Merefleksikan Terang Anak Allah

Jumat, 3 November 2023

Baca: Matius 5:14-16

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”

Kamu adalah terang dunia. —Matius 5:14

Setelah pertengkaran kami, akhirnya ibu saya setuju untuk bertemu di sebuah tempat yang jaraknya lebih dari satu jam perjalanan dari rumah saya. Namun, setiba saya di sana, beliau sudah meninggalkan tempat itu bahkan sebelum saya tiba. Dalam kemarahan, saya menulis pesan untuknya. Namun, saya langsung merevisinya setelah merasa bahwa Allah mengingatkan saya untuk menanggapi dengan kasih. Setelah ibu saya membaca pesan yang sudah direvisi itu, ia menelepon saya. “Kau sungguh sudah berubah,” katanya. Allah telah memakai pesan saya untuk menggerakkan ibu saya bertanya tentang Yesus. Akhirnya, beliau menerima Dia sebagai Juruselamat pribadinya.

Dalam Matius 5, Yesus menegaskan bahwa murid-murid-Nya adalah terang dunia (ay.14). Dia berkata, ”Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (ay.16). Segera setelah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, kita pun menerima kuasa Roh Kudus. Dia akan mengubahkan kita sehingga ke mana pun kita pergi, kita dapat menjadi kesaksian yang cemerlang akan kasih dan kebenaran Allah.

Oleh kuasa Roh Kudus, kita dapat menjadi terang pengharapan dan kedamaian yang dipenuhi sukacita, dan yang semakin hari semakin menyerupai Yesus. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan pun menjadi penyembahan penuh syukur, yang menarik bagi orang lain dan memperlihatkan iman yang hidup. Dengan berserah kepada Roh Kudus, kita dapat memberikan kemuliaan kepada Bapa dengan merefleksikan terang Anak-Nya, Yesus. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Perkataan Yesus dalam Khotbah di Bukit yang terkenal (Matius 5–7) bisa jadi terdengar mengintimidasi—bahkan membebani—karena berlawanan dengan pola perilaku yang dimiliki manusia pada umumnya. Yesus menekankan kebaikan dan belas kasihan yang tidak mementingkan diri—bahkan sampai kepada kerelaan berkorban (5:38-42). Namun, maksud pesan itu bukanlah untuk membuat orang percaya merasa tidak cukup baik. Sebaliknya, khotbah Yesus menggambarkan rancangan mula-mula Allah tentang umat manusia. Dalam Kejadian 1, Allah menciptakan kita untuk menjadi gambar-Nya—mencerminkan diri-Nya kepada seluruh penghuni bumi. Sebagai orang-orang yang sedang berproses untuk menjadi serupa dengan Yesus (Efesus 4:12-13), kita dipanggil untuk mencerminkan diri Allah. Khotbah Kristus mengundang kita kembali kepada peran mula-mula kita, yaitu untuk mencerminkan Sang Pencipta kepada dunia yang gelap. —Jed Ostoich

Merefleksikan Terang Anak Allah

Pernahkah kamu melihat terang Yesus bersinar lewat seseorang? Bagaimana perbuatan baik orang lain mendorong kamu untuk memuliakan Allah?

Tuhan Yesus, pancarkanlah terang kasih-Mu yang hidup di dalam dan melalui hidupku, agar aku dapat memuliakan Bapa dan menuntun orang lain untuk percaya kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 30-31; Filemon

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  2. Jessica O Malingkonor
    Jessica O Malingkonor says:

    ini jawaban atas kegundahan di hati saya tentang Israel saat ini. \”Iman yang Hidup.\” Terpujilah Tuhan. Haleluya.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *