Pizza yang Gigih

Senin, 6 November 2023

Baca: Galatia 6:2-10

6:2 Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.

6:3 Sebab kalau seorang menyangka, bahwa ia berarti, padahal ia sama sekali tidak berarti, ia menipu dirinya sendiri.

6:4 Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain.

6:5 Sebab tiap-tiap orang akan memikul tanggungannya sendiri.

6:6 Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.

6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.

6:8 Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.

6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

6:10 Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik. —Galatia 6:9

Pada usia dua belas tahun, Ibrahim tiba di Italia sebagai imigran dari Afrika Barat. Ia tidak tahu sepatah kata pun bahasa Italia, berjuang dengan gagap, dan sering menerima ungkapan kebencian terhadap kaum imigran. Namun, semua itu tidak menghalangi tekad anak muda itu untuk bekerja keras. Pada usia dua puluhan ia berhasil membuka toko pizza di Trento, Italia. Bisnis kecilnya berhasil merebut hati banyak orang yang semula meragukannya, hingga tercatat dalam daftar lima puluh restoran pizza terbaik di dunia.

Kemudian, Ibrahim berharap dapat membantu memberi makan anak-anak jalanan yang kelaparan di Italia. Jadi, ia meluncurkan kegiatan amal yang terinspirasi oleh sebuah tradisi di Napoli yang disebut caffè sospeso—seorang pelanggan membeli secangkir kopi lebih untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan—tetapi memodifikasinya dalam bentuk pizza. Ia juga mendorong anak-anak keturunan imigran untuk tetap tegar menghadapi prasangka dan tidak lekas menyerah.

Sikap seperti itu mengingatkan kita pada pelajaran yang diberikan Paulus untuk jemaat Galatia tentang ketekunan dalam berbuat baik kepada semua orang. “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah” (Gal. 6:9). Paulus melanjutkan, “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman” (ay.10).

Meski menghadapi prasangka dan hambatan bahasa sebagai seorang imigran, Ibrahim memilih menciptakan kesempatan untuk berbuat baik. Makanan menjadi “jembatan” menuju toleransi dan pengertian. Dengan diilhami kegigihan seperti itu, kita juga dapat mencari kesempatan untuk berbuat baik. Maka Allah akan dimuliakan saat Dia bekerja lewat ketekunan kita. —Patricia Raybon

WAWASAN
Dalam Galatia 6:9 (TB2), Paulus melawan kecenderungan manusia untuk menyerah dengan perkataan ini: “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menyerah.” Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai “jemu” (enkakeo) berarti “sama sekali tidak bergairah, lemah lunglai, kehabisan tenaga”.

 

Kata “menyerah” (eklyo) secara harfiah dapat berarti “larut”, tetapi di sini digunakan sebagai kiasan yang berarti “menjadi lemah, santai, lemas, letih”. Dalam kitab-kitab Injil, kata ini digunakan untuk menggambarkan apa yang akan terjadi pada orang banyak—“pingsan”—jika mereka disuruh pergi tanpa diberi makan: “Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan” (Matius 15:32; lihat Markus 8:3 BIS). Secara positif, pesan tersebut diperuntukkan bagi orang percaya di segala zaman untuk terus maju! —Arthur Jackson

Pizza yang Gigih

Bagaimana kegigihan kamu dapat memuliakan Allah? Upaya apa dalam hidup kamu yang layak mendapatkan ketekunan dan ungkapan belas kasihan dari kamu?

Ya Allah, ketika aku merasa ingin menyerah, kuatkanlah aku untuk bertekun di dalam-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 37-39; Ibrani 3

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. Nd Biring
    Nd Biring says:

    Terimakasih atas renungannya ini. Ya Tuhan, ajari aku untuk terus berbuat baik dalam kondisi apapun. Karena aku yakin dan percaya bahwa apa yang ada padaku semuanya sementara dan biarlah apa yang aku punya bisa aku sharing kepada orang lain dengan sukacita. Aku mau melalui perbuatan baik, hanya nama Tuhan yang dipermuliakan. Bukan aku yang hebat tapi Tuhanku yang hebat. Biarlah Engkau semakin besar dan aku semakin kecil. Hanya padaMu, aku berserah dan meminta pertolongan dan cinta kasih. Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  3. Helly Naomi Tiuryta Rajagukguk
    Helly Naomi Tiuryta Rajagukguk says:

    Kuatkan kami ya Tuhan Yesus untuk tetap berbuat baik di tengah Dunia yang semakin kejam , Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *