Arti Sesungguhnya di Balik Menjadi Diri Sendiri
Oleh Rio Hosana, Surabaya
Aku mengenal seorang perokok berat yang hidupnya tidak lengkap kalau tidak merokok setiap harinya. Suatu hari aku menghampiri dan menegurnya dengan lembut. Harapanku supaya dia bisa sadar lalu meninggalkan kebiasaan ini. Alih-alih mendapat respons positif, dia justru menjawab, “Inilah diriku! Aku tidak perlu menjadi orang lain bahkan di hadapanmu. Silakan pergi jika kamu tidak bisa menerimaku apa adanya. Aku hanya sedang menjadi diriku sendiri.”
Jawaban itu membawaku pada perenungan. Seringkali frasa “menjadi diri sendiri” disalahgunakan ke dalam bentuk yang tidak tepat. Perokok itu memang sudah terbiasa merokok. Lingkungannya pun mengenal dia sebagai perokok berat, sehingga menjadi janggal ketika dirinya tidak lagi menghisap rokok. Identitas “perokok” telah tertulis di atas dahinya dan dia pun merasa nyaman dengan label itu. Bahkan, label itu dirangkulkan menjadi identitas mutlak yang seakan-akan berbunyi, “bukan aku kalau tidak merokok.”
Rasul Paulus mengajarkan kita dalam Efesus 4:17-32 untuk tidak hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah (ayat 17). Identitas kita yang telah diperhamba oleh dosa membawa kebiasaan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Kita enggan melepaskan diri dari hawa nafsu dan menyerahkan diri ke dalamnya. Kenyamanan kita di dalam lumpur dosa—entah itu rokok, pornografi, alkohol, kata-kata kasar dan kebiasaan buruk lainnya dilapisi dengan prinsip “menjadi diri sendiri”. Namun atas penebusan Kristus (ayat 20), kini kita telah melihat terang yang begitu bersinar di dalam kehidupan kita yang gulita. Dosa dan segala hal yang memperhamba kita telah ditebus di dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita diminta untuk menanggalkan manusia lama (ayat 22), yakni kehidupan kita di dalam dosa, sebab hal itu hanya akan mendatangkan kebinasaan bagi kita. Sebaliknya, “… mengenakan manusia baru,” kata Paulus (ayat 24). Artinya kita diminta untuk senantiasa hidup menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
Melalui perikop ini, aku menyadari bahwa versi terbaik dari diri sendiri adalah hidup seturut kehendak Allah. Itulah identitas manusia baruku sebagai hamba Allah yang telah ditebus dalam Kristus Yesus— tidak lagi menjadi hamba dosa. Ketika berjalan bersama-Nya, hari demi hari hidupku akan disempurnakan hingga kelak bertatap muka dengan-Nya.
Melepaskan diri dari identitas dosa yang melekat memang bukanlah perjalanan instan. Kembali pada ceritaku di awal tulisan ini, mungkin sekarang sang perokok itu bisa saja berusaha berhenti untuk merokok satu bungkus dalam sehari. Jika dia konsisten meskipun jatuh bangun, mungkin berikutnya dia bisa hanya merokok dua batang dalam sehari, hingga akhirnya bisa terbebas dari belenggu rokok. Tak hanya tabiat merokoknya. Jikalaupun dia memiliki sifat buruk dalam perkataannya, Allah juga dapat memproses hidupnya dengan sempurna menurut kemurahan-Nya. Inilah perubahan yang sejati dengan menanggalkan manusia lama kita menuju ke dalam hidup yang seturut kehendak Allah.
Aku menyadari bahwa proses ini tidaklah berlangsung dengan cepat, seperti 1 bulan, 1 tahun atau bahkan 10 tahun. Jauh daripada itu, proses perubahan akan menempuh perjalanan yang sangat panjang, yakni seumur hidup.
Aku juga menyadari proses pertumbuhan setiap orang selalu berbeda-beda. Jika hari ini seseorang yang kudoakan dan kudambakan hidupnya disentuh Tuhan sudah berubah, aku pun perlu lebih bersabar untuk menunggu waktu Tuhan di dalam hidupku. Sebab ketika aku menerima Yesus sebagai Juruselamat di dalam hidupku, sesungguhnya proses perubahan telah dimulai bahkan jauh sebelum aku menyadarinya.
Perubahan hidupku didasarkan oleh iman kepada Kristus, dan kesempurnaan hidupku akan tergenapi ketika bertatap muka dengan-Nya. Dengan demikian, ketika hari ini aku berkata: “Aku ingin menjadi diri sendiri”, sesungguhnya aku dengan segenap hatiku sedang berkata: “Aku ingin menyerahkan diriku pada kehendak Allah.”
Kamu diberkati oleh artikel ini? Yuk dukung pelayanan WarungSaTeKaMu ♥
terpujilah nama tuhan yesus karena artikel ini saya sangat terbantu karena do\’a ku telah terjawab melalui artikel ini dalam meningalkan manusia lamaku sebagai perokok
amin
Amin
Amin,Happy sunday
thank you Rio untuk sharingnya, sangat memberkati ku. Gbu
amin