Memulihkan Hubungan
Sabtu, 15 April 2023
Baca: Efesus 4:22-32
4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan,
4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu,
4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.
4:26 Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu
4:27 dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
4:28 Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan.
4:29 Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
4:30 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.
4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. —Efesus 4:32
Ketika masih muda, saya dan saudara perempuan saya sering bertengkar. Namun, ada satu momen yang terpatri dalam ingatan saya. Setelah kami saling melontarkan perkataan yang menyakitkan, ia mengucapkan sesuatu yang tidak termaafkan saat itu. Melihat kebencian di antara kami makin meningkat, nenek kami mengingatkan tanggung jawab kami untuk saling mengasihi. “Allah memberimu seorang saudara perempuan dalam hidup ini. Kalian harus lebih menghargai satu sama lain,” kata beliau. Ketika kami akhirnya meminta Allah untuk memenuhi hati kami dengan kasih dan pengertian, Dia menolong kami mengakui bagaimana kami telah saling menyakiti, dan sekarang harus saling mengampuni.
Sungguh mudah kita memendam kepahitan dan amarah, tetapi Allah rindu kita mengalami damai sejahtera yang hanya akan datang jika kita meminta-Nya untuk menolong kita mengenyahkan perasaan marah itu (Ef. 4:31). Daripada memendam perasaan tersebut, kita dapat mengikuti teladan pengampunan yang diberikan Kristus, yang berasal dari kasih dan anugerah-Nya, dengan terus berupaya untuk bersikap “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni [kita]” (ay.32).
Ketika terasa sulit untuk mengampuni, kiranya kita mengingat anugerah yang dilimpahkan-Nya kepada kita setiap hari. Berapa kali pun kita jatuh, kasih setia-Nya tak pernah berkesudahan (Rat. 3:22). Allah dapat menolong kita mencabut akar pahit dari hati kita, sehingga kita bebas untuk terus berharap dan siap menerima kasih-Nya. —Kimya Loder
WAWASAN
Terdapat perdebatan di antara para ahli tentang sasaran sebenarnya dari surat Efesus. Di Efesus 1:1, kata-kata “di Efesus” tidak ditemukan di dalam sejumlah manuskrip kuno. Hal ini membuat beberapa pihak menganggap surat ini sebagai “surat ensiklik”—sejenis surat yang dimaksudkan untuk diedarkan di antara berbagai persekutuan gereja di Asia Kecil. Di luar teori ini terdapat fakta bahwa Paulus tidak menyapa individu tertentu, sesuatu yang tampaknya tidak biasa, terutama jika dibandingkan dengan Roma 16, tempat ia menyebutkan tidak kurang dari dua puluh enam nama sembari juga merujuk pada banyak orang lainnya dalam jemaat tersebut. Akan tetapi, banyak ahli Alkitab meyakini gereja di Efesus sebagai tujuan pertama surat tersebut. Dari sana barulah surat itu diedarkan ke gereja-gereja lainnya. Mungkin karena tujuannya untuk diedarkan itulah maka surat Efesus tidak mencantumkan nama-nama orang di dalamnya. —Bill Crowder

Pernahkah kamu disakiti oleh orang lain? Apa yang kamu pelajari dari peristiwa itu?
Bapa Surgawi, terima kasih untuk orang-orang yang telah Engkau tempatkan dalam hidupku. Tolonglah aku untuk memiliki hati yang rela mengasihi dan mengampuni.
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 27-29; Lukas 13:1-22
Amen
Amin
Amen😇ðŸ™