Rutinitas yang Diberkati
Rabu, 24 Mei 2023
Baca: Pengkhotbah 2:17-26
2:17 Oleh sebab itu aku membenci hidup, karena aku menganggap menyusahkan apa yang dilakukan di bawah matahari, sebab segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
2:18 Aku membenci segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari, sebab aku harus meninggalkannya kepada orang yang datang sesudah aku.
2:19 Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh? Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia.
2:20 Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
2:21 Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar.
2:22 Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?
2:23 Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia.
2:24 Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.
2:25 Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?
2:26 Karena kepada orang yang dikenan-Nya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan dan kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun dan menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar [Allah]? —Pengkhotbah 2:25
Memandangi serombongan orang yang berbondong-bondong memasuki kereta di pagi hari, perasaan lesu menghadapi hari Senin melanda saya. Menilik wajah-wajah mengantuk dan muram di dalam gerbong yang penuh sesak, saya mendapat kesan bahwa tak seorang pun bersemangat untuk bekerja. Banyak dahi yang makin berkerut ketika beberapa orang berebut ruang kosong dan semakin banyak penumpang mendesak masuk. Lagi-lagi hari yang membosankan di kantor.
Mendadak saya tersadar. Setahun lalu, kereta-kereta ini kosong karena pembatasan aktivitas akibat pandemi COVID-19 telah memporakporandakan rutinitas kita sehari-hari. Kita bahkan tidak bisa makan di luar, dan sebagian orang justru merasa rindu pergi ke kantor. Namun, sekarang kita sudah nyaris kembali kepada keadaan normal, dan banyak yang sudah kembali bekerja seperti biasa. Saya pun tersadar, “rutinitas” adalah kabar baik, sementara “bosan” adalah berkat!
Raja Salomo menarik kesimpulan serupa setelah merenungkan jerih payah sehari-hari yang tampaknya sia-sia (Pkh. 2:17-23). Kadang-kadang semua itu seolah tidak berujung, suatu “kesia-siaan” yang tidak ada untungnya (ay.21). Namun, sang raja lalu menyadari bahwa dapat makan, minum, dan bekerja setiap hari pun merupakan berkat dari Allah (ay.24).
Sewaktu kehilangan rutinitas, kita dapat melihat bahwa segala kegiatan sederhana itu adalah kemewahan. Marilah mengucap syukur kepada Allah bahwa kita “dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payah [kita], itu juga adalah pemberian Allah” (3:13). —Leslie Koh
WAWASAN
Dalam Pengkhotbah 2, meski mempunyai segalanya, Salomo mulai merasa putus asa. Namun, ia mengatakan dalam pasal 3, “[Allah] memberikan kekekalan dalam hati [manusia]” (ay.11). Ia mengerti bahwa kita harus mencari di luar diri kita sendiri untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kita yang terbesar. Seluruh Alkitab menunjukkan bagaimana jawaban-jawaban tersebut ditemukan di dalam Yesus. Rasul Paulus mengingatkan kita, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Korintus 15:19). Paulus mengakhirinya, “Yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati” (ay.20). Kematian dan kebangkitan Yesus menjadikan hidup kita penuh arti dan tujuan. —Tim Gustafson

Berkat sederhana apa saja yang dapat kamu syukuri hari ini? Apa yang dapat kamu lakukan bagi seseorang yang berkekurangan atau yang tidak dapat menikmati rutinitas kehidupan yang sederhana?
Ya Allah, terima kasih untuk rutinitasku, meski semua itu terkadang sangat membosankan. Tolonglah aku untuk bersyukur atas setiap berkat yang kuterima dari-Mu dalam hidup ini.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 22-24; Yohanes 8:28-59
aminnnn😇😇
Amin
AMEN TUHANKU YESUS KRISTUS TERPUJILAH ENGKAU
amin amin amin amin amin ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»ðŸ™ðŸ»
Amin
amien,, terima kasih Tuhan atas smua anugerah yang Kau berikan kepadaku… puji nama Tuhan
Amin
Amin
amin
Amin
Amin
amin
amin…
Amen
amin
Amin
Bapa kami yang ada di sorga
Dikuduskanlah namaMu
Datanglah kerajaanMu
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga
Berikanlah kami pada hari ini
Makanan kami yang secukupnya
Ampunilah kami akan kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
Sampai selama-lamanya.
Amin
Amin ðŸ™
Amin
Amin
Amin
amin
Amin
amin
Amin
aminðŸ™
Amin😇
amin
bosan adalah berkat. 👍👍💚
Amin.
Amin… terima kasih Tuhan
.AmiN.
AMIN ðŸ™ðŸ˜‡
amin😇ðŸ™
Amin
Amen
very blessed
Amen
terimakaasih Tuhan, terpujilah nama Tuhan
ngena banget ini samaku. ajari aku untuk selalu bersyukur ya Bapa.
Hidup itu anugrah dari Allah,,oleh sebab itu seperti apapun keadaanmu,,tetap katakan Tuhan Yesus baik,,
Amen
Aminâ¤ï¸ðŸ™ðŸ™
Amin
amin
amin
Berkat Tuhan tiada berkesudahan. Amin
maaf tadi saya blm selesai memberi respon malah ke pijit saya bersykr buat hari yg kau beri ajar kami bpk untk kami tetap bersykr dln situasi apa pun ajar kami untk kami bisa hdp menyerah hdp sepenuhnya hanya kpdmu ya bpk haleluyah amin
amen