Dikuatkan melalui Ujian
Kamis, 8 Juni 2023
Baca: Roma 5:1-5
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. —Roma 5:3-4
Kenangan itu muncul lagi saat saya melihat-lihat sejumlah amplop dan menemukan sebuah stiker yang bertuliskan “Saya sudah menjalani tes mata.” Saya membayangkan anak lelaki saya yang berusia empat tahun dengan bangga mengenakan stiker itu setelah dokter memberinya obat tetes mata yang perih. Karena otot mata yang lemah, ia harus mengenakan penutup pada matanya yang sehat selama berjam-jam setiap hari, supaya matanya yang lemah dipaksa untuk berkembang. Ia juga harus menjalani operasi. Satu per satu tantangan itu berhasil dilaluinya, bersama kami, orangtuanya, yang menghiburnya dan dengan iman yang bergantung penuh pada Allah. Kami melihat bagaimana tantangan-tantangan itu membuatnya semakin tahan banting.
Orang-orang sering diubahkan oleh pencobaan dan penderitaan yang dialaminya. Namun, Rasul Paulus melangkah lebih jauh dengan meminta kita agar “bermegah juga dalam kesengsaraan kita” karena melaluinya kita akan memperoleh ketekunan. Ketekunan akan menimbulkan tahan uji; dan tahan uji kemudian menghasilkan pengharapan (Rm. 5:3-4). Paulus tentu sangat mengenal apa itu pencobaan—ia bukan hanya pernah mengalami kapal karam tetapi juga dipenjara karena imannya. Meski demikian, ia menulis kepada jemaat di Roma bahwa “pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus” (ay.5). Sang rasul menyadari bahwa Roh Allah membuat pengharapan kita di dalam Yesus tetap hidup ketika kita percaya kepada-Nya.
Apa pun kesulitan yang kamu hadapi, ketahuilah bahwa Allah akan mencurahkan rahmat dan belas kasihan-Nya kepada kamu. Dia mengasihi kamu. —Amy Boucher Pye
WAWASAN
Perjanjian Baru mengungkapkan banyak hal mengenai Roh Kudus. Ketika kita bertobat dan menerima Yesus sebagai Juruselamat, Allah mengaruniakan Roh Kudus kepada kita. Melalui Dia, Allah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita (Kisah Para Rasul 2:38; Roma 5:5). Dengan begitu, tubuh kita menjadi bait Roh Kudus dan Dia tinggal di dalam kita (1 Korintus 6:19). Roh Kudus memberi kita kasih, sukacita, dan damai sejahtera (Galatia 5:22), penghiburan (Kisah Para Rasul 9:31), dan pengharapan (Roma 15:13). Roh Kudus juga mengajar dan membimbing kita. Yesus berfirman kepada para murid-Nya, “Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku . . . akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26; lihat 15:26). Roh Kudus memampukan kita untuk berbicara dengan berani mengenai Kristus seperti Petrus (Kisah Para Rasul 4:8). Dia juga memperingatkan kita (20:23) dan memberi kita karunia-karunia roh (Ibrani 2:4). Roh Kebenaran, Penolong kita, menyertai kita selamanya (Yohanes 14:16-17). —Alyson Kieda

Bagaimana pencobaan dan tantangan menolong kamu untuk lebih mempercayai Allah? Bagaimana kamu dapat berserah kepada pemeliharaan Allah dalam apa yang kamu hadapi saat ini?
Allah Mahakasih, Engkau berjanji takkan pernah meninggalkanku. Tolonglah aku untuk setia berpegang pada janji-janji-Mu, bahkan di tengah kesulitanku.
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 30-31; Yohanes 18:1-18
uiiiiiioi😔
AMEN TUHANKU
Amen😇