Allah yang Tidak Berubah

Selasa, 4 Juli 2023

Baca: Yakobus 1:2-8,12-18

1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,

1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.

1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, –yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit–,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.

1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.

1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.

1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.

1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.

1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!

1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.

1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan. —Yakobus 1:12

Dalam sebuah foto yang ikonik, tampak jejak sepatu bot dengan latar belakang abu-abu. Itulah jejak kaki astronaut Buzz Aldrin, yang ditinggalkannya di permukaan bulan pada tahun 1969. Menurut para ilmuwan, jejak tersebut kemungkinan masih ada sampai sekarang, tidak berubah setelah bertahun-tahun. Tanpa angin atau air, tidak ada yang akan terkikis di bulan, sehingga apa yang terjadi pada permukaannya akan tetap bertahan.

Yang lebih mengagumkan adalah merenungkan kehadiran Allah yang tidak pernah berubah. Yakobus menulis, “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Yak. 1:17). Sang rasul menempatkan kebenaran itu dalam konteks pergumulan kita sendiri: “Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan” (ay.2). Mengapa demikian? Karena kita dikasihi oleh Allah yang agung dan tidak berubah!

Di saat-saat sulit, kita perlu mengingat pemeliharaan Allah yang tidak pernah berubah. Kita dapat mengingat-ingat lirik dari himne agung yang berjudul “SetiaMu, Tuhanku, Tiada Bertara” (PKJ 138): “Di kala suka, di saat gelap. / KasihMu, Allahku, tidak berubah, / Kaulah Pelindung abadi, tetap.” Ya, Allah kita telah meninggalkan jejak-Nya yang abadi di dunia. Dia akan selalu ada bagi kita. Sungguh besar kasih setia-Nya. —Kenneth Petersen

WAWASAN
Surat Yakobus ditulis kepada “kedua belas suku di perantauan” (Yakobus 1:1). “Kedua belas suku” menyatakan kepada pembaca bahwa penerima surat ini adalah orang-orang Yahudi. Segala sesuatu yang kita ketahui mengenai budaya, masyarakat, dan identitas Israel kuno berlaku untuk para pembaca tersebut. “Di perantauan,” menunjukkan bahwa mereka adalah para imigran yang terserak karena penganiayaan. Ada yang terpaksa, ada pula yang tidak. Mereka hidup di suatu tempat dan di antara orang-orang yang tidak sebangsa dengan mereka. Mereka adalah minoritas, baik dari segi budaya maupun keyakinan. Frasa “berbagai-bagai pencobaan” (ay.2) menjadi semakin berarti ketika kita membayangkan rupa-rupa pencobaan yang bisa jadi dihadapi oleh kelompok budaya dan keyakinan minoritas. —J.R. Hudberg

Allah yang Tidak Berubah

Masalah apa yang sedang kamu hadapi hari ini? Bagaimana memahami kehadiran Allah yang tidak berubah menolong kamu dalam pergumulan tersebut?

Ya Allah, pergumulan akhir-akhir ini membuatku putus asa. Aku khawatir apa yang akan terjadi. Namun, aku tahu Engkau tetap hadir dan memeliharaku. Tolonglah aku tetap tenang dan meyakininya.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 28-29; Kisah Para Rasul 13:1-25

Bagikan Konten Ini
52 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *