Hari Raya untuk Beribadah

Jumat, 18 Agustus 2023

Baca: Ulangan 16:9-16

16:9 Tujuh minggu harus kauhitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu.

16:10 Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kauberikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu.

16:11 Haruslah engkau bersukaria di hadapan TUHAN, Allahmu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi yang di dalam tempatmu, dan orang asing, anak yatim dan janda, yang di tengah-tengahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana.

16:12 Haruslah kauingat, bahwa engkaupun dahulu budak di Mesir, dan haruslah engkau melakukan ketetapan ini dengan setia.

16:13 Hari raya Pondok Daun haruslah kaurayakan tujuh hari lamanya, apabila engkau selesai mengumpulkan hasil tempat pengirikanmu dan tempat pemerasanmu.

16:14 Haruslah engkau bersukaria pada hari rayamu itu, engkau ini dan anakmu laki-laki serta anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, dan orang Lewi, orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu.

16:15 Tujuh hari lamanya harus engkau mengadakan perayaan bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN; sebab TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala hasil tanahmu dan dalam segala usahamu, sehingga engkau dapat bersukaria dengan sungguh-sungguh.

16:16 Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat TUHAN dengan tangan hampa,

Haruslah engkau bersukaria di hadapan Tuhan, Allahmu, . . . di tempat yang akan dipilih Tuhan, Allahmu, untuk membuat nama-Nya diam di sana. —Ulangan 16:11

Menghadiri perhelatan akbar mungkin dapat mengubah diri kamu secara mengejutkan. Setelah berinteraksi dengan lebih dari 1.200 orang dalam pertemuan yang berlangsung beberapa hari di Inggris dan Amerika Serikat, peneliti Daniel Yudkin dan para koleganya menemukan bahwa menghadiri suatu festival besar dapat mempengaruhi kompas moral kita, bahkan kesediaan kita untuk berbagi harta milik dengan orang lain. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa 63 persen peserta mempunyai pengalaman “transformatif” dari menghadiri suatu festival, seperti merasa lebih memiliki hubungan dengan masyarakat luas dan lebih murah hati terhadap teman, keluarga, bahkan orang yang sama sekali tidak mereka kenal.

Ketika kita berkumpul dengan saudara-saudari seiman untuk beribadah kepada Allah, kita dapat mengalami lebih daripada suatu “transformasi” sosial dari sebuah festival sekuler; kita bersekutu dengan Allah sendiri. Umat ??Allah di masa lampau pastilah mengalami persekutuan tersebut dengan-Nya ketika mereka berkumpul di Yerusalem untuk memperingati hari raya mereka di sepanjang tahun. Mereka melakukan perjalanan—tanpa kenyamanan yang ada di masa kini—untuk hadir di Bait suci tiga kali setahun, “pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun” (Ul. 16:16). Pertemuan-pertemuan tersebut merupakan waktu yang khusyuk untuk peringatan, penyembahan, dan sukacita “di hadapan Tuhan” bersama keluarga, hamba, orang asing, dan sesama (ay.11).

Marilah bersekutu dengan saudara-saudari seiman untuk beribadah bersama agar kita dapat saling menguatkan dan terus menikmati kehadiran Allah dan mempercayai kesetiaan-Nya. —KIRSTEN HOLMBERG

WAWASAN
Setiap hari raya dalam Ulangan 16 memperingati suatu peristiwa di dalam sejarah Israel yang belum lama terjadi. Hari Raya Tujuh Minggu, juga dikenal sebagai Pentakosta, mengingatkan umat Israel saat mereka di Sinai ketika menerima Sepuluh Firman Allah (ay.9-12). Hari Raya Pondok Daun (ay.13-16) memperingati pemeliharaan Allah atas mereka di padang gurun. Namun hari raya pertama adalah Paskah (ay.1-8) yang memperingati peristiwa ketika Allah menyelamatkan anak sulung di rumah-rumah yang diolesi darah anak domba yang tidak bercela. Seluruh perayaan tersebut menjadi pengingat sepanjang masa mengenai karya penyelamatan Allah atas umat-Nya dan merujuk kepada penyelamatan akhir yang dilakukan-Nya melalui Yesus Kristus, Sang Mesias. —Tim Gustafson

Hari Raya untuk Beribadah

Bagaimana kamu merasakan adanya hubungan dengan Allah saat bersekutu dengan saudara-saudari seiman untuk beribadah? Bagaimana kehadiran sesama memperkuat perasaan tersebut?

Ya Allah, terima kasih, karena Engkau telah mengundang umat-Mu untuk menyembah-Mu bersama-sama.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 100-102; 1 Korintus 1

Bagikan Konten Ini
29 replies
  1. Rina Sihombing
    Rina Sihombing says:

    Ajari kmi Tuhan utk bersekutu dan berkarya bersama sesama kmi, shg nama Tuhan selalu dipermuliakan sepanjang hidup kmi

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *