Berbeda tetapi Satu di dalam Yesus

Selasa, 8 Agustus 2023

Baca: Galatia 3:23-29

3:23 Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan.

3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.

3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.

3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka. —Galatia 3:28

Seorang analis bisnis bernama Francis Evans pernah mempelajari 125 orang tenaga pemasaran asuransi untuk mengetahui rahasia kesuksesan mereka. Yang mengejutkan, kompetensi ternyata bukanlah faktor utama. Sebaliknya, Evans menemukan bahwa pelanggan cenderung membeli dari tenaga pemasaran yang memiliki pandangan politik, tingkat pendidikan, bahkan tinggi badan yang sama dengan mereka. Para ahli menyebut ini dengan istilah homophily: kecenderungan untuk menyukai orang yang mirip dengan kita.

Homophily juga berlaku dalam bidang kehidupan yang lain, seperti kecenderungan kita untuk menikah dan berteman dengan orang yang mirip dengan kita. Meski bersifat alamiah, homophily dapat merusak jika dibiarkan terlalu jauh. Apabila kita hanya menyukai orang-orang yang “seperti kita”, kehidupan masyakarat dapat terpecah belah karena perbedaan ras, politik, dan ekonomi.

Pada abad pertama, bangsa Yahudi bergaul dengan Yahudi, Yunani dengan Yunani, orang kaya dan orang miskin tidak pernah berbaur. Namun demikian, dalam Roma 16:1-16, Paulus menyebutkan bahwa jemaat di Roma terdiri dari orang-orang seperti Priskila dan Akwila (Yahudi), Epenetus (Yunani), Febe (ia “telah memberikan bantuan kepada banyak orang,” jadi kemungkinan seorang yang kaya), dan Filologus (identik dengan nama budak). Apa yang mempersatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda itu? Yesus—karena di dalam Dia “tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka” (Gal. 3:28).

Sangatlah wajar jika kita ingin tinggal, bekerja, dan beribadah bersama orang-orang yang seperti kita. Namun, Yesus mendorong kita melakukan lebih lagi. Dalam dunia yang terpecah belah, Dia mengumpulkan kita yang berbeda-beda menjadi satu di dalam Dia sebagai sebuah keluarga. —Sheridan Voysey

WAWASAN
Dalam Galatia 3:26-28, Rasul Paulus menulis bahwa Yesus adalah Pribadi agung yang mempersatukan sekaligus menghancurkan penghalang yang memisahkan manusia dari sesamanya. Dalam Efesus 4:1-3, Paulus mendorong jemaat di Efesus dan kita: “supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera.” Apa itu kesatuan Roh? Sebagai orang yang sudah percaya kepada Yesus, kita mempunyai Roh yang hidup di dalam kita; dan sebagai anggota satu tubuh, yaitu gereja, Roh Kudus menolong kita untuk hidup dalam damai. Kita mempunyai “satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua” (ay.5-6). Sebagai murid-murid Yesus, kita dipanggil untuk “seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati” (1 Petrus 3:8). —Alyson Kieda

Berbeda tetapi Satu di dalam Yesus

Bagaimana kamu dapat dengan aktif menjangkau orang-orang yang berbeda dengan kamu? Apa yang dapat kamu lakukan minggu ini untuk menjembatani perbedaan etnis dan ekonomi?

Tuhan Yesus, aku memuji-Mu karena karya-Mu telah menyatukan dunia kami yang terpecah belah.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 74-76; Roma 9:16-33

Bagikan Konten Ini
38 replies
  1. Rina Sihombing
    Rina Sihombing says:

    semua manuasia dihadapan Tuhan adalah sama, kita dikasihi, diampuni oleh Allah, jadi tetaplah rendah hati

  2. Hasmona Loish Eunike
    Hasmona Loish Eunike says:

    Kita harus saling mengasihi sesama, tidak memandang status dan kondisi. Terimakasih Tuhan Yesus. Amin

  3. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *