Tidak Pernah Terlalu Jauh

Selasa, 7 Maret 2023

Baca: Lukas 22:31-34,54-62

22:31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,

22:32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.”

22:33 Jawab Petrus: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!”

22:34 Tetapi Yesus berkata: “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku.”

22:54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.

22:55 Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.

22:56 Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: “Juga orang ini bersama-sama dengan Dia.”

22:57 Tetapi Petrus menyangkal, katanya: “Bukan, aku tidak kenal Dia!”

22:58 Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: “Engkau juga seorang dari mereka!” Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak!”

22:59 Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: “Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea.”

22:60 Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

22:61 Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku.”

22:62 Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. —Lukas 22:32

Di masa mudanya Raj sudah mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Namun, tidak lama setelah itu, ia menyimpang dari iman dan menjalani kehidupan yang jauh dari Allah. Lalu, pada suatu hari, ia memutuskan untuk memperbarui hubungannya dengan Tuhan dan kembali ke gereja. Akan tetapi, seorang wanita mengomeli Raj karena sudah bertahun-tahun tak pernah muncul di gereja. Omelan wanita itu menambah perasaan malu dan bersalah Raj karena penyimpangannya selama bertahun-tahun. Apakah aku sudah tidak memiliki harapan? pikirnya. Lalu ia teringat bagaimana Kristus memulihkan Simon Petrus (Yoh. 21:15-17) meski Simon pernah menyangkali-Nya (Luk. 22:34,60-61).

Petrus mungkin menyangka akan dihardik oleh Yesus, tetapi yang ia terima justru pengampunan dan pemulihan. Yesus bahkan tidak menyinggung tentang penyangkalan Petrus, dan justru memberinya kesempatan untuk menegaskan kembali kasihnya kepada Kristus dan untuk menggembalakan pengikut-pengikut-Nya (Yoh. 21:15-17). Kata-kata Yesus kepada Petrus sebelum penyangkalannya kini tergenapi: “Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Luk. 22:32).

Raj memohon pengampunan dan pemulihan yang sama kepada Allah, dan hari ini ia tidak hanya hidup setia mengikut Yesus, tetapi juga melayani di sebuah gereja dan menolong saudara-saudari seimannya. Seberapapun jauhnya kita telah meninggalkan Allah, Dia selalu siap untuk mengampuni dan menyambut kita kembali. Bukan itu saja, Allah memulihkan kita sehingga kita dapat mengasihi, melayani, dan memuliakan Dia. Kita tidak pernah terlalu jauh dari Allah: tangan kasih-Nya selalu terbuka lebar bagi kita. —Leslie Koh

WAWASAN
Yesus memperingatkan Petrus bahwa Iblis telah meminta izin untuk mencobainya dan bahwa ia akan gamang dalam imannya (Lukas 22:31-34). Ketika Kristus ditangkap, semua murid-Nya melarikan diri. Namun, Petrus dan Yohanes berubah pikiran dan mengikuti Yesus ke rumah Imam Besar dan diizinkan untuk masuk karena Yohanes “mengenal Imam Besar” (Yohanes 18:15-16). Di halaman rumah itu, Petrus bertemu dengan hamba-hamba Imam Besar. Di sanalah ia jatuh karena tekanan pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, sehingga ia menyangkali Yesus tiga kali (Lukas 22:54-61). Bertahun-tahun kemudian, Petrus memperingatkan kita: “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8). —K.T. Sim

Tidak Pernah Terlalu Jauh

Ketakutan apa yang kamu rasakan tentang berpaling kembali kepada Allah? Apakah mengetahui hati-Nya yang penuh pengampunan membuat kamu makin rela kembali kepada-Nya?

Ya Bapa, terima kasih atas belas kasihan dan kesabaran-Mu yang tiada habisnya untukku. Terima kasih karena aku dapat mempercayai kasih-Mu yang abadi.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 3-4; Markus 10:32-52

Bagikan Konten Ini
46 replies
  1. Hendrik Hutabarat
    Hendrik Hutabarat says:

    amin amin amin amin amin 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

  2. Cindy Christ Herviani
    Cindy Christ Herviani says:

    karena kasih Tuhan tak akan pernah berkesudahan.. semoga kita semua selalu mendapatkan kasih abadi dari Tuhan Yesus.. amin..

  3. Agatha Liananda
    Agatha Liananda says:

    Tanpa Kasih Tuhan Yesus
    dan pernyataannya diriku tidaklah berarti.
    Tuhan Yesus Terimakasih atas kasih Mu didalam hidupku.

  4. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuh kan juga o orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi , terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  5. Efo Ribkaniati Manalu
    Efo Ribkaniati Manalu says:

    Terimakasih sudah mengingatkan bahwasanya Tuhan memang tidak pernah meninggalkan, Amin

  6. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk ajar kami tdk berpaling dari iman karna takut ajar kami tetap perc dan beriman hanya kpdmu yesus yg kami perc untk selama2nya amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *