Menemukan Ruang-Ruang Terbuka
Minggu, 20 Agustus 2023
Baca: Keluaran 33:1-4,7-11
33:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah, berjalanlah dari sini, engkau dan bangsa itu yang telah kaupimpin keluar dari tanah Mesir, ke negeri yang telah Kujanjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub, demikian: Kepada keturunanmulah akan Kuberikan negeri itu–
33:2 Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus–
33:3 yakni ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan.”
33:4 Ketika bangsa itu mendengar ancaman yang mengerikan ini, berkabunglah mereka dan seorangpun tidak ada yang memakai perhiasannya.
33:7 Sesudah itu Musa mengambil kemah dan membentangkannya di luar perkemahan, jauh dari perkemahan, dan menamainya Kemah Pertemuan. Setiap orang yang mencari TUHAN, keluarlah ia pergi ke Kemah Pertemuan yang di luar perkemahan.
33:8 Apabila Musa keluar pergi ke kemah itu, bangunlah seluruh bangsa itu dan berdirilah mereka, masing-masing di pintu kemahnya, dan mereka mengikuti Musa dengan matanya, sampai ia masuk ke dalam kemah.
33:9 Apabila Musa masuk ke dalam kemah itu, turunlah tiang awan dan berhenti di pintu kemah dan berbicaralah TUHAN dengan Musa di sana.
33:10 Setelah seluruh bangsa itu melihat, bahwa tiang awan berhenti di pintu kemah, maka mereka bangun dan sujud menyembah, masing-masing di pintu kemahnya.
33:11 Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. —Keluaran 33:11
Dalam buku berjudul Margin, Dr. Richard Swenson menulis, “Kita harus memiliki ruang untuk bernapas. Kita butuh kebebasan untuk berpikir dan kesempatan untuk memulihkan diri. Hubungan-hubungan kita dicekik oleh percepatan . . . Anak-anak kita tergeletak penuh luka di tanah, tergilas oleh niat baik kita yang berlebihan. Apakah Allah sekarang berpihak pada kepenatan? Apakah Dia tidak lagi membimbing umat-Nya ke tepi aliran air yang tenang? Siapa yang merampas ruang-ruang yang di masa lalu terbuka lebar, dan bagaimana kita dapat merebutnya kembali?” Swenson berkata bahwa kita membutuhkan “tanah” yang tenang dan subur dalam kehidupan, tempat kita dapat beristirahat di dalam Allah dan berjumpa dengan-Nya.
Apakah itu mengingatkan kamu kepada sesuatu? Mencari ruang terbuka adalah sesuatu yang dilakukan Musa dengan baik dalam hidupnya. Memimpin suatu bangsa yang “tegar tengkuk” (Kel. 33:5) mendorong Musa untuk sering menarik diri demi mencari ketenangan dan bimbingan di hadirat Allah. Di dalam “Kemah Pertemuan” itu (ay.7), “Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (ay.11). Yesus juga sering “mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa” (Luk. 5:16). Baik Yesus maupun Musa menyadari pentingnya meluangkan waktu seorang diri bersama Bapa.
Kita juga perlu membangun waktu-waktu luang dalam hidup kita, semacam ruang yang terbuka lebar untuk diisi dengan beristirahat dan berada di hadirat Allah. Menghabiskan waktu bersama-Nya akan memampukan kita mengambil keputusan-keputusan yang lebih baik—menciptakan ruang dan batasan yang lebih sehat dalam hidup kita agar kita memiliki kapasitas yang dibutuhkan untuk mengasihi Allah dan sesama dengan baik.
Marilah mencari Allah dalam ruang-ruang terbuka kita hari ini. —Tom Felten
WAWASAN
Musa berbicara dengan Allah “dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya” (Keluaran 33:11). Allah menekankan keistimewaan itu ketika menegur Harun dan Miryam dan berkata, “Berhadap-hadapan Aku berbicara dengan [Musa]” (Bilangan 12:8).
Namun, Musa bukanlah satu-satunya orang yang mempunyai hubungan yang sedemikian dekat dengan Allah. Abraham juga disebut “sahabat Allah” (2 Tawarikh 20:7; Yesaya 41:8 (BIS); Yakobus 2:23). Sekarang pun, karena Kristus, keistimewaan itu juga kita miliki. Yesus berkata, “Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, . . . tetapi Aku menyebut kamu sahabat” (Yohanes 15:14-15). —K.T. Sim

Mengapa kamu membutuhkan ruang terbuka dalam hidup kamu? Bagaimana kamu dapat menyediakan waktu luang untuk bersekutu bersama Allah di tengah kesibukan kamu?
Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk mencari dan menikmati saat-saat teduh bersama-Mu setiap hari.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 105-106; 1 Korintus 3
Amin
sesibuk apapun dan seberat apapun masalah, sebaikny kita bri waktu utk hadir di hadiratNya
amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Amin
❤️❤️❤️❤️🫶🫶🫶🫶
Aminn
Amin
Amin 🙏
Amin
aminn
Amin…
Amin. Terpujlah Tuhan🙏
amin
Amin
amin..
🖤🖤🖤
amin
Amien 🙏
.AmiN.
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amen
Amen
Amin
Amin
Amin
Amen
Amen😇ðŸ™
Amin 🙏
Amin