Kuasa Pengampunan

Sabtu, 22 April 2023

Baca: Matius 18:23-35

18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya.

18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.

18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya.

18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan.

18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.

18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu!

18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan.

18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.

18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka.

18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku.

18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?

18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.

18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.”

Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua yang berseru kepada-Mu. —Mazmur 86:5

Sebuah berita dari tahun 2021 melaporkan tentang tujuh belas misionaris yang diculik sebuah geng. Geng tersebut mengancam akan membunuh mereka (beserta anak-anak) apabila tebusan yang mereka tuntut tidak dipenuhi. Namun, luar biasa, semua misionaris itu akhirnya dilepaskan atau berhasil melarikan diri. Setelah selamat, mereka mengirimkan pesan kepada para penculik: “Tuhan Yesus mengajar kami melalui perkataan dan teladan hidup-Nya bahwa kuasa pengampunan yang dilandasi kasih lebih kuat daripada kebencian terhadap kekerasan. Oleh karena itu, kami mengampuni kalian.”

Tuhan Yesus menegaskan bahwa pengampunan itu penuh kuasa. Dia berkata, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga” (Mat. 6:14). Kemudian, saat menjawab Petrus, Kristus menyatakan seberapa sering kita harus mengampuni: “Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (18:22, lih. ay.21-35). Dan di atas kayu salib, Dia menunjukkan pengampunan ilahi dengan berdoa, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Luk. 23:34).

Pengampunan sejati dapat terwujud saat kedua belah pihak melangkah menuju pemulihan dan rekonsiliasi. Meski dampak kerusakan tak dapat dihindari, dan dibutuhkan hikmat untuk mengelola hubungan yang terlampau menyakitkan atau tidak sehat, pengampunan dapat memulihkan hubungan—dan menjadi kesaksian akan kasih dan kuasa Allah. Marilah kita berusaha untuk “melepaskan pengampunan” demi hormat kemuliaan-Nya. —Dave Branon

WAWASAN
“Berbuat salah itu manusiawi, tetapi kerelaan memaafkan itu ilahi,” tulis penyair Alexander Pope. Memaafkan memang membuat kita seperti Allah. Kita cenderung jatuh ke dalam salah satu perangkap dalam hal pengampunan. Yang pertama kita menganggap bahwa apa yang kita lakukan itu tidak penting, karena kita selalu bisa meminta maaf kemudian. Yang kedua, kita membatasi pengampunan Allah. Maksud perumpamaan dalam Matius 18:23-35 adalah bahwa Allah mengampuni dengan berlimpah dan tak terhingga, tetapi kita harus menerima pengampunan-Nya dan berperilaku sesuai dengan pertobatan kita. Kita patut mengampuni orang lain sebagaimana kita telah diampuni. Pengampunan sejati tidak dapat kita lakukan begitu saja. Hanya melalui Yesus barulah kita dapat sungguh-sungguh mengampuni sesama. —Tim Gustafson

Kuasa Pengampunan

Kapan kita merasa paling sulit untuk mengampuni? Bagaimana kamu dapat mempercayai Roh Kudus dalam menolong kamu untuk mengampuni sesama?

Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk menjangkau mereka yang perlu kuampuni sebagai kesaksian atas kuasa dan kebaikan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Samuel 14-15; Lukas 17:1-19

Bagikan Konten Ini
28 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang ada di sorga
    Dikuduskanlah namaMu
    Datanglah kerajaanMu
    Jadilah kehendakMu
    Di bumi seperti di sorga
    Berikanlah kami pada hari ini
    Makanan kami yang secukupnya
    Ampunilah kami akan kesalahan kami,
    Seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan
    Tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat
    Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    Sampai selama-lamanya.
    Amin

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin trimksh ya bpk yg baik karna engkau bpk sdh rela dtg ke dunia ini untk di salib ya bpk sehingga saya sdh menerima pengampunanmu yg dari engkau bpk jadikan hdp kani untk layak dan berkenan kpdmu ya bpk haleluyah amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *