Belas Kasihan lewat Telepon Cerdas

Senin, 30 Oktober 2023

Baca: Keluaran 34:1-8

34:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pahatlah dua loh batu sama dengan yang mula-mula, maka Aku akan menulis pada loh itu segala firman yang ada pada loh yang mula-mula, yang telah kaupecahkan.

34:2 Bersiaplah menjelang pagi dan naiklah pada waktu pagi ke atas gunung Sinai; berdirilah di sana menghadap Aku di puncak gunung itu.

34:3 Tetapi janganlah ada seorangpun yang naik bersama-sama dengan engkau dan juga seorangpun tidak boleh kelihatan di seluruh gunung itu, bahkan kambing domba dan lembu sapipun tidak boleh makan rumput di sekitar gunung itu.”

34:4 Lalu Musa memahat dua loh batu sama dengan yang mula-mula; bangunlah ia pagi-pagi dan naiklah ia ke atas gunung Sinai, seperti yang diperintahkan TUHAN kepadanya, dan membawa kedua loh batu itu di tangannya.

34:5 Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN.

34:6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: “TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,

34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”

34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah

Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya. —Keluaran 34:6

Apakah pengemudi ojol (ojek online) terlambat mengantarkan makanan pesanan kamu? kamu bisa menggunakan telepon kamu dan memberinya nilai satu bintang. Apakah pemilik toko melayani kamu dengan ketus? kamu bisa memberinya ulasan negatif. Telepon cerdas memang telah memungkinkan kita untuk berbelanja, terhubung dengan teman-teman, dan banyak hal lainnya. Akan tetapi, telepon cerdas juga memberi kita kuasa untuk saling menilai di hadapan umum. Hal ini bisa menjadi masalah.

Memberi penilaian dengan cara demikian menjadi persoalan karena dapat dibuat tanpa mengetahui konteks. Pengemudi ojol diberi penilaian buruk karena terlambat mengantar makanan, padahal penyebabnya mungkin sesuatu yang berada di luar kendalinya. Pemilik toko diberi ulasan negatif, padahal semalaman ia tidak tidur demi menjaga anaknya yang jatuh sakit. Bagaimana kita dapat menghindar dari sikap menilai orang lain dengan tidak adil seperti ini?

Dengan meneladan sifat-sifat Allah. Dalam Keluaran 34:6-7, Allah menyebut diri-Nya sebagai “penyayang dan pengasih”, artinya Dia tidak akan menghakimi kegagalan-kegagalan kita di luar konteks; “panjang sabar”, artinya Dia tidak akan memberikan penilaian negatif setelah satu pengalaman buruk; “berlimpah kasih-Nya”, berarti teguran-Nya adalah demi kebaikan kita, bukan untuk membalas dendam; dan “mengampuni . . . dosa”, artinya kehidupan kita tidak perlu ditentukan oleh saat-saat kita mendapat penilaian buruk. Karena karakter Allah harus menjadi dasar dari karakter kita (Mat. 6:33), kita dapat menolak untuk menggunakan telepon cerdas kita secara kasar dan kejam, melainkan memakainya dengan cara yang dikehendaki Allah.

Di era daring ini, kita bisa saja menilai orang lain dengan keras. Namun, kiranya Roh Kudus memampukan kita berbelas kasihan hari ini. —Sheridan Voysey

WAWASAN
Penyingkapan diri Allah kepada Musa dalam Keluaran 34:6-7 terjadi segera setelah pemberontakan umat-Nya yang menyembah anak lembu emas. Perbuatan bangsa itu membuat Musa sangat marah sampai-sampai ia membanting hingga hancur kedua loh batu yang berisi hukum Allah (32:19). Pasal 33–34 menggambarkan proses bertahap dari pemulihan umat Allah yang sangat mudah memberontak. Dalam pasal 33, setelah mengancam tidak akan mendampingi umat Israel ke tanah perjanjian (ay. 3-5), Allah sekali lagi berjanji untuk setia kepada mereka, meski mereka telah berdosa (ay. 14,17). Tidak hanya itu, Allah juga berjanji untuk sekali lagi mengungkapkan karakter-Nya kepada Musa (ay. 19) dan memulihkan kedua loh batu yang dipecahkan Musa (34:1). Meski telah berdosa, umat Allah tetap memiliki hari depan karena demikianlah sifat Allah, “penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa” (ay. 6-7). —Monica La Rose

Belas Kasihan lewat Telepon Cerdas

Bagaimana kamu dapat lebih rela menunjukkan belas kasihan kepada orang lain? Manakah karakter Allah yang paling perlu kamu teladani ketika kamu berinteraksi secara daring?

Ya Roh Kudus, tumbuhkanlah buah-Mu berupa karakter yang saleh dalam diriku hari ini, terutama ketika aku berinteraksi di dunia maya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 20-21; 2 Timotius 4

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *