Dosa yang Tidak Diingat Lagi

Selasa, 14 November 2023

Baca: Yeremia 31:27-34

31:27 “Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan melimpahi kaum Israel dan kaum Yehuda dengan benih manusia dan benih hewan.

31:28 Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, untuk meruntuhkan dan membinasakan dan mencelakakan, demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam, demikianlah firman TUHAN.

31:29 Pada waktu itu orang tidak akan berkata lagi: Ayah-ayah makan buah mentah, dan gigi anak-anaknya menjadi ngilu,

31:30 melainkan: Setiap orang akan mati karena kesalahannya sendiri; setiap manusia yang makan buah mentah, giginya sendiri menjadi ngilu.

31:31 Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,

31:32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.

31:33 Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.

31:34 Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”

 

Engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu. —Lukas 10:41-42

Saya tidak sempat melihat es itu, tetapi bisa merasakannya. Bagian belakang pikap milik Kakek yang saya kendarai tergelincir. Mobilnya meliuk cepat satu, dua, tiga kali—lalu terjun melewati tanggul setinggi 4,5 meter. Saya sempat berpikir, Alangkah luar biasanya kalau aku tidak mati. Sesaat kemudian, truknya mendarat di lereng yang curam dan terguling hingga ke dasar. Saya berhasil merangkak keluar dari kendaraan yang ringsek, tidak cedera sama sekali.

Truk saya benar-benar hancur pada pagi bulan Desember tahun 1992 itu. Allah telah menyelamatkan saya. Namun, bagaimana dengan kakek saya? Apa yang akan beliau katakan? Ternyata, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang truk itu. Tidak ada sama sekali. Tidak ada omelan, tidak meminta saya membayar kerusakannya, tidak ada apa pun. Hanya pengampunan, dan senyuman seorang kakek yang senang melihat saya baik-baik saja.

Kasih karunia kakek saya mengingatkan saya akan kasih karunia Allah dalam Yeremia 31. Terlepas dari kegagalan umat yang teramat besar, Allah berjanji akan memulihkan hubungan-Nya dengan mereka, kata-Nya, “Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka” (ay.34).

Saya yakin kakek saya tidak pernah lupa bahwa saya telah menghancurkan truknya. Namun, ia bertindak seperti yang Allah lakukan di sini, dengan tidak mengingatnya, tidak mempermalukan saya, tidak membuat saya bekerja untuk membayar utang yang memang menjadi kewajiban saya. Seperti perbuatan Allah yang dijanjikan-Nya, kakek saya memilih untuk tidak mengingatnya lagi, seolah-olah kerusakan yang telah saya lakukan tidak pernah terjadi. —Adam R. Holz

WAWASAN
Dalam bacaan hari ini (Yeremia 31:27-34), Yeremia, nabi yang meratap, menyampaikan pesan dari Allah kepada Yehuda, Kerajaan Selatan, mengenai perjanjian baru yang akan dibuat Allah dengan umat-Nya (psl. 31). Menarik untuk diperhatikan bahwa baik dalam masa susah maupun senang, Allah menjaga orang percaya dengan cara yang sama: “Maka seperti tadinya Aku berjaga-jaga atas mereka untuk mencabut dan merobohkan, . . . demikianlah juga Aku akan berjaga-jaga atas mereka untuk membangun dan menanam” (ay. 28). Berjaga-jaga diterjemahkan dari kata Ibrani shaqad, yang menyatakan tindakan melindungi atau mengawasi sesuatu. —J.R. Hudberg

Satu Saja yang Perlu
 

Bagaimana pengampunan Allah sepatutnya mempengaruhi cara kamu memandang kesalahan dan kegagalan kamu? Bagaimana kamu juga dapat menunjukkan kasih karunia kepada orang lain?

Ya Bapa, terima kasih untuk pengampunan-Mu. Ketika aku sulit melupakan kesalahanku yang memalukan, tolonglah aku mengingat bahwa, di dalam Kristus, Engkau tidak lagi mengingat dosa-dosaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 3-5; Ibrani 10:19-39

Bagikan Konten Ini
24 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *