Tiga Raja
Jumat, 27 Oktober 2023
Baca: 2 Tawarikh 21:4-7,16-20
21:4 Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel.
21:5 Yoram berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
21:6 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
21:7 Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan keluarga Daud oleh karena perjanjian yang diikat-Nya dengan Daud, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.
21:16 Lalu TUHAN menggerakkan hati orang Filistin dan orang Arab yang tinggal berdekatan dengan orang Etiopia untuk melawan Yoram.
21:17 Maka mereka maju melawan Yehuda, memasukinya dan mengangkut segala harta milik yang terdapat di dalam istana raja sebagai jarahan, juga anak-anak dan isteri-isterinya, sehingga tidak ada seorang anak yang tinggal padanya kecuali Yoahas, anaknya yang bungsu.
21:18 Sesudah semuanya ini TUHAN menulahinya dengan penyakit usus yang tidak dapat sembuh.
21:19 Beberapa waktu berselang, kira-kira sesudah lewat dua tahun, keluarlah ususnya karena penyakitnya itu, lalu ia mati dengan penderitaan yang hebat. Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya.
21:20 Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Ia meninggal dengan tidak dicintai orang. Ia dikuburkan di kota Daud, tetapi tidak di dalam pekuburan raja-raja.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Rakyatnya tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya. —2 Tawarikh 21:19
Dalam drama musikal yang sukses besar, Hamilton, Raja Inggris George III ditampilkan dengan jenaka sebagai penjahat yang sinting. Akan tetapi, sebuah biografi terbaru tentang Raja George menyatakan bahwa ia bukanlah seorang tiran seperti yang digambarkan dalam Hamilton ataupun Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat. Seandainya George memang seorang yang lalim seperti yang dinyatakan orang Amerika, ia pasti sudah menghalangi upaya perjuangan kemerdekaan tersebut dengan cara membumihanguskan semuanya. Namun, menurut buku tadi, temperamennya yang “santun dan baik hati” telah menahannya dari perbuatan tersebut.
Mungkinkah Raja George meninggal dunia dalam penyesalan? Mungkinkah kekuasaannya akan lebih sukses apabila ia bersikap lebih tegas terhadap rakyatnya?
Belum tentu. Dalam Alkitab, kita membaca tentang Raja Yoram yang mengukuhkan kekuasaannya dengan “membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel” (2Taw. 21:4). Yoram “melakukan apa yang jahat di mata Tuhan” (ay.6). Pemerintahannya yang kejam membuat rakyat tidak menangisi kematiannya dan juga “tidak menyalakan api baginya seperti yang diperbuat mereka bagi nenek moyangnya” (ay.19).
Sejarawan boleh saja memperdebatkan apakah George terlalu lembut, tetapi Yoram jelas-jelas sangat jahat. Raja yang terbaik hadir dalam diri Yesus, Pribadi yang “penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yoh. 1:14). Kristus sangat tegas dalam tuntutan-Nya (Dia menuntut kebenaran), tetapi Dia juga menerima mereka yang gagal (Dia memberikan kasih karunia). Yesus memanggil kita yang percaya kepada-Nya untuk mengikuti pimpinan-Nya. Oleh tuntunan Roh Kudus, Dia memampukan kita untuk mengikuti teladan kepemimpinan-Nya. —Mike Wittmer
WAWASAN
Kitab 1 dan 2 Tawarikh mencakup sejarah orang Yahudi dan pemerintahan Kerajaan Yehuda di Selatan sejak kematian Saul hingga masa pembuangan di Babel. Itulah rentang masa yang sama dari 2 Samuel sampai Kitab 1 dan 2 Raja-Raja. Ditulis setelah masa pembuangan di Babel (tradisi Yahudi menyebut Ezra sebagai penulisnya), 1 dan 2 Tawarikh bermaksud meyakinkan bangsa Yahudi pascapembuangan bahwa meski mereka tidak setia, Allah Yahweh tetap setia kepada perjanjian-Nya. Di 2 Tawarikh 21:7, penulisnya menegaskan bahwa Allah telah memegang janji-Nya bahwa selalu akan ada keturunan Daud yang bertakhta (lihat 2 Samuel 7:12-17), suatu janji yang digenapi sepenuhnya dalam Yesus (Matius 1:1). —K.T. Sim

Siapa saja yang berada di bawah kepemimpinan kamu? Bagaimana kamu dapat menunjukkan kasih karunia dan kebenaran kepada orang-orang yang kamu pimpin?
Tuhan Yesus, aku ingin memimpin orang lain seturut dengan pimpinan-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 12-14; 2 Timotius 1
.AmiN.
Amin
amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
amin
Tuhan pimpinlah anak2Mu
Amin
amien
🙏
amin..
Amin
Amen
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amen
Amin..
Amin
amen
Amin 🙏😊
Amin
Amien 🙏
Amin
Amin
Amin
amin
amin
amin
Amin 🙏
Amin
amin
Jadilah pemimpin yang bijaksana. Amin.
Amin Gbu😇
Amin
Amin
Amin
Amin
AMEN TUHANKU