Dari Kebencian Menuju Kasih

Selasa, 14 Maret 2023

Baca: Lukas 6:27-31

6:27 “Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;

6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.

6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.

6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu.

6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.

Kasihilah musuhmu. —Lukas 6:27

Jabat tangan itu mengandung sejuta makna. Pada suatu malam di bulan Maret 1963, dua pemain basket tingkat perguruan tinggi—yang seorang berkulit hitam sementara yang lain berkulit putih—mendobrak sekat rasialisme dengan saling berjabat tangan sebelum bertanding. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kampus Mississippi State, tim mereka yang seluruhnya beranggotakan pemain kulit putih berhadapan dengan tim lawan yang beranggotakan sejumlah pemain kulit hitam—dalam hal ini tim Loyola dari Universitas Chicago. Untuk dapat tampil dalam ajang yang dijuluki sebagai “pertandingan yang mengubah segalanya” itu, tim Mississippi State perlu menyiasati perintah yang melarang mereka keluar dari negara bagian mereka. Sementara itu, para pemain tim Loyola yang berkulit hitam kerap menghadapi cercaan rasis sepanjang musim, dilempari popcorn dan es batu, serta mengalami penolakan selama bepergian.

Meski demikian, para pemain muda itu tetap melanjutkan pertandingan. Tim Loyola Ramblers berhasil mengalahkan Mississippi State Bulldogs dengan skor 61–51, bahkan kemudian menjuarai turnamen nasional tersebut. Namun, apa yang sesungguhnya dipuji pada pertandingan malam itu? Langkah perubahan dari kebencian menuju kasih. Itulah yang Yesus ajarkan, “Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu” (Luk. 6:27).

Perintah Allah adalah konsep yang mengubahkan hidup. Untuk mengasihi musuh-musuh kita seperti yang Kristus ajarkan, kita harus menjalankan perubahan mendasar yang dimandatkan-Nya. Rasul Paulus menulis, “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2Kor. 5:17). Akan tetapi, bagaimana pembaruan-Nya di dalam kita mengenyahkan yang lama? Dengan kasih. Hanya dengan itu kita dapat melihat Dia hadir dalam diri sesama kita. —Patricia Raybon

WAWASAN
Perintah-perintah sulit yang Yesus berikan dalam Lukas 6:27-31 sudah jelas: kita harus mengasihi, memberkati, dan berbuat baik kepada orang lain. Namun, setelah membaca lebih lanjut, kita melihat alasan bagi perintah-perintah itu: “Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (ay.35-36). Ketika para pengikut Yesus tidak membalas kebencian, pelecehan, dan keegoisan orang lain, mereka telah menunjukkan identitas mereka sebagai anak-anak dari Bapa Surgawi yang menunjukkan belas kasih-Nya tanpa pandang bulu. Seruan Paulus dalam Efesus 5:1-2 mengutarakan pemikiran serupa: “Jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.” —Arthur Jackson

Dari Kebencian Menuju Kasih

Hal apa yang membuat kamu cenderung memandang orang lain sebagai musuh? Perubahan apa yang akan terjadi ketika kamu melawan kebencian dengan kasih Yesus?

Tolonglah aku, Allah Mahakasih, untuk memandang orang lain bukan sebagai musuh, melainkan sebagai umat-Mu yang mulia, yang patut kukasihi seperti Tuhan Yesus mengasihi mereka.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 23-25; Markus 14:1-26

Bagikan Konten Ini
44 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

  2. Cindy Christ Herviani
    Cindy Christ Herviani says:

    Tuhan Yesus selalu mengajarkan seperti apa itu kasih dan bagaimana kita mengasihi bahkan dalam mengasihi musuh kita sekalipun.. Tuhan Yesus memberkati.. amin..

  3. Adenita Cynthia Sihombing
    Adenita Cynthia Sihombing says:

    Allah tolonglah aku untuk bisa mengasihi orang yang pernah menyakiti aku 🥺

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Amin ya bpk karna engkau adalah bpk aumbee kqsih ajar kami bpk untk bisa mengasihi sesama aeperti engkau sdh mengaaihi anak2mu jadi kan aeluruh anak 2 mu bpk menjadi saluran berkat untk kemulyaan mamamu ya bpk amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *