
Terbukti Kau jaga hidupku.

Tapi sejenak aku mau pergi sebentar.
Aku tak melupakan-Mu.
Aku masih memuja-Mu.
Aku berjalan.
Ada tujuan tapi seperti ada yang kurang.

Lalu aku tetap berjalan, kuabaikan rasa itu,
tapi tetap saja mengganggu!
tak bisa lagi seperti itu, pikirku.
Aku berantakan, hidupku kekosongan.
oh, aku merana. Gundah gulana.

Ternyata kita sama-sama, Tuhan.
Di sana Kau merindu aku kembali ke pelukan-Mu.
Dan aku rindu duduk di pangkuan-Mu.
Aku ingin pulang.
Kian hari mengganggu jiwaku.
Peluk aku!
Buatku pantas untuk kembali kepada-Mu.
Aku ingin pulang ke rumah-Mu.
Aku rindu Kau Yesusku.
Maafkan aku karena aku pergi sebentar, tapi terlantar!

Special Promo: Pesan Segera “Gol Penentu” untuk mewartakan Kabar Baik di masa Piala Dunia

Masih tersedia, pesan segera!

Pamflet GOL PENENTU, yang berisi lima hari renungan yang menggunakan analogi sepakbola untuk menceritakan kebenaran Allah yang kekal.

Pamflet ini tidak dijual! Kirimkan permintaan tersebut melalui e-mail ke: indonesia@rbc.org, fax: (021) 5435-1975 atau SMS ke 0815-86-111002. Klik juga www.rbcindonesia.org/gol-penentu untuk pesan melalui internet.