Siap Berangkat

Kamis, 5 Oktober 2023

Baca: Filipi 1:21-30

1:21 Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.

1:22 Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu.

1:23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus–itu memang jauh lebih baik;

1:24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.

1:25 Dan dalam keyakinan ini tahulah aku: aku akan tinggal dan akan bersama-sama lagi dengan kamu sekalian supaya kamu makin maju dan bersukacita dalam iman,

1:26 sehingga kemegahanmu dalam Kristus Yesus makin bertambah karena aku, apabila aku kembali kepada kamu.

1:27 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil,

1:28 dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah.

1:29 Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,

1:30 dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

Aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus . . . tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini. —Filipi 1:23-24

Selama pandemi COVID-19, banyak pihak kehilangan orang-orang yang mereka kasihi. Pada tanggal 27 November 2020, keluarga kami ikut merasakan dukacita. Bee Crowder, ibu saya, meninggal dunia dalam usia 95 tahun, meskipun bukan karena COVID-19. Seperti banyak keluarga lain, kami tidak bisa berkumpul untuk berduka atas kepergian beliau, mengenang hidupnya, maupun menguatkan satu sama lain. Sebagai gantinya, kami menggunakan cara lain untuk merayakan kehidupannya yang selalu memancarkan kasih. Penghiburan yang terbesar kami terima dari pernyataan Ibu yang tegas, yaitu bahwa apabila Allah berkehendak memanggilnya pulang, ia sudah siap bahkan begitu rindu untuk pergi. Pengharapan yang jelas itu dibuktikan dalam begitu banyak sisi kehidupan Ibu, termasuk dalam cara beliau menghadapi kematian.

Dalam keadaan menjelang akhir hidupnya, Paulus menulis, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. . . . Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus—itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (Flp. 1:21,23-24). Sekalipun ingin sekali tinggal di dunia demi menolong sesamanya, Paulus sangat merindukan kediaman surgawinya bersama Kristus.

Keyakinan iman seperti itu akan mengubah cara kita memandang kematian, suatu momen ketika kita berpindah dari kehidupan ini kepada kehidupan abadi. Pengharapan yang kita pegang juga dapat memberikan penghiburan besar bagi orang lain yang sedang menghadapi kehilangan dalam hidup mereka. Meskipun kita berduka atas kepergian orang-orang yang kita kasihi, orang percaya tidak berduka seperti mereka yang “tidak mempunyai pengharapan” (1Tes. 4:13). Semua orang yang mengenal Allah mempunyai pengharapan sejati. —Bill Crowder

WAWASAN
Dalam Kitab Filipi, Paulus memberikan contoh transformasi seutuhnya yang terjadi karena “bersatu dengan Kristus” (2:1 BIS). Kematian sekalipun dapat menjadi kesempatan untuk memuliakan Tuhan Yesus dan mendekat kepada-Nya, “bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (1:29). Ucapan sang rasul, “bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (1:21), bukan menyatakan keinginannya untuk mati, melainkan suatu perayaan atas kemerdekaan yang Yesus berikan dari ketakutan besar pada kematian. Baik hidup atau mati, kita menjadi semakin dekat kepada Kristus ketika kita mengikuti teladan-Nya dengan mengasihi tanpa pamrih (2:3-8), “menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (3:10). —Monica La Rose

Siap Berangkat

Bagaimana cara kamu menyikapi kehidupan dalam dunia yang tidak mudah? Bagaimana pengharapan teguh yang kita miliki dapat mengubah cara kamu menghadapi pergumulan hidup?

Ya Allah, sumber segala pengharapan, ingatkanlah aku senantiasa akan kemenangan Tuhan Yesus atas kematian.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 23-25; Filipi 1

Bagikan Konten Ini
26 replies
  1. Dessy Christiana Sihaloho
    Dessy Christiana Sihaloho says:

    semakin disadarkan lagi akan sosok pemberani dalam hidup saya, yang sudah bersama dengan Allah…

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *