Menerjang Bahaya

Minggu, 22 Oktober 2023

Baca: Amsal 27:8-12

27:8 Seperti burung yang lari dari sarangnya demikianlah orang yang lari dari kediamannya.

27:9 Minyak dan wangi-wangian menyukakan hati, tetapi penderitaan merobek jiwa.

27:10 Jangan kautinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang. Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh.

27:11 Anakku, hendaklah engkau bijak, sukakanlah hatiku, supaya aku dapat menjawab orang yang mencela aku.

27:12 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.

Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka. —Amsal 27:12 bis

Pada tahun 1892, seorang penderita kolera secara tidak sengaja menularkan penyakitnya melalui aliran Sungai Elbe di Hamburg, Jerman, ke seluruh pasokan air negeri itu. Hanya dalam beberapa minggu, sepuluh ribu warga meninggal dunia. Delapan tahun sebelumnya, Robert Koch, ahli mikrobiologi asal Jerman, sudah menemukan bahwa kolera ditularkan melalui air. Penemuan Koch tersebut mendorong para pejabat di kota-kota besar Eropa untuk berinvestasi dalam sistem penyaringan yang akan melindungi air di kota mereka. Namun, pemerintah kota Hamburg tidak melakukan apa-apa. Dengan alasan biaya dan ketidakpercayaan pada penemuan tadi, mereka mengabaikan peringatan-peringatan yang sangat jelas sementara bencana terus mengancam warga kota mereka.

Kitab Amsal banyak berbicara tentang orang-orang yang menyadari masalah tetapi menolak untuk bertindak. “Orang bijaksana menghindar apabila melihat bahaya” (27:12 bis). Ketika Allah memampukan kita untuk melihat bahaya di depan, sudah semestinya kita mengambil tindakan untuk mengatasi bahaya tersebut. Berbalik arah adalah salah satu langkah yang bijak. Kita juga dapat menyiapkan diri dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang Dia sediakan. Yang jelas, kita melakukan sesuatu. Sungguh tidak masuk akal apabila kita tidak melakukan apa-apa. Namun, bisa saja kita luput menangkap tanda-tanda peringatan dan terus maju menerjang bahaya. “Orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka” (ay.12 bis).

Di dalam Kitab Suci dan lewat kehidupan Yesus, Allah menunjukkan jalan yang harus kita ambil dan memperingatkan kita tentang masalah yang akan kita hadapi. Orang bodoh akan nekat meluncur menuju bahaya. Akan tetapi, saat Dia memimpin kita dengan kasih karunia-Nya, kiranya kita mengindahkan hikmat-Nya dan berbalik arah. —Winn Collier

WAWASAN
Dalam Amsal 1, Salomo menyatakan tujuan kitab ini, antara lain “menerima didikan yang menjadikan pandai” dan “memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman [atau lugu]” (ay. 3-4). Menjadi cerdas atau pandai berarti bertindak atau berpikir dengan melihat masa depan, atau bijaksana dalam menghadapi masalah sehari-hari. Dalam Perjanjian Lama, kata cerdas dipakai bergantian dengan berakal budi, bijak, cerdik. Orang pandai “menahan bibirnya” (10:19), “mengabaikan cemooh”(12:16), “menyembunyikan pengetahuannya” (ay. 23), dan “bertindak dengan pengetahuan” (13:16). Sebaliknya, orang bodoh “menyatakan sakit hatinya seketika itu juga” (12:16) dan “menyeru-nyerukan kebodohan” (ay. 23), dan “membeberkan kebodohan” (13:16). Terlebih lagi, orang bijak “memperhatikan langkahnya” (14:15), dan “bermahkotakan pengetahuan” (ay. 18), sedangkan orang yang lugu “percaya kepada setiap perkataan” (ay. 15) dan “mendapat kebodohan” (ay. 18). Jelaslah bahwa jalan hidup orang pandai dituntun oleh hikmat. —Alyson Kieda

Menerjang Bahaya

Pernahkah kamu menolak hikmat Allah? Bagaimana kamu belajar menanggapi peringatan-peringatan-Nya dengan lebih baik?

Ya Allah, tolonglah aku untuk mengindahkan peringatan-Mu, berbalik, dan menjauh dari bahaya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 65-66; 1 Timotius 2

Bagikan Konten Ini
22 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *