Menyambut Orang Asing

Rabu, 13 September 2023

Baca: Ulangan 10:17-20

10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;

10:18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.

10:19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.

10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

[Allah] membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing. —Ulangan 10:18

Ketika ribuan wanita dan anak-anak Ukraina yang mengungsi karena perang tiba di stasiun kereta api Berlin, ada kejutan yang menanti mereka. Di sana ada keluarga-keluarga Jerman yang memegang kertas-kertas dengan tulisan tangan yang menawarkan tempat perlindungan di rumah mereka. “Bisa menampung dua orang!” bunyi salah satu tulisan. “[Tersedia] ruangan berukuran besar,” bunyi tulisan di kertas yang lain. Ketika ditanya tentang alasan menawarkan tumpangan kepada orang asing, seorang wanita berkata bahwa ibunya dahulu menerima perlindungan saat melarikan diri dari Nazi, dan kini ia ingin menolong orang lain yang juga membutuhkannya.

Dalam Kitab Ulangan, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk mempedulikan orang-orang yang berada jauh dari tanah air mereka. Mengapa demikian? Karena Allah adalah pembela hak anak-anak yatim, janda, dan orang-orang asing (10:18), dan karena bangsa Israel tahu apa rasanya berada dalam keadaan yang tak berdaya seperti itu, “sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir” (ay.19). Perasaan empati harus memotivasi kepedulian mereka.

Namun, ada sisi lain dari kepedulian tersebut. Ketika janda di Sarfat menyambut seorang asing, Elia, ke rumahnya, janda itulah yang diberkati (1Raj. 17:9-24). Demikian pula Abraham diberkati karena memberi tumpangan bagi ketiga orang tamu asingnya (Kej. 18:1-15). Allah sering memakai keramahtamahan untuk memberkati pemberinya, bukan hanya penerimanya.

Menerima orang asing memang tidak mudah, tetapi bisa jadi para keluarga Jerman itu sendiri yang diberkati oleh tindakan mereka. Ketika kita memenuhi kebutuhan orang-orang yang tak berdaya dengan perasaan empati yang dikaruniakan Allah, mungkin saja kita akan terheran-heran dengan berkat yang Dia limpahkan kepada kita melalui mereka. —SHERIDAN VOYSEY

WAWASAN
Ulangan adalah kitab terakhir dari Pentateukh, lima kitab pertama dalam Perjanjian Lama yang dikenal sebagai Torah. Kitab-kitab tersebut ditulis oleh Musa, kecuali bagian terakhir Kitab Ulangan (34:5-11), yang ditulis oleh seseorang yang tidak disebutkan namanya. Dalam Kitab Ulangan, Musa memberi tiga wejangan kepada generasi baru umat Israel untuk mempersiapkan mereka masuk ke tanah perjanjian. Saat itu mereka berada di dataran Moab (di perbatasan sebelah barat Kanaan) pada akhir dari empat puluh tahun pengembaraan mereka di padang belantara. Musa mengingatkan bangsa itu tentang apa yang telah Allah lakukan, dengan mengulas kembali keajaiban-keajaiban yang telah Allah perbuat untuk membebaskan mereka dari perbudakan, dan menegaskan kembali hukum serta perjanjian-Nya yang telah mereka terima di Gunung Sinai. Umat Israel didorong untuk mengabdikan kembali hidup mereka kepada Allah. Bacaan kita hari ini berasal dari wejangan kedua (4:44–11:32), yang berisi tentang persyaratan perjanjian bagi umat Israel. Mengapa mereka harus taat? Sebab “Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan” yang besar itu mengasihi mereka (10:17). –—Alyson Kieda

Menyambut Orang Asing

Menurut kamu, mengapa Allah sangat mempedulikan para janda, anak yatim, dan orang asing? Bagaimana cara kamu “menyambut” orang asing yang tak berdaya minggu ini?

Ya Allah, berilah aku hati sebesar hati-Mu bagi para janda, anak-anak yatim, dan orang-orang yang tidak berdaya.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 16-18; 2 Korintus 6

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *