Dari Stres kepada Damai Sejahtera
Selasa, 28 Maret 2023
Baca: Filipi 4:4-8
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. —Filipi 4:6
Pindah rumah adalah salah satu penyebab stres terbesar dalam hidup. Setelah menempati rumah lama selama hampir dua puluh tahun, kami memutuskan untuk pindah ke rumah kami yang sekarang. Sebelum menikah, selama delapan tahun saya tinggal seorang diri di rumah lama tersebut. Kemudian suami saya bergabung, membawa semua barang miliknya. Setelahnya anak kami lahir, dan itu berarti lebih banyak lagi barang.
Hari kepindahan kami ke rumah baru bukannya tanpa insiden. Lima menit sebelum petugas pindahan tiba, saya masih menyelesaikan sebuah naskah buku. Lalu, rumah yang baru memiliki beberapa tangga sehingga proses pindahan memerlukan waktu dan personel dua kali lebih banyak daripada yang direncanakan.
Meski demikian, saya tidak merasa stres dengan beragam kejadian hari itu. Kemudian baru saya tersadar: selama proses itu, saya menghabiskan waktu berjam-jam menyelesaikan penulisan sebuah buku—buku yang sarat dengan ayat-ayat Alkitab dan konsep alkitabiah. Oleh anugerah Allah, saya terus mendalami Alkitab, berdoa, dan menulis untuk memenuhi tenggat. Jadi, saya percaya kuncinya adalah karena saya tenggelam dalam firman Tuhan dan doa.
Paulus menulis, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Flp. 4:6). Ketika kita berdoa—dan bersukacita dalam Allah (ay.4)—kita memusatkan kembali pikiran kita dari masalah kepada Pemelihara kita yang agung. Mungkin kita meminta Allah menolong kita mengatasi sumber stres yang ada, tetapi selain itu, kita juga menjalin relasi dengan-Nya. Dari relasi itulah kita dapat menerima damai sejahtera “yang melampaui segala akal” (ay.7). —Katara Patton
WAWASAN
Paulus “dipenjarakan karena Kristus” (Filipi 1:13) ketika ia menulis surat kepada jemaat di Filipi. Karena ia menyebutkan “semua pengawal istana” (ay.13 BIS) dan “mereka yang di istana Kaisar” (4:22), kemungkinan ia dipenjarakan di Roma. Meski dipenjarakan, Paulus menulis surat “penuh sukacita” ini (1:4,25; 2:2,29; 4:1). Ia dengan gigih mendorong umat Tuhan di Filipi: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” (4:4). Kira-kira sepuluh tahun sebelumnya, dalam perjalanan misinya yang kedua, Paulus telah membawa Injil ke koloni Romawi ini, dan itu mengakibatkan dirinya dianiaya (Kisah Para Rasul 16:11-40). Meski berkali-kali didera dan dipenjara secara ilegal, Paulus memancarkan sukacita dan kedamaian. Karena dalam kesengsaraan, “Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah” (ay.25). Sang rasul menulis, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6-7). —K.T. Sim

Dalam situasi penuh tekanan seperti apa kamu membutuhkan damai sejahtera dari Allah hari ini? Bagaimana berdoa dengan ucapan syukur dapat mengubah pikiran kamu?
Ya Pemelihara dan Pelindung kami, aku menyerahkan kekhawatiranku kepada-Mu. Jagalah pikiran dan hatiku dengan damai sejahtera-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 4-6; Lukas 4:31-44
Amen
Amin
Amen
amin