Butuh Anugerah Ekstra
Kamis, 27 Juli 2023
Baca: Efesus 2:1-10
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu.
2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka.
2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.
2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,
2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan–
2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,
2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; . . . itu bukan hasil pekerjaanmu. —Efesus 2:8-9
Sewaktu kami mendekor untuk sebuah acara gereja, wanita yang menjabat sebagai ketua tim dekorasi mengeluhkan pengalaman saya yang masih kurang. Setelah ia pergi, seorang wanita lain menghampiri saya. “Tidak usah dimasukkan ke hati. Ia kami juluki sebagai B.A.E.—Butuh Anugerah Ekstra.”
Saya tertawa. Sejak itu, setiap kali berkonflik dengan seseorang, saya akan menggunakan label tersebut. Bertahun-tahun kemudian, saya duduk di gereja yang sama dan mendengarkan eulogi bagi mendiang wanita yang dijuluki B.A.E. tadi. Pendeta bercerita bagaimana selama hidupnya, wanita itu sangat murah hati dan setia melayani Allah dari balik layar. Saya pun memohon ampun kepada Allah karena telah menghakimi dan bergosip tentang wanita itu serta semua orang yang pernah saya juluki B.A.E. di masa lalu. Saya sadar, saya sendiri pun membutuhkan anugerah ekstra, sama seperti semua orang percaya lainnya.
Dalam Efesus 2, Rasul Paulus menyatakan bahwa “pada dasarnya [semua orang percaya] adalah orang-orang yang harus dimurkai” (ay.3). Namun, Allah menganugerahkan bagi kita keselamatan, anugerah yang tak layak kita terima, dan yang takkan pernah mampu kita peroleh sendiri, supaya “jangan ada orang yang memegahkan diri” (ay.9). Tidak seorang pun.
Ketika kita berserah kepada Allah dalam setiap momen di sepanjang perjalanan kehidupan ini, Roh Kudus akan berkarya untuk mengubahkan karakter kita sehingga kita dapat mencerminkan karakter Kristus. Sesungguhnya, setiap orang percaya membutuhkan anugerah ekstra. Namun, kita bersyukur bahwa kasih karunia Allah cukup bagi kita (2Kor. 12:9). —Xochitl Dixon
WAWASAN
Yang mudah terlewatkan dalam perikop ini adalah kebenaran sederhana bahwa sesungguhnya kita “sudah mati” secara rohani sebelum kita beriman kepada Yesus sebagai Anak Allah (Efesus 2:1). Sebelum Roh Kudus menarik kita, kita “hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran [kita] yang jahat” (ay.3). Tanpa campur tangan ilahi, kita tidak berdaya bagaikan mayat. “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus” (ay.4-5). Setiap aspek dari kebangkitan pribadi ini datang dari Allah, termasuk “pekerjaan baik” yang harus kita lakukan, “yang dipersiapkan Allah sebelumnya” (ay.10). Sungguh, tidak ada apa pun yang dapat kita banggakan, kecuali kasih agung Allah kita yang dinyatakan melalui Anak-Nya, Yesus. —Tim Gustafson

Pernahkah kamu menghakimi orang lain karena ia membutuhkan anugerah ekstra? Dalam hal apakah kamu memerlukan kasih karunia Allah saat ini?
Allah Bapa, mampukanlah aku untuk meneruskan anugerah kepada sesamaku dengan cuma-cuma dan berlimpah, seperti Engkau telah mencurahkan kasih karunia-Mu yang melimpah ruah kepadaku.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 43-45; Kisah Para Rasul 27:27-44
.AmiN.
amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
amin
Amin
Amin
Amin🙏
Amin
Amin
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amen
amin…
amin
amin
Amin
Amen
Amin
Amin
Amin
Amen..
Amien 🙏
Amin
amin
Amin
amin
Amin 🙏
Amin
amin
Amin
amin
Amin
Tuhan memberikan kita kekuatan. Amin.
amin
Amin
Amin
Selalu diberkati dengan Saat Teduh hariannya, God Bless you all!
Amin
Amin
Amin
Amin ygy
Amin
Amin
Amen