Melakukan Operasi Disertai Doa

Kamis, 4 Mei 2023

Baca: 2 Tawarikh 20:1-12

20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.

20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: “Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,” yakni En-Gedi.

20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.

20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.

20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru

20:6 dan berkata: “Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.

20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?

20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:

20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.

20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.

20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.

20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”

[Yosafat] mengambil keputusan untuk mencari Tuhan. —2 Tawarikh 20:3

Ketika anak laki-laki saya harus menjalani operasi bedah tulang, saya bersyukur untuk dokter bedah yang akan menanganinya. Dokter yang sudah hampir pensiun itu meyakinkan kami bahwa ia telah menolong ribuan orang dengan masalah serupa. Meski demikian, sebelum melakukan operasi, ia berdoa dan memohon agar Allah memberikan hasil yang baik. Saya pun bersyukur Allah menjawab doanya.

Yosafat, seorang pemimpin berpengalaman, juga berdoa saat menghadapi krisis. Tiga bangsa bersatu melawannya dan berencana untuk menyerang rakyatnya. Meski sudah berpengalaman lebih dari dua dekade, Yosafat tetap memutuskan untuk bertanya kepada Allah tentang apa yang harus dilakukannya. Ia berdoa, “Kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami” (2Taw. 20:9). Ia juga memohon bimbingan Allah, dengan berkata, “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu” (ay.12).

Sikap Yosafat yang rendah hati menghadapi tantangan tersebut membuka hatinya untuk mengundang keterlibatan Allah, yang datang dalam bentuk dorongan dan campur tangan Allah (ay.15-17,22). Meskipun kita merasa sudah sangat berpengalaman dalam bidang tertentu, berdoa memohon pertolongan akan membangun ketergantungan kita yang suci pada Allah. Itu mengingatkan kita bahwa Allah Maha Mengetahui, dan Dia selalu memegang kendali. Hati kita direndahkan sedemikian rupa, dan dalam keadaan itu, Dia berkenan menjawab dan menopang kita, apa pun hasilnya nanti. —JENNIFER BENSON SCHULDT

WAWASAN
Saat memikirkan tentang waktu, orang-orang Israel kuno berpendapat bahwa sekalipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, mereka tahu apa yang sudah terjadi, sehingga mereka dapat merenungkan kesetiaan Allah di masa lampau. Pandangan tentang waktu seperti itu menjadi kunci untuk memahami cara Yosafat berdoa dalam 2 Tawarikh 20. Ia berkilas balik kepada segala sesuatu yang telah Allah lakukan bagi Abraham sampai saat itu (ay.5-9). Ia mengakui bahwa masa depan memang tidak pasti, tetapi dengan “mengambil keputusan untuk mencari TUHAN” (ay.3), ia memandang pada karya penyelamatan Allah di masa lampau sebagai dasar atas kesanggupan Allah untuk kembali memberikan keselamatan (ay.12). —Jed Ostoich

Melakukan Operasi Disertai Doa

Bagaimana doa telah menolong kamu selama ini? Tantangan apa dalam hidup kamu sekarang yang membutuhkan doa?

Allah terkasih, terima kasih, Engkau selalu mendengar dan menjawab doaku. Aku memuji Engkau, Allahku yang Mahatahu dan Mahakuasa. Tolonglah aku menghadapi setiap tantangan yang kutemui hari ini.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 16-18; Lukas 22:47-71

Bagikan Konten Ini
60 replies
« Older Comments
  1. Louise Elsiliani Lukas
    Louise Elsiliani Lukas says:

    Doa menolong kita yang tersesat.
    Amin
    Tuhan Yesus Memberkati selalu

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bok trimks untk kebaikan yg engkau beri bagi setiap jehdpan yg tuhan beri kami untk bisa hdp mengandalkan hidup sepenuh nya kpdmu karna engkau sumber kekuatan kami di dlm hdpku untk selama2 nya haleluyah amin

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *