Sudah Sulit Cari Tempat Magang, Eh Ditambah Jadi Ketua Natal!
Oleh Ingan Girsang, Medan
Aku adalah sosok yang bisa dibilang perfeksionis, tapi seringkali aku tidak menyadarinya. Ketika teman-temanku tidak on-time saat ketemuan, itu seketika membuatku jadi bad mood. Atau, ketika ada janji yang dibatalkan tiba-tiba, padahal diri sendiri sudah mempersiapkan diri, aku pun kecewa. Hasil dari perfeksionis ini tak cuma rasa kecewa, tapi juga kecenderungan untuk menyalahkan keadaan atau diri sendiri yang ujung-ujungnya jadi beban buatku.
Saat kuliahku memasuki semester tujuh, pergulatan antara taat pada proses dan jiwa perfeksionisku beradu. Di semester itu aku diwajibkan untuk melaksanakan magang dan kupikir proses ini akan mudah. Di bulan Juli 2022, sudah banyak temanku yang mendapatkan tempat magang, sementara aku masih belum dapat karena masih mencari tempat yang sesuai dengan konsentrasi studiku. Aku memilih konsentrasi Politik Internasional yang mewajibkanku untuk mencari tempat magang di kantor pemerintahan atau perusahaan internasional. Jungkir balik dengan ekspektasiku, ternyata sangat sulit diterima dan mendapatkan tempat magang untuk konsentrasiku di kota Medan.
Kucoba daftar posisi internship di kantor konsulat India pada bulan Juli, tapi sampai Oktober belum juga ada panggilan. Saat itu aku ingat proses seleksinya. Aku duduk di depan kantor konsulat dan berkata, “Tuhan, aku yakin pasti Engkau akan menolongku dan pasti aku bisa magang. Tapi, biarlah ini atas seizin dan kehendak Tuhan.” Dengan berani dan percaya bahwa Tuhan menemani dalam setiap keadaan, aku masuk ke gedung kantor. Proses wawancara pun berhasil dan tinggal menunggu izin penerimaan dari Kementrian Luar Negeri India di New Delhi.
Tapi, sebulan dua bulan, tak kunjung berita baik kuterima sementara teman-teman seangkatanku sudah mulai magang. Dalam masa penantian ini akhirnya aku membantu dosen-dosen di jurusanku. Dalam hatiku, aku sangat khawatir jika tidak lulus di semester tujuh karena belum magang secara resmi. Dan… di tengah kondisiku yang penuh dilema itu, pengurus persekutuan memintaku untuk jadi ketua panitia Natal!
Saat itu aku hanya berpikir, “Apa ini ya Tuhan? Tempat magangku aja belum ketemu, apa yang harus kujawab ke mereka?” Dilema lain pun muncul. Kalau nanti aku diterima magang, pulang sampai sore lalu ngurus acara Natal lagi, apakah semuanya bisa berjalan baik?
Setelah bergumul, akhirnya aku menjawab bersedia jadi ketua Natal dengan anggota timku yang berjumlah empat orang. Aku hanya mengimani, “Jika Tuhan yang memilih kami, pasti Dia bakal perlengkapi.”
Dalam proses kepanitiaan ini, aku merasakan ada banyak pertumbuhan rohani dan aku benar-benar menaruh kepercayaanku pada Allah. Akhirnya, acara Natal pun berjalan baik, dan aku diterima magang di Konsulat Jenderal India di Medan. Semester itu aku diberkati Tuhan dengan IPK 4.00. Ketakutan dan kekhawatiranku akhirnya berubah jadi iman jika kita menyerahkan apa yang kita kerjakan, dan berjalan tanpa tunduk pada rasa takut, dan percaya bahwa Tuhan akan menolong dan menyertai kita.
Aku sangat meyakini bahwa ketika Tuhan menolong kita dalam peristiwa yang sebelumnya kita gumulkan dan perjuangkan, pasti di hari-hari depan Dia tetap bersama kita. Teruslah menaruh pengharapan hanya kepada Dia saja. Sebab kita sangatlah terbatas, baik dari segi kekuatan, dan kita tidak mampu mengendalikan situasi yang akan datang. Tetapi, dengan menaruh pengharapan dan penyerahan diri di dalam Dia, Kita akan mampu melangkah dengan keberanian, tanpa takut. Sebab Allah yang menolong kita dulu, adalah Allah yang sama yang terus mengawasi dan memperhatikan kita, dan seperti ada tertulis dalam Filipi 4:13, “Segala perkara dapat ku tanggung di dalam dia yang memberikan kekuatan kepadaku”.
Tuhan Yesus memberkati. Jangan pernah berhenti untuk berdoa, Dia Tuhan yang memperhatikan kita.
Kamu diberkati oleh ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥
semangat dek Ingan, semoga natal nya lancar ya, Next artikel boleh lagi ya di share, yang lain menunggu soalnya hahah
Amin