Janji yang Digenapi

Minggu, 10 September 2023

Baca: Lukas 1:26-38

1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret,

1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.

1:30 Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.

1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.

1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya,

1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.

1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”

1:38 Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. —Lukas 1:45

Waktu masih kecil, saya menempuh perjalanan lebih dari 300 km setiap musim panas untuk berlibur selama satu minggu di rumah kakek dan nenek. Setelah dewasa, barulah saya menyadari betapa banyak hikmat yang saya terima dari kedua orang yang saya kasihi itu. Pengalaman hidup dan perjalanan iman mereka bersama Allah telah memberi mereka perspektif yang tak terbayangkan oleh pikiran saya yang masih muda saat itu. Percakapan dengan mereka tentang kasih setia Allah telah meyakinkan saya bahwa Allah sungguh layak dipercaya dan akan menggenapi setiap janji yang dibuat-Nya.

Maria, ibu Yesus, masih sangat belia ketika seorang malaikat menghampirinya. Kabar menakjubkan yang dibawa malaikat Gabriel pasti membuat Maria bingung, tetapi ia menerima kepercayaan itu dengan rela dan ikhlas (Luk. 1:38). Namun, kemungkinan Maria baru merasa tenang setelah ia mengunjungi Elisabet, kerabatnya yang telah lanjut usia dan juga tengah mengandung secara ajaib (para ahli memperkirakan Elisabet saat itu berusia enam puluh tahun). Dengan penuh semangat, Elisabet meneguhkan kata-kata malaikat Gabriel bahwa Maria adalah ibu dari Mesias yang dijanjikan (ay.39-45).

Ketika kita bertumbuh dewasa di dalam Kristus, seperti kakek dan nenek saya, kita belajar bahwa Allah selalu menggenapi janji-Nya. Allah menggenapi janji-Nya mengaruniakan anak untuk Elisabet dan Zakharia (ay.57-58). Putranya itu, Yohanes Pembaptis, menjadi pembuka jalan untuk sebuah janji yang telah dibuat beratus-ratus tahun sebelumnya—suatu janji yang akan mengubah masa depan umat manusia. Mesias yang dijanjikan, Juruselamat dunia, telah datang! (Mat. 1:21-23). —Cindy Hess Kasper

WAWASAN
Dalam pasal pertama Injil Lukas, kita melihat masing-masing contoh dari keraguan dan juga iman. Zakharia menerima kabar bahwa doa yang sudah lama dipanjatkannya untuk memperoleh anak telah dikabulkan (ay. 13). Namun, alih-alih menerima karunia Allah, Zakharia meragukannya (ay. 18). Kemudian, Gabriel mengabarkan kepada Maria bahwa ia telah dipilih untuk mengandung Anak Allah. Ucapan Maria mencerminkan ucapan Zakharia (ay. 34), tetapi berbeda dengan Zakharia, Maria belum pernah meminta anugerah ini dari Allah. Maria tidak menolak; ia hanya bingung. Ketika malaikat menjelaskan maksudnya, Maria menyetujui rencana Allah (ay. 38). Iman tidak mengenyahkan kebingungan, tetapi iman menuntut kita untuk bermitra dengan Allah dalam pekerjaan-Nya. –—Jed Ostoich

Janji yang Digenapi

Mengapa kamu dapat mempercayai Allah untuk menggenapi janji-janji-Nya? Janji Allah mana yang paling mendatangkan sukacita bagi kamu?

Bapa Mahakasih, terima kasih, karena Engkau sungguh layak dipercaya dan selalu menggenapi janji-janji-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 8-9; 2 Korintus 3

Bagikan Konten Ini
24 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *