Terhubung dengan Sumber Kekuatan

Sabtu, 1 Juli 2023

Baca: 1 Tesalonika 1:4-5; 5:19

1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.

1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.

1:6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,

1:7 sehingga kamu telah menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.

1:8 Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.

1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Janganlah padamkan Roh. —1 Tesalonika 5:19

Meski tahu listrik di rumah kami sedang padam setelah badai besar (kejadian kurang menyenangkan yang sering terjadi di lingkungan kami), secara instingtif saya tetap menekan saklar lampu ketika memasuki ruangan. Tentu saja, tidak ada yang berubah. Ruangan tetap gelap.

Pengalaman mengharapkan lampu menyala sekalipun tahu hubungan dengan sumbernya telah terputus seperti itu mengingatkan saya pada sebuah kebenaran rohani. Terlalu sering kita berharap memiliki kekuatan di saat kita gagal mengandalkan Roh Kudus.

Dalam 1 Tesalonika, Paulus menuliskan bagaimana Allah membuat pesan Injil disampaikan “bukan . . . dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh” (1:5). Ketika sebagai orang percaya kita menerima pengampunan dari Allah, kita juga terhubung langsung dengan kuasa Roh-Nya dalam hidup kita. Kuasa itu menumbuhkan karakter-karakter di dalam diri kita seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesabaran (Gal. 5:22-23). Kuasa Roh juga memperlengkapi kita dengan karunia-karunia untuk melayani umat Tuhan, seperti mengajar, menolong, dan membimbing mereka (1Kor. 12:28).

Paulus mengingatkan para pembacanya bahwa mungkin saja seseorang “[memadamkan] Roh” (1Tes. 5:19). Bisa jadi kita membatasi kuasa Roh dengan mengabaikan kehadiran Allah atau menolak teguran-Nya (Yoh. 16:8). Namun, kita tidak perlu hidup terputus dari hubungan dengan-Nya. Kuasa Allah selalu tersedia bagi anak-anak-Nya. —Lisa M. Samra

WAWASAN
Pada zaman Paulus, Tesalonika adalah ibukota distrik kedua Romawi di Makedonia. Kota itu merupakan pusat perdagangan besar dan tempat Rasul Paulus tinggal setelah ia ditangkap dan didera di Filipi (Kisah Para Rasul 16). Bersama rekan sekerjanya, Silas dan Timotius, mereka mendirikan jemaat di sana setelah Injil dikhotbahkan di rumah ibadat selama tiga hari Sabat berturut-turut (17:1-9). Meski orang-orang Yahudi di sana menentang Paulus dan rekan-rekannya, sejumlah besar “orang Yunani yang takut kepada Allah” (orang bukan Yahudi yang memeluk agama Yahudi, ay.4) menerima Injil, sehingga mereka menjadi inti jemaat baru yang terbentuk di sana.

Kebanyakan ahli Alkitab meyakini bahwa 1 Tesalonika ditulis oleh Paulus di Korintus sekitar awal dekade 50 M. Paulus dengan hangat memuji orang-orang percaya atas kesetiaan dan komitmen mereka kepada Kristus (1:4-10). Pujian itu membuat sebagian orang menyebut Tesalonika sebagai “jemaat abad pertama yang ideal”. —Bill Crowder

Terhubung dengan Sumber Kekuatan

Pernahkah kamu merasa membatasi kuasa Roh? Kuasa Roh Allah seperti apa yang pernah kamu alami?

Allah yang Mahakuasa, tolonglah aku untuk mengalami kuasa Roh-Mu dalam hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 20-21; Kisah Para Rasul 10:24-48

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amen

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk trimksh buat kasihmu sehingga kami tahu untk kasih yg selalu ada di dlmti hdpengengertiengerku beri bp k kemampuan untk bisa memiliki bahasa roh untk kami mengerti setiap kebrn yg kau beri sehigga kamu

  3. Putricahaya Barus
    Putricahaya Barus says:

    setelah sekian lama akhirnya aku membaca dan merenungi ini..
    ini kuasa Tuhan atau memang datangnya dari Tuhan..
    pas kali Dgan yg kuhadapi saat ini..
    intinya Terimakasih Banyak Tuhan Yesus 🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *