Kesulitan yang Baik demi Allah
Rabu, 9 Agustus 2023
Baca: Matius 12:9-14
12:9 Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka.
12:10 Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya: “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia.
12:11 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: “Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
12:12 Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat.”
12:13 Lalu kata Yesus kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka pulihlah tangannya itu, dan menjadi sehat seperti tangannya yang lain.
12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? —Matius 12:12
Pada suatu hari, seorang murid kelas enam melihat teman sekelasnya mengiris lengannya dengan pisau cukur. Dengan niat melakukan hal yang benar, ia merebut pisau cukur itu dari temannya lalu membuangnya. Yang mengejutkan, alih-alih dipuji, ia justru diskors selama sepuluh hari. Mengapa? Ia sempat memegang pisau cukur itu—perbuatan yang dilarang di sekolah. Ketika ditanya apakah ia akan mengulangi perbuatannya itu, ia menjawab: “Meskipun aku harus dihukum sebagai akibatnya, . . . aku akan melakukannya lagi.” Seperti anak yang mencoba berbuat baik tetapi justru dihukum itu (hukumannya kemudian dicabut), intervensi yang Yesus lakukan telah membuat Dia mengalami “kesulitan yang baik” dengan para pemuka agama.
Kaum Farisi menilai tindakan Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh sebelah tangan telah melanggar peraturan yang mereka pegang. Kristus mengatakan kepada mereka bahwa bila umat Allah diperbolehkan menolong hewan peliharaan mereka yang terancam bahaya di hari Sabat, “Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba?” (Mat. 12:12). Karena Dia Tuhan atas hari Sabat, Yesus berhak menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat (ay.6-8). Meski tahu bahwa tindakan-Nya akan menyinggung para pemuka agama, Yesus tetap memulihkan tangan orang itu (ay.13-14).
Terkadang orang percaya juga dapat mengalami “kesulitan yang baik” karena menolong orang yang membutuhkan. Mereka melakukan hal yang memuliakan Allah, tetapi mungkin sebagian orang tidak menyukainya. Ketika kita mengalami hal tersebut, seturut kehendak Allah, kita sedang meniru Tuhan Yesus dan menunjukkan bahwa manusia lebih berharga daripada segala peraturan dan ritual yang mengekang. —Marvin Williams
WAWASAN
Orang Farisi mengusik Yesus tentang setiap aspek hukum Taurat. Dalam Matius 12, mereka mempertanyakan mengapa murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya di hari Sabat (ay.1-2). Para pemuka agama itu ingin menegakkan hukum Taurat di atas segalanya, tetapi Kristus menegaskan bahwa hukum Taurat, sebagaimana dikehendaki Bapa-Nya, sepatutnya mengarahkan umat Allah untuk berbuat kasih dan berbelaskasihan, dan bukan menghakimi sesamanya.
Yesus mengutip Hosea 6:6, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Sejak Perjanjian Lama, Allah menginginkan umat-Nya untuk mengasihi Dia dan sesama (Imamat 19:18; Ulangan 6:4-5). Namun, begitu parahnya gagal paham yang dialami orang Farisi sampai-sampai mereka malah bersekongkol untuk membunuh Yesus segera setelah mendengar pengajaran-Nya tentang hari Sabat (Matius 12:14). Akan tetapi, kematian Kristuslah—yang dirancang orang-orang Farisi—yang akan membawa kebebasan dari hukum Taurat dan pencurahan belas kasihan Allah kepada semua orang yang percaya. —Jed Ostoich

Bagaimana kamu dapat menunjukkan kebaikan kepada seseorang hari ini? Mengapa kita perlu rela mengalami “kesulitan yang baik” demi Allah?
Tuhan Yesus, jauhkanlah aku dari segala praktik dan ritual yang bisa menghambatku untuk mengasihi sesama.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 77-78; Roma 10
amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Amin🙏
Amin
Amin
Amien 🙏
AMIN
Aminn🙏
amin
Amin
amin…
terima kasih
Amin
Amin
amin
hari ini aku genap berusia 38th. terimakasih WarungSateKamu yang senantiasa membimbing aku sepanjang waktu dan masa
Amiiin 🙏🙏🙏
Amin
amin
amin
Amen
aminnn
Amin 😇ðŸ™
Aminn
Amin🙏
amin
Amin
Amin
Amin
aminn
Amin..
Tetap berbuat baik walau dalam kesulitan sekalipun. Amin.
makasih kak atas renungannya 🙏🏻
amien
tidak mudah tapi Tuhan yang menguatkan
God is Good
Amin
Amen
AMEN