Bezaleel & Aholiab: Sudah… Ikuti Saja!

Oleh Edwin Petrus, Medan

Ibadah kaum muda di gerejaku baru saja merayakan hari ulang tahunnya. Pada perayaan kali ini, setiap jemaat diberikan souvenir berupa satu kotak “permainan bricks”. Bricks adalah sebuah permainan yang menyusun kepingan-kepingan kecil dari balok plastik untuk menjadi sebuah rangkaian yang utuh, misalnya tokoh kartun, gedung-gedung, kendaraan bermotor, dan sebagainya. Aku melihat antusiasme yang sangat besar dari teman-temanku yang langsung membuka kotak hadiah mereka dan menyusun bricks.

Aku sendiri juga menyenangi permainan ini. Untuk bisa menghasilkan bentuk, aku harus dengan sabar menata balok-balok kecil yang berwarna warni itu, sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Aku tidak bisa dengan sembarangan menyusun kepingan-kepingan yang berbeda ukurannya tersebut. Aku pernah beberapa kali tidak berhasil menyelesaikan rangkaian bricks karena aku tidak teliti mengikuti langkah-langkah yang tercetak di kertas petunjuk.

Di dalam Alkitab, ada juga dua orang tokoh yang mengikuti secara runtut setiap langkah yang diberikan kepada mereka untuk menyelesaikan sebuah proyek besar. Nama kedua orang ini memang tidak setenar tokoh-tokoh lain sezamannya. Kita pasti tidak asing lagi dengan nama Musa, Harun, dan Yosua, tetapi apakah kamu pernah mendengar nama mereka ini: Bezaleel dan Aholiab?

Bezaleel dan Aholiab dipilih oleh Allah sendiri untuk membangun Kemah Suci—tenda yang menjadi simbol kehadiran Allah di tengah-tengah orang-orang Israel yang sedang di dalam perjalanan di padang gurun menuju ke Kanaan. Petunjuk pembangunan yang sangat rinci diberikan oleh Allah sendiri kepada Musa di atas Gunung Sinai. Kitab Keluaran 35-40 mencatat dengan detail serangkaian proses untuk membangun Kemah Suci dengan segala perabotannya: mulai dari tabut, meja roti sajian, kandil, mezbah, minyak urapan, bejana pembasuhan, pelataran, hingga pakaian imam yang nantinya ditugaskan untuk memimpin upacara di Kemah Suci.

Bezaleel dan Aholiab dikaruniai keahlian, pengertian, dan pengetahuan dalam segala macam pekerjaan yang berkaitan dengan kontruksi ini (Kel. 31:1-11). Keterampilan mereka diperoleh melalui Roh Allah yang tinggal dalam diri mereka. Sebenarnya, bukan mereka saja yang mendirikan proyek ini, tetapi masih ada tenaga-tenaga kerja lainnya yang secara sukarela mempersembahkan diri bagi pekerjaan ini. Mereka seluruhnya diberkati oleh Allah dengan keahlian untuk mengolah emas, perak, tembaga, serta kain yang dikumpulkan dari orang-orang Israel. Bahan-bahan ini diperlukan untuk membangun sebuah kemah yang telah dirancang oleh Sang Arsitek Agung, yaitu Allah sendiri.

Satu hal yang menarik bagiku ketika membaca kisah pembangunan Kemah Suci ini adalah setiap petunjuk dari Sang Arsitek Agung dikerjakan dengan sangat presisi. Aku membandingkan petunjuk dari Allah kepada Musa di Keluaran 26 dengan hal-hal yang dikerjakan oleh Bezaleel, Aholiab, dan kawan-kawan. Aku terkesima dengan ketaatan mereka yang mengikuti setiap detail petunjuk yang diperintahkan oleh Allah. Aku memberikan sebuah contoh: “Kemah Suci itu haruslah kaubuat dari sepuluh kain tenda. Bahannya dari linen halus yang dipintal benangnya, dan benang ungu tua, ungu muda, dan merah tua. Haruslah kau sulam gambar kerub pada kain itu.” (Kel. 26:1 TB2) dan “Lalu semua yang ahli di antara pekerja itu membuat Kemah Suci dari sepuluh kain tenda. Bahannya dari linen halus yang dipintal benangnya, serta benang ungu tua, ungu muda, dan merah tua. Mereka menyulam gambar kerubim pada kain itu.”  (Kel 36:8 TB 2). Kamu bisa membaca lebih lanjut di Keluaran 26 dan 36 untuk menemukan betapa setianya mereka untuk mengerjakan Kemah Suci sesuai dengan kerangka yang digambar oleh Allah.

Wow!!! Bezaleel dan Aholiab dengan cermat mempersiapkan dan mengeksekusi setiap spesifikasi, detail ukuran, serta jumlah bahan yang telah diperintahkan oleh Allah. Tidak ada ornamen dan ukuran yang mereka tambahkan maupun kurangi. Mereka tunduk pada pola yang sudah dirancangkan oleh Allah. Roh Allah yang tinggal di dalam mereka menolong mereka memahami kehendak Allah dan menuntun mereka untuk hanya mengerjakan keinginan hati Allah saja. Akhirnya, mereka pun menyelesaikan proyek besar ini dan Allah pun turun menaungi mereka dan diam di dalam Kemah Suci tersebut (Kel. 40:34-38).

