Siapa Aku?

Selasa, 16 Mei 2023

Baca: Yohanes 1:6-13

1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;

1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.

1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.

1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.

1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.

1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;

1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Semua orang yang menerima [Yesus] diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah. —Yohanes 1:12

Pada tahun 1859, Joshua Abraham Norton mengangkat dirinya sendiri sebagai Kaisar Amerika Serikat. Norton memperoleh—dan kemudian kehilangan—kekayaannya dari bisnis ekspedisi di San Francisco, tetapi ia menginginkan identitas baru: kaisar pertama Amerika. Saat surat kabar San Francisco Evening Bulletin menerbitkan pengumuman Norton sebagai “kaisar”, banyak pembaca menertawakannya. Norton membuat keputusan-keputusan yang ditujukan untuk memperbaiki masalah dalam masyarakat, mencetak mata uangnya sendiri, bahkan menulis surat kepada Ratu Victoria untuk meminangnya dan menyatukan kerajaan mereka. Ia juga mengenakan seragam militer kerajaan rancangan penjahit lokal. Seorang pengamat menyatakan Norton terlihat “seperti kaisar sesungguhnya”. Namun, tentu saja ia bukan kaisar. Kita tidak dapat seenaknya mereka-reka jati diri kita.

Banyak dari kita menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari jati diri dan mempertanyakan nilai diri kita. Kita bergumul dan berusaha mencari nama atau mendefinisikan diri kita sendiri, tetap sebenarnya hanya Allah yang dapat menyatakan kebenaran tentang diri kita. Syukurlah, Dia juga menyebut kita anak-anak-Nya ketika kita menerima keselamatan dalam Putra-Nya, Yesus Kristus. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya,” tulis Yohanes (Yoh. 1:12). Identitas itu murni pemberian Allah. Kita adalah “orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani, . . . melainkan dari Allah” (ay.13).

Allah memberi kita nama dan identitas di dalam Kristus. Kita dapat berhenti berjerih lelah dalam membandingkan diri kita dengan orang lain, karena Dialah yang menentukan siapa kita sesungguhnya. —WINN COLLIER

WAWASAN
Kitab-kitab Injil merupakan kesaksian tentang hidup dan karya Yesus selama inkarnasi-Nya di dunia. Meski demikian, tiga dari empat kitab Injil mulai dengan pembahasan tentang Yohanes Pembaptis (Markus 1:1-8; Lukas 1:8-25,57-80; Yohanes 1:6-13). Di sini, di Yohanes 1:6-13, ia digambarkan sebagai “kesaksian tentang terang itu” (ay.8), tetapi dijelaskan bahwa terang itu bukanlah Yohanes Pembaptis sendiri, melainkan Yesus. Kemudian, di 3:27-30, Yohanes Pembaptis sendiri mengoreksi kesalahpahaman orang yang menganggap dirinya Mesias. Dengan menggunakan perumpamaan dari pesta perkawinan, ia menegaskan bahwa ia bukanlah pengantin laki-laki, melainkan “sahabat mempelai laki-laki” (ay.29). Di masa kini, sahabat seperti itu disebut pendamping pengantin pria. Menurut Tuhan Yesus, “tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes” (Lukas 7:28). Meski demikian, bukan dirinya Mesias, melainkan Yesus. —Bill Crowder

Siapa Aku?

Bagaimana kamu tahu bahwa kamu telah dipilih oleh Allah? Bagaimana menjadi anak-Nya dapat menolong kamu memahami identitas sejati kamu?

Ya Allah, aku tahu aku ini milik-Mu. Tolonglah aku untuk sungguh-sungguh meyakini bahwa akulah anak Raja, yang lahir dari-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 24-25; Yohanes 5:1-24

Bagikan Konten Ini
48 replies
  1. Hendrik Hutabarat
    Hendrik Hutabarat says:

    amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

  2. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

  3. Rosmida Zhang
    Rosmida Zhang says:

    Sungguh benar Allah memberi kita nama dan identitas di dalam Kristus. Kita dapat berhenti berjerih lelah dalam membandingkan diri kita dengan orang lain, karena Dialah yang menentukan siapa kita sesungguhnya. Thanks utk encouragementnya

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk karna engkau bpk rela dtg ke dlm dunia ini untk di salib mati untk kami bpk boleh slmt oleh karna karyamu ya bpk amin dan kami boleh menjadi anak raja yg ngkau sdh tersmtkan oleh ksrna karyamu ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *