Pergumulan Panjang
Jumat, 28 Juli 2023
Baca: Keluaran 5:1-9
5:1 Kemudian Musa dan Harun pergi menghadap Firaun, lalu berkata kepadanya: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun.”
5:2 Tetapi Firaun berkata: “Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi.”
5:3 Lalu kata mereka: “Allah orang Ibrani telah menemui kami; izinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, supaya jangan nanti mendatangkan kepada kami penyakit sampar atau pedang.”
5:4 Tetapi raja Mesir berkata kepada mereka: “Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu!”
5:5 Lagi kata Firaun: “Lihat, sekarang telah terlalu banyak bangsamu di negeri ini, masakan kamu hendak menghentikan mereka dari kerja paksanya!”
5:6 Pada hari itu juga Firaun memerintahkan kepada pengerah-pengerah bangsa itu dan kepada mandur-mandur mereka sendiri:
5:7 “Tidak boleh lagi kamu memberikan jerami kepada bangsa itu untuk membuat batu bata, seperti sampai sekarang; biarlah mereka sendiri yang pergi mengumpulkan jerami,
5:8 tetapi jumlah batu bata, yang harus dibuat mereka sampai sekarang, bebankanlah itu juga kepada mereka dan jangan menguranginya, karena mereka pemalas. Itulah sebabnya mereka berteriak-teriak: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada Allah kami.
5:9 Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa: “Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun.” —Keluaran 5:24
Ketika di negara Tun terjadi kudeta, pemerintah militer yang berkuasa mulai meneror umat Kristen dan membantai ternak mereka. Keluarga Tun kehilangan mata pencaharian dan tercerai-berai ke berbagai negara. Sembilan tahun lamanya Tun hidup di kamp pengungsian, jauh dari sanak keluarga. Tun tahu Allah senantiasa menyertainya, tetapi ia mulai merasa putus asa, karena selama hidup terpisah itu, dua anggota keluarganya meninggal dunia.
Di masa silam, ada sebuah bangsa yang juga mengalami penindasan. Allah pun menunjuk Musa untuk memimpin mereka—bangsa Israel—keluar dari Mesir. Musa bersedia, meski sempat enggan. Namun, ketika ia menghadap Firaun, penguasa Mesir itu justru semakin menindas bangsanya (Kel. 5:6-9). “Tidak kenal aku Tuhan itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi,” kata Firaun (ay.2). Orang Israel pun mengeluh kepada Musa, dan itu membuat Musa juga mengeluh kepada Allah (ay.20-23).
Akhirnya, Allah membebaskan bangsa Israel, sehingga mereka memperoleh kebebasan yang dirindukan—tetapi sesuai dengan cara dan waktu Allah sendiri. Allah mengizinkan kita mengalami pergumulan panjang untuk mengajar kita tentang karakter-Nya dan menyiapkan kita untuk sesuatu yang jauh lebih besar.
Selama bertahun-tahun dalam pengungsian, Tun memanfaatkan waktunya dengan baik. Ia berhasil meraih gelar master dari sebuah seminari di New Delhi. Kini Tun menjadi pendeta yang menggembalakan bangsanya sendiri, yakni para pengungsi seperti dirinya yang telah menemukan tempat tinggal baru. “Pengalaman saya sebagai pengungsi membentuk diri saya menjadi pemimpin yang melayani,” kata Tun. Dalam kesaksiannya, Tun mengutip nyanyian Musa di Keluaran 15:2: “Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku.” Hari ini, Dia menjadi kekuatan dan mazmur kita juga. —Tim Gustafson
WAWASAN
Kitab Suci memberi kita alasan mengapa Allah memerintahkan Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir, supaya mereka “mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun” (Keluaran 5:1), “mempersembahkan korban kepada TUHAN” (3:18), dan “beribadah [kata Ibrani ‘avad] kepada-Ku” (4:23; 7:16; 8:1,20; 9:1,13; 10:3). ‘Avad dapat juga diterjemahkan sebagai “melayani” atau “menjadi budak” seperti dalam versi AYT: “Biarkan umat-Ku pergi supaya mereka dapat melayani-Ku di padang belantara” (7:16). Beribadah kepada Allah berarti melayani-Nya. Setelah dipaksa menjadi budak bangsa Mesir, bangsa Israel sekarang dibebaskan untuk melayani Yahwe. —K.T. Sim

Pertanyaan apa yang ingin kamu ajukan kepada Allah? Bagaimana kamu dapat mempercayai Allah untuk menepati janji-Nya?
Aku tahu, ya Bapa, bahwa aku selalu dapat mengandalkan-Mu. Ampunilah aku saat aku melupakan kebenaran itu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 46-48; Kisah Para Rasul 28
amen
amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
ada banyak kerinduan yang Tuhan sudah menjadi pokok doa dan saya percaya ketika mengandalkan Tuhan dia akan memberikan sesuatu yang terbaik lebih dari yang saya pikirkan. dan saya percaya bahwa janji Tuhan itu nyata terbukti dari dia yang menyelamatkan saya dari dosa, kemudian menebus saya, bahkan memberikan saya kesempatan untuk melayani dia raja segala raja, jadi tidak ada alasan untuk tidak mempercayai janji Tuhan
amin
Amin 🙏
amien, puji nama Tuhan
Amin 🙏
Amin
Amin
Amin
amin
Amin
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amen
amin
amin…
Amin
Amin🤍
Amin
amin
amin
Amin
Amin
Amien 🙏
amin
Amin
Amin
makasih kak renungannya 🙏🏻
.AmiN.
amin
Amin.
Amin
amen
Amin🙏🏻
Amin
Amin
Amin
Amen
amin
Amin
Amen