Allah Berbicara kepada Kita

Rabu, 12 April 2023

Baca: 1 Samuel 3:3-10

3:3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah.

3:4 Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!”, dan ia menjawab: “Ya, bapa.”

3:5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur.

3:6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.”

3:7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.

3:8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu.

3:9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya.

3:10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”

Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” —1 Samuel 3:10

Suatu hari, saya menjawab panggilan telepon dari nomor tidak dikenal. Sering kali, saya membiarkan panggilan seperti itu masuk ke kotak suara, tetapi kali itu saya mengangkatnya. Penelepon itu bertanya dengan sopan apakah saya punya waktu sebentar untuk mendengarkannya membagikan firman Tuhan secara singkat. Ia mengutip Wahyu 21:3-5 tentang Allah yang “akan menghapus segala air mata dari mata mereka.” Ia berbicara mengenai Yesus sebagai jaminan dan pengharapan kita. Saya memberi tahunya bahwa saya sudah mengenal Yesus sebagai Juruselamat pribadi saya. Namun, sang penelepon tidak hendak “bersaksi” kepada saya. Ia hanya bertanya apakah ia dapat mendoakan saya. Itulah yang kemudian dilakukannya, berdoa untuk meminta Allah memberi saya dorongan dan kekuatan.

Panggilan telepon itu mengingatkan saya pada “panggilan” lain dalam Alkitab—Allah memanggil Samuel muda di tengah malam (1Sam. 3:4-10). Tiga kali Samuel mendengarnya, dan mengira itu adalah suara imam Eli. Setelah panggilan terakhir, setelah mendengar instruksi Eli, Samuel menyadari bahwa Allah yang telah memanggilnya: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar” (ay.10). Demikian juga, sepanjang siang dan malam yang kita jalani, Allah mungkin sedang berbicara kepada kita. Kita perlu menjawabnya, yang mungkin berarti menghabiskan lebih banyak waktu dalam hadirat-Nya dan mendengarkan suara-Nya.

Saya kemudian memikirkan “panggilan” yang lain. Bagaimana jika kita yang menjadi pembawa pesan firman Tuhan kepada orang lain? Kita mungkin merasa tidak tahu cara untuk menolong orang lain. Namun, jika Allah menuntun kita, kita dapat menelepon seorang teman atau mengirimkan pesan kepadanya, lalu bertanya, “Bolehkah aku mendoakanmu hari ini?” —Kenneth Petersen

WAWASAN
Eli adalah seorang imam di Israel dan menjadi mentor yang penting bagi Samuel muda. Sayangnya, kesulitan Eli untuk menjadi ayah yang baik digambarkan lewat kegagalan putra-putranya, Hofni dan Pinehas. Keduanya mengikuti jejak ayah mereka sebagai imam, tetapi mereka menajiskan korban-korban (1 Samuel 2:12-17). Mereka bahkan melakukan hubungan intim dengan para wanita di depan pintu tabernakel—kemah pertemuan Israel dan tempat ibadah utama (ay.22). Ayat 12 menggambarkan mereka sebagai "orang-orang dursila" dan ayat 17 menambahkan bahwa "sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN." Begitu buruknya tingkah polah mereka, sampai-sampai seorang “abdi Allah” kemudian mendatangi Eli dan menegurnya karena lebih menghormati anak-anaknya daripada Allah, sambil mengumumkan putusan penghakiman atas keluarga Eli (ay.27-36). —Bill Crowder

Allah Berbicara kepada Kita

Pesan penguatan apa yang belum lama ini kamu terima dari seseorang? Siapa yang dapat kamu kuatkan lewat panggilan telepon atau pesan singkat?

Allah terkasih, gerakkanlah aku untuk memikirkan seseorang yang dapat kukuatkan dengan hikmat-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 19-21; Lukas 11:29-54

Bagikan Konten Ini
61 replies
« Older Comments
  1. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk yg baik tlg untk hdp kami menjadi layak dan berkenan kpd KPDMU YA BPK AMINU

  2. ujie
    ujie says:

    trlebih dahulu Tuhan tolong kuatkn diri ini utk terus seta Dan tabah dlm melayani ya sungguh pun didlm kelemahan tubuh namun tetap percaya Tuhan adalah and Alan yg trbaik untuk penguatan.. kasih karunia Tuhan tiada batasanNya, amin GBU💗🙏

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *