Sepatu Bot Keberuntungan
Sabtu, 11 November 2023
Baca: 1 Samuel 4:1-11
4:1 Dan perkataan Samuel sampai ke seluruh Israel. (4-1b) Orang Israel maju berperang melawan orang Filistin dan berkemah dekat Eben-Haezer, sedang orang Filistin berkemah di Afek.
4:2 Orang Filistin mengatur barisannya berhadapan dengan orang Israel. Ketika pertempuran menghebat, terpukullah kalah orang Israel oleh orang Filistin, yang menewaskan kira-kira empat ribu orang di medan pertempuran itu.
4:3 Ketika tentara itu kembali ke perkemahan, berkatalah para tua-tua Israel: “Mengapa TUHAN membuat kita terpukul kalah oleh orang Filistin pada hari ini? Marilah kita mengambil dari Silo tabut perjanjian TUHAN, supaya Ia datang ke tengah-tengah kita dan melepaskan kita dari tangan musuh kita.”
4:4 Kemudian bangsa itu menyuruh orang ke Silo, lalu mereka mengangkat dari sana tabut perjanjian TUHAN semesta alam, yang bersemayam di atas para kerub; kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, ada di sana dekat tabut perjanjian Allah itu.
4:5 Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar.
4:6 Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata: “Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?” Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke perkemahan itu,
4:7 ketakutanlah orang Filistin, sebab kata mereka: “Allah mereka telah datang ke perkemahan itu,” dan mereka berkata: “Celakalah kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu.
4:8 Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.
4:9 Kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki, hai orang Filistin, supaya kamu jangan menjadi budak orang Ibrani itu, seperti mereka dahulu menjadi budakmu. Berlakulah seperti laki-laki dan berperanglah!”
4:10 Lalu berperanglah orang Filistin, sehingga orang Israel terpukul kalah. Mereka melarikan diri masing-masing ke kemahnya. Amatlah besar kekalahan itu: dari pihak Israel gugur tiga puluh ribu orang pasukan berjalan kaki.
4:11 Lagipula tabut Allah dirampas dan kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas, tewas.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku ini Tuhan, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain. —Yesaya 42:8
Seketika saja, Tom merasakan bunyi “klik” yang mengerikan di bawah sepatu bot tentaranya. Spontan ia langsung melompat setinggi dan sejauh mungkin. Perangkat mematikan yang tersembunyi di bawah tanah itu tidak meledak. Belakangan, tim penjinak bom menarik keluar dari tanah bahan peledak seberat tiga puluh enam kilogram di tempat itu. Tom terus memakai sepatu bot itu sampai benar-benar rusak. “Ini sepatu keberuntunganku,” begitulah ia menyebutnya.
Tom mungkin terus mengenakan sepatu bot itu untuk mengenang bagaimana ia pernah nyaris kehilangan nyawanya. Namun, orang-orang sering jatuh pada anggapan bahwa sebuah benda bisa “membawa keberuntungan” atau bahkan dengan label rohani, “membawa berkat”. Sungguh berbahaya apabila kita menganggap sebuah objek—bahkan sebuah simbol—sebagai sumber dari berkat Allah.
Bangsa Israel menyadari hal itu lewat cara yang pahit. Tentara Filistin baru saja mengalahkan mereka dalam pertempuran. Saat mengevaluasi kekalahan itu, mereka terpikir untuk membawa serta “tabut perjanjian Tuhan” dalam pertempuran berikutnya supaya mereka menang (1Sam. 4:3). Kedengarannya gagasan itu baik (ay.6-9), mengingat tabut perjanjian itu adalah benda suci.
Namun, perspektif bangsa Israel sungguh keliru. Tabut itu sendiri tidak dapat memberikan kekuatan apa pun. Karena mengandalkan sebuah objek daripada mempercayai satu-satunya Allah yang sejati, bangsa Israel kalah semakin telak, bahkan musuh mereka berhasil merebut tabut itu (ay.10-11).
Memang tidak salah untuk memiliki benda-benda yang mengingatkan kita untuk berdoa atau berterima kasih kepada Allah atas kebaikan-Nya. Namun, hal-hal tersebut tidak pernah menjadi sumber berkat, karena berkat hanya datang dari tangan Allah. —Tim Gustafson
WAWASAN
Tidak mengherankan bahwa orang Filistin tidak tahu banyak tentang Allah. Namun, yang mengherankan adalah orang Israel juga tidak tahu banyak tentang Dia (1 Samuel 4:1-11). Orang Filistin telah mendengar tentang kebesaran Allah, tetapi salah mengartikannya. Mereka ingat berbagai tulah yang Allah gunakan untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, lebih dari tiga ratus tahun sebelumnya, tetapi mereka mengingat kejadian itu terjadi di padang gurun, bukan di Mesir, dan mengganggap kuasa Allah itu datang “dari dewa-dewa yang kuat” (ay. 8 BIS). Sementara itu, bangsa Israel salah dengan mengira bahwa kehadiran tabut perjanjian Tuhan sama dengan kehadiran Allah sendiri (ay. 3). Mereka lebih menginginkan keberhasilan militer daripada Pribadi yang mendatangkan keberhasilan tersebut. —Tim Gustafson

Bagaimana cara kamu membuktikan bahwa kamu beriman kepada Allah? Saat menghadapi krisis, apa yang kamu andalkan untuk menolong kamu?
Bapa terkasih, ampunilah aku ketika aku tergoda untuk mengandalkan apa pun selain Engkau.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 50; Ibrani 8
.AmiN.
Amin
Ya dan Amin
🙏🙏
amin
Amen
Amin
Amin
Terimakasih
Amin
Amien 🙏
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amen
Amin 🙏
Amin
Amin.. Gbu
Amin
Amin
trimakasih Tuhan untuk firmanMu yg senantiasa mengoreksi dan menguatkan iman kami 🙏
amin
Amin..
Terberkati😇
Amen
PUJI TUHAN