Kini, kita tidak lagi melihat bangunan Kemah Suci. Ketiadaan Kemah Suci bukan berarti Allah tidak hadir di dalam kehidupan kita sebagai umat-Nya. Justru, kita memperoleh hak yang lebih istimewa dibandingkan orang-orang Israel pada zaman itu. Kini, Allah hadir dan tinggal di dalam diri orang percaya secara langsung, melalui Roh Kudus-Nya. Dosa bukan lagi menjadi penghalang bagi relasi kita dengan Allah. Oleh karya Kristus di atas kayu salib, dosa-dosa kita telah diampuni. Kita pun dikaruniai dengan Roh Kudus yang selalu hadir di dalam kehidupan aku dan kamu.

Kalau kita memiliki Roh Kudus, seharusnya kita bisa dengan gampang mengikuti perintah-Nya, bukan? Namun, aku menyadari kalau aku pun merasa kesulitan untuk bisa mengikuti petunjuk Tuhan. Terkadang, aku merasa aku berjalan sendiri dan tersesat. Aku pun bertanya, “Tuhan, di manakah Engkau berada? Bukankah Engkau mengatakan mau menjadi Sang Gembala yang menuntun hidupku?”

Kawan, permasalahannya bukan Tuhan tidak yang entah di mana, tetapi kita yang kurang peka dengan suara Tuhan yang memimpin kita. Roh Allah yang pernah membimbing Bezaleel dan Aholiab untuk mengerjakan setiap petunjuk di dalam membangun Kemah Suci, juga adalah Roh Allah yang sama yang akan membimbing kita untuk mengerjakan setiap perintah Allah bagi hidup kita. Bukan sinyal dari surga yang kurang kencang. Jangan-jangan, kita yang memasang mode pesawat, sehingga kita tidak bisa terhubung dengan Allah.

Aku harus mengakui kalau aku pun terkadang pura-pura tidak mendengar teguran dan pengajaran dari Roh Kudus. Aku pun pernah mengeraskan hati dan mengabaikan suara Tuhan yang berbicara kepadaku. Aku yang memilih untuk tidak mau menaati perintah Allah dan bermain-main dengan dosa. Padahal, Roh Kudus sudah menggerakkan hati nuraniku untuk berkata “TIDAK.”

Jadi, untuk bisa mengerti dan melakukan apa yang menjadi petunjuk-Nya, aku percaya caranya hanya ada satu: “terus terhubung dengan Allah.” Kita bisa mempertahankan jaringan koneksi kita dengan mendengar Dia berbicara kepada kita dan kita pun berbicara kepada Allah. Allah bisa berbicara kepada kita melalui firman-Nya yang tertulis, Alkitab. Setelah kita membaca firman Tuhan, Roh Kudus dapat berkarya melalui firman itu dan menguatkannya lewat kehidupan sehari-hari kita. Kita pun bisa mencari Allah di dalam doa. Waktu berdoa bukan hanya saat bangun, makan, maupun di gereja. Kita bisa terus berbicara kepada Tuhan dan mengungkapkan segala hal yang kita rasakan dan alami, di saat kapan pun dan di mana pun di dalam kesibukan kita sehari-hari.

Membaca Alkitab dan berdoa memang terdengar seperti langkah praktis yang sangat klise. Namun, inilah rumus untuk bisa terhubung dengan Allah dan mengerti petunjuk-Nya bagi kita. Aku sendiri juga terus melatih diri untuk bisa terus terkoneksi dengan Tuhan, supaya aku bisa mengerti dan mengikuti petunjuk-Nya. Aku percaya kamu pun bisa dengan membangun kebiasaan membaca firman dan berdoa. Semangat kawan… Tuhan pasti akan menolongmu!!!

Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥

Bagikan Konten Ini
4 replies
  1. Setia S
    Setia S says:

    sangat terberkati. beberapa waktu ini, seakan-akan merasa diri ditinggalkan oleh Allah, berjalan sendiri mencari jalan sendiri. Lagi-lagi ternyata aku yang tidak pernah mencari, sehingga aku tidak pernah menemukan. artikel ini kembali mengingatkan aku, bahwa Allah selalu ada di tempat yang sama, aku hanya tidak mau datang-lagi. terimakasih penulis EP. Tuhan memberkati mu.

  2. Febrianus Banne
    Febrianus Banne says:

    Aminn. terimakasih kak Edwin Petrus buat artikelnya yang sudah di bagikan buat kta semua, saya sadar bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan saya tapi ternyata saya yg tidak peka atau pura-pura tidak dengar akan panggilan Tuhan setelah saya membaca artikel ini saya menjadi lebih baik lagi karena Tuhan tidak pernah meninggalkan saya dan saudara saudara semua 😇😇

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *