Musim demi Musim

Senin, 5 Juni 2023

Baca: Pengkhotbah 3:1-14

3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

3:2 Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;

3:3 ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;

3:4 ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;

3:5 ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;

3:6 ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;

3:7 ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;

3:8 ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.

3:9 Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?

3:10 Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.

3:11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

3:12 Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.

3:13 Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

3:14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya; itu tak dapat ditambah dan tak dapat dikurangi; Allah berbuat demikian, supaya manusia takut akan Dia.

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya. —Pengkhotbah 3:1

Baru-baru ini saya menemukan sebuah kata yang berguna: wintering. Seperti halnya musim dingin (winter) adalah waktunya kehidupan melambat bagi banyak makhluk hidup, kata itu dipakai oleh penulis Katherine May untuk menggambarkan kebutuhan kita beristirahat dan memulihkan diri selama “musim dingin” dalam hidup kita. Saya diberkati oleh analogi tersebut setelah ayah saya berpulang karena kanker, suatu peristiwa yang menguras energi saya selama berbulan-bulan. Ketika merasa kesal karena dipaksa “melambat”, saya pun bergumul melawan musim dingin dalam hidup saya, dan berdoa agar musim panas segera kembali. Namun, ternyata masa-masa itu membuat saya belajar banyak.

Kitab Pengkhotbah berkata, “untuk apa pun di bawah langit ada waktunya”—ada waktu untuk menanam dan menuai, untuk menangis dan tertawa, untuk meratap dan menari (3:1-4). Walau sudah bertahun-tahun saya membaca kata-kata itu, saya baru memahaminya pada musim dingin kehidupan saya. Meski kita tidak selalu dapat mengendalikannya, setiap musim itu hanyalah bersifat sementara dan akan berlalu setelah masanya usai. Meski kita tidak dapat selalu menyelaminya, Allah sedang melakukan sesuatu yang berarti di dalam diri kita melalui masa-masa tersebut (ay.11). Rasa duka saya memang belum berakhir. Namun, ketika nanti musim itu berakhir, sukacita akan kembali saya rasakan. Seperti halnya tanaman dan hewan tidak melawan hadirnya musim dingin, saya perlu beristirahat dan membiarkan musim itu melakukan bagiannya.

“Tuhan,” seorang teman berdoa, “kiranya Engkau melakukan pekerjaan baik-Mu dalam diri Sheridan di musim yang sulit ini.” Doa itu lebih baik daripada doa saya, karena di tangan Allah, setiap musim memiliki tujuannya. Mari kita tunduk pada karya pembaruan-Nya di setiap musim hidup kita. —Sheridan Voysey

WAWASAN
Meski sebagian ahli meragukan kesahihan Salomo sebagai penulis Kitab Pengkhotbah, banyak bukti di dalam kitab itu sendiri yang mendukungnya. Di Pengkhotbah 1:1, kita membaca, “Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem.” Salomo adalah satu-satunya anak Daud yang memerintah sebagai raja di Yerusalem, meski penulisnya menyebut dirinya sebagai “Pengkhotbah” atau “Pengajar”. Berbeda dengan perkataan-perkataan Salomo dalam Kitab Amsal yang memberikan hikmat bagi kehidupan di dunia yang berdosa, Pengkhotbah lebih berfokus pada sulitnya hidup dalam dunia seperti itu. —Bill Crowder

Musim demi Musim

Pernahkah kamu menginginkan suatu musim dalam hidup kamu segera berlalu? Menurut kamu, apa yang Allah ingin lakukan dalam diri kamu pada musim yang kamu jalani sekarang ini?

Allah Bapa, terima kasih, karena Engkau memakai setiap musim untuk kemuliaan-Mu dan kebaikanku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 23-24; Yohanes 15

Bagikan Konten Ini
49 replies
  1. Anonymous
    Anonymous says:

    Tuhan Yesusku soswet sekali yaa, hari ini hari pertama aku memutuskan untuk mulai lagi doa fajar mulai lagi memperbaiki kerohanianku yg sudah sangat kendor, dan aku merasakan banya keraguan untuk harihari kedepannya, terlebih untuk masa depanku, dan aku baru saja putus cinta, aku merasa manusia emang tempatnya menyakiti, aku mau intropeksi diriku mau kembali lagi berjalan dan bergandengan dengan Yesusku, karena akutau cuma dia satusatunya yg TIDAK AKAN PERNAH MENGECEWAKANKU! dan saat aku mulai membaca firman Tuhan, aku tersadar dengan teguran dari Tuhan dari tema saa teduh hari ini yg diambil dari Pengkotbah 3:1-14, aku seperti merasa Tuhan mau bilang untukku, semua musim ada masanya, jangan takut dan jangan gentar aku akan selalu ada disetiap musim hidupmu! Yaps ini merupakan awal kesaksian ku karena secepat itu Tuhan jawab setiap keraguan yg kurasakan akhirakhir ini, untuk jodoh, pekerjaan, perkuliahan, keluarga aku percaya semuanya itu Tuhan Yesusku sudah persiapkan pasti yg terbaik amin terimakasih Tuhan Yesusku💜

  2. Juan Ignasius
    Juan Ignasius says:

    𝘈𝘮𝘪𝘯, 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯

  3. Santoso Kurniawan
    Santoso Kurniawan says:

    terimakasih Tuhan Yesus Bapa ku yang di surga , Engkau selalu menyatakan Kasih Mu di masa sulitku bukti kesetianMu yg Tak pernah berakhir …. praise Your name in the highest places

  4. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya. AMIN

  5. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin saya percaya bahwa segala sesuatu tuhan memilikinya ajar kami untk kami tetap hdp seturut kehdk dan rencanamu ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